Unik! Begini Perkembangan Makanan Astronot dari Masa ke Masa
Pernahkah Moms membayangkan bagaimana para astronot makan di lingkungan dengan gravitasi nol? Tentu sangat berbeda dengan menyantap makanan di bumi.
Teknologi terus dikembangkan agar makanan yang disajikan di pesawat luar angkasa seenak masakan di bumi namun tetap memenuhi kriteria lain seperti mencukupi kebutuhan gizi para angkasawan, praktis disajikan, tahan lama, dan sebagainya.
Dari tahun ke tahun, inilah perkembangan makanan astronot di luar angkasa!
Baca Juga: Ini Dia Makanan Favorit Jokowi, Ma'ruf, Prabowo, dan Sandi!
1. Project Mercury (1958-1963)
Foto: airandspace.si.edu
Saat itu, makanan astronot berupa puree atau pasta yang dimasukkan ke dalam tube seperti kemasan pasta gigi dan dihisap melalui sedotan.
Yuri Gagarin saat bersantap siang di pesawat Vostok I pada 1961 menghabiskan tiga tube berukuran 160 gram. Dua berisi daging puree, sedangkan satu lagi adalah saus cokelat.
Di masa ini, para ahli khawatir bahwa gravitasi nol bisa mengganggu proses menelan makanan. Namun, astronot Amerika John Glenn pada 1962 membuktikan bahwa tidak ada masalah.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi para astronot kala itu. Mereka tidak berselera menyantap makanan yang disajikan dalam bentuk kubus kecil, bubuk, dan tube.
Mereka juga kesulitan menghidrasi makanan yang dikeringkan dengan cara dibekukan, serta tidak suka jika harus makan dari tube atau mengumpulkan remah-remah makanan yang beterbangan.
2. Project Gemini (1961-1966)
Foto: airandspace.si.edu
Inovasi makanan astronot berikutnya adalah pada Project Gemini. Makanan ini dihilangkan kandungan airnya, dikeringkan dengan cara dibekukan, serta makanan dengan ukuran sekali santap.
Sebelum disantap, makanan kering diberi air dulu dengan alat sel hidrogen-oksigen. Makanan-makanan ini juga dilapisi gelatin atau minyak agar tidak memiliki remahan.
Makanan astronot freeze-dried dibuat dengan membekukan makanan matang secara cepat, lalu memasukkannya ke ruang kedap udara.
Di situ, makanan dipanaskan untuk mengurangi kandungan airnya, namun minyak alaminya dipertahankan. Setelah itu, makanan dikemas dalam kantong kedap udara laminasi empat lapis dengan katup air di ujungnya.
Makanan yang dikeringkan dengan cara ini dapat terjaga gizi, rasa, dan kualitasnya dalam waktu hampir tak terbatas. Bobotnya pun sangat ringan, ringkas, dan tak perlu disimpan di kulkas.
Baca Juga: 6 Makanan Ringan Khas Indonesia yang Terbuat Dari Bahan Kelapa
3. Apollo Program (1960-1972)
Foto: airandspace.si.edu
Di Project Gemini, hanya tersedia air dingin untuk ‘menyeduh’ makanan. Namun, di Apollo Program, sistem air yang lebih canggih memungkinkan keluarnya air dingin dan panas. Makanan astronot lebih mengundang selera karena bisa dinikmati panas.
Selain itu ada beberapa kemajuan lain, salah satunya kantong yang memiliki velkro untuk menempelkan makanan ke permukaan pesawat sehingga tidak melayang-layang ketika akan disantap.
Saat malam Natal, para astronot juga bisa menikmati daging kalkun dengan kuah kaldu kental dan saus cranberry yang tidak perlu ‘diseduh’ dan bisa disantap menggunakan sendok.
4. Skylab Program (1973-1974)
Foto: spaceflight.nasa.gov
Stasiun luar angkasa yang lebih besar memungkinkan keberadaan dapur, kulkas, dan freezer. Jadi, para angkasawan bisa memasak.
Makanan pun bisa awet dengan dibekukan. Selain itu, para astronot akhirnya bisa menikmati makanan kesukaan mereka, es krim.
Karena Skylab bergantung pada sel tenaga surya dan tidak lagi pada sel bahan bakar penghasil air seperti di Gemini dan Apollo, makanan kering dibatasi untuk menjaga pasokan air.
Pengalaman makan terasa lebih ‘normal’ karena ada meja dan kursi makan dengan penahan kaki dan paha agar astronot tidak melayang saat duduk.
Selain itu juga tersedia nampan yang bisa menghangatkan makanan serta memiliki magnet untuk menahan peralatan makan. Makanannya sama dengan di program Apollo, tapi ditempatkan di kaleng, bukan di kantong.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini 5 Tata Cara Makan Korean Barbecue!
5. Sekarang
Foto: nasa.gov
Saat ini makanan astronot sudah mendekati makanan sehari-hari orang biasa. Buah dan sayuran yang bisa disimpan di suhu ruang kini dibawa ke luar angkasa. Pilihan makanan utama pun lebih banyak.
Para astronot seringkali memesan menu yang disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Terkadang, mereka meminta dendeng sapi karena ringan, padat kalori, serta bisa dinikmati di luar angkasa tanpa memerlukan kemasan khusus dan tidak berubah kondisinya.
Itu dia perkembangan makanan astronot dari dulu hingga sekarang. Tidak terbayang ya makan makanan seperti pasta gigi seperti astronot generasi awal!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.