09 Juni 2024

Ketahui Pernikahan Adat Jawa yang Penuh Doa dan Makna

Masih sering dilaksanakan, inilah prosesi pernikahan adat suku Jawa yang perlu Moms ketahui.
Ketahui Pernikahan Adat Jawa yang Penuh Doa dan Makna

Foto: Orami Photo Stock

Pernah melihat atau mengikuti pernikahan adat Jawa? Yuk, simak paparan di bawah ini, Moms!

Pernikahan merupakan upacara sakral yang menyatukan kedua insan untuk membangun sebuah kehidupan baru bersama.

Dengan keragaman budaya dan suku di Indonesia, pernikahan yang dilangsungkan menurut adat daerah bukanlah hal asing.

Salah satunya pernikahan adat Jawa.

Bagaimana prosesi pernikahan adat Jawa dan apa saja pakaian yang biasanya digunakan?

Baca Juga: Intip 10 Arti Simbol Kembar Mayang dalam Pernikahan Jawa

Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan Adat Jawa
Foto: Pernikahan Adat Jawa (Kerajinanindonesia.id)

Suku Jawa adalah populasi suku yang paling banyak di Indonesia, sehingga pernikahan adat Jawa adalah salah satu adat pernikahan yang paling banyak di lakukan oleh para pengantin di Indonesia.

Karena suku Jawa merupakan suku yang paling banyak jumlahnya dan tersebar di berbagai provinsi di Indonesia, biasanya hampir di setiap daerah di Indonesia akan ada pengantin yang melaksanakan pernikahan adat Jawa.

Baca Juga: Sederet Keunikan Pakaian Adat Kalimantan Utara, Simak Moms!

Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan
Foto: Pernikahan (wedinspire.com)

Pernikahan adat Jawa memiliki banyak prosesi yang harus dilaksanakan oleh kedua pengantin dan juga keluarga pengantin.

Banyaknya prosesi pernikahan adat Jawa ini tidak serta merta hanya untuk memeriahkan pernikahan.

Dilansir dari Weddingku, banyak sekali makna yang terkandung di setiap prosesi pernikahan adat Jawa ini.

1. Prosesi Pranikah

Prosesi Siraman (instagram.com/inframe_photo)
Foto: Prosesi Siraman (instagram.com/inframe_photo)

Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, terdapat beberapa prosesi sebelum pernikahan dilangsungkan.

Hal tersebut bertujuan agar masing-masing pengantin dan keluarga dapat mempersiapkan diri.

Serta untuk berdoa dan minta didoakan oleh keluarga besar agar pernikahan berjalan lancar dan kehidupan setelah pernikahan berjalan dengan lancar.

Berikut ini beberapa prosesi pernikahan adat Jawa pranikah:

  • Pasang Tarub, Bleketepe, dan Tawuhan

Prosesi pernikahan adat Jawa diawali dengan pemasangan tarub, bleketepe, dan tawuhan.

Tarub merupakan atap sementara atau peneduh di halaman rumah, yang dihiasi janur melengkung.

Karena fungsi peneduh sudah diganti dengan tenda yang lebih mudah dan fungsional, tarub digunakan hanya sebagai simbolis saja.

Bleketepe merupakan anyaman daun kelapa tua yang dipasang oleh oleh orang tua mempelai wanita.

Sedangkan tuwuhan adalah tumbuh-tumbuhan seperti pisang raja, kelapa muda, batang padi, janur, yang dipasang di kiri dan kanan gerbang.

Tuwuhan bermakna harapan agar calon pengantin memperoleh keturunan yang sehat, beretika, berkecukupan, dan bahagia.

Baca Juga: Contoh Teks Sungkeman Pernikahan, Intim dan Mengharukan!

  • Sungkeman

Kedua calon pengantin melakukan sungkeman kepada orang tua masing-masing.

Prosesi pernikahan adat jawa sungkeman ini bermaksud meminta doa dan restu dari kedua orangtua calon pengantin.

  • Siraman

Prosesi pernikahan adat jawa selanjutnya adalah siraman. Siraman memiliki makna sebagai penyucian diri dengan tujuan ketika memasuki hari pernikahan, kedua calon pengantin dalam keadaan suci lahir dan batin.

Siraman dilakukan oleh kedua orangtua, dilanjutkan keluarga terdekat atau yang sudah menikah untuk dimintai restunya.

Penyiram ditentukan dalam jumlah ganjil, biasanya tujuh atau sembilan orang.

  • Adol Dawet

Adol dawet yang dalam bahasa Indonesia adalah berjualan dawet. Berjualan dawet dilakukan oleh kedua orangtua calon pengantin kepada tamu undangan yang hadir.

Namun tidak secara harfiah dijual, prosesi pernikahan adat Jawa ini memiliki maksud orang tua yang memberikan contoh kepada calon pengantin bahwa hidup setelah pernikahan harus saling gotong royong.

  • Midodareni

Midodareni diartikan sebagai bidadari. Prosesi malam sebelum melepas masa lajang ini memiliki harapan sang calon pengantin wanita akan terlihat cantik esok harinya seperti bidadari dari surga.

Prosesi ini, calon pengantin wanita ditemani oleh keluarga saja dan dilarang bertemu dengan calon suaminya karena akan menerima nasehat-nasehat yang berkaitan dengan pernikahan.

Baca Juga: 10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum Pernikahan

2. Prosesi Puncak (Akad Nikah)

Adat Jawa
Foto: Adat Jawa (instagram.com/paula_verhoeven)

Setelah tadi prosesi pernikahan adat Jawa yang dilaksanakan pranikah, dilansir dari Bridestory.

Berikut ini beberapa prosesi pernikahan adat Jawa saat acara puncak akad nikah:

  • Upacara Pernikahan

Prosesi ini berlangsung ketika kedua pengantin mengikat dan menjalankan sumpah di hadapan penghulu, orang tua, wali, dan tamu undangan untuk meresmikan pernikahan secara keagamaan.

Pada prosesi pernikahan adat Jawa ini kedua pengantin akan mengenakan pakaian tradisional adat Jawa berwarna putih sebagai lambang kesucian.

  • Panggih

Panggih yang dalam Bahasa Indonesia berarti bertemu.

Prosesi ini adalah di mana kedua pengantin yang telah resmi menikah bertemu sebagai sepasang suami istri.

Baca Juga: Mengenal Panggih Pengantin, Prosesi Pernikahan Adat Jawa


  • Balang Gantal

Gantal atau sirih merupakan benang putih yang diikat.

Kemudian kedua pengantin akan saling melempar gantal tersebut.

Pengantin pria melemparkan gantal ke arah dada pengantin wanita yang diartikan bahwa ia telah mengambil hati sang kekasih.

Sedangkan pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami.

  • Wijikan

Wijikan dikenal juga sebagai ranupada. Ranu berarti air dan pada berarti kaki.

Ritual ini dilakukan oleh pengantin wanita yang menyirami kaki mempelai pria sebanyak tiga kali.

Prosesi ini mencerminkan wujud bakti istri kepada suami, serta menghilangkan halangan menuju rumah tangga bahagia.

  • Sinduran

Pada prosesi ini kedua pengantin akan dibalut oleh kain sindur sembari yang diantar menuju pelaminan oleh ayah pengantin wanita.

Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin agar menjalani pernikahan mereka dengan semangat dan penuh gairah.

Baca Juga: 10+ Model Henna Pengantin Muslim, Cantik dan Indah!

  • Bobot Timbang

Prosesi ini dilakukan oleh ayah pengantin wanita yang menimbang anak sendiri dan menantu dengan cara memangku kedua mempelai.

Lalu, ibu pengantin akan menanyakan kepada ayah, siapa yang lebih berat di antara mereka.

Kemudian, ayah akan menjawabnya jika keduanya sama beratnya.

Makna dari prosesi ini adalah diharapkan bahwa kedua anak mengetahui bahwa tidak ada perbedaan kasih sayang antara mereka.

  • Ngunjuk Rujak Degan

Rujak degan merupakan minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda.

Prosesi minum air kelapa ini dilakukan secara bergilir dalam satu gelas untuk satu keluarga.

Prosesi dimulai dari ayah untuk diteruskan kepada ibu, kemudian diberikan kepada kedua pengantin.

Air kelapa bermakna sebagai air suci yang dapat membersihkan rohani seluruh anggota keluarga.

  • Dulangan

Prosesi ini adalah prosesi menyuapi antara kedua pengantin sebanyak tiga kali.

Prosesi ini sebagai simbol bahwa kedua pengantin akan selalu menolong satu sama lain dan juga saling memadu kasih hingga tua.

  • Sungkeman

Prosesi pernikahan adat Jawa yang terakhir adalah sungkeman.

Sungkeman dilakukan kedua pengantin kepada orang tua masing-masing.

Lalu setelah itu, dilanjutkan kepada mertua masing-masing sebagai tanda penghormatan kepada orang tua yang telah membesarkan mereka hingga menikah.

Baca Juga: 17+ Rekomendasi Hantaran Pengantin dan Seserahan Penuh Makna

Pernikahan Adat Jawa Hijab

Make Up Adat Jawa (instagram.com/bella.kusuma_)
Foto: Make Up Adat Jawa (instagram.com/bella.kusuma_)

Dikutip dari Wedding Market, biasanya busana pernikahan adat Jawa berwarna hitam dengan aksen emas.

Hal tersebut bukan tanpa sebab.

Warna hitam dipilih karena merupakan simbol kebijaksanaan dan kesempurnaan dalam falsafah adat Jawa.

Busana pernikahan adat Jawa memang tampil beda dari baju pernikahan pada umumnya karena membawa makna yang begitu besar.

Dengan menggunakan busana pernikahan berwarna hitam, maka diharapkan rumah tangga pasangan suami istri ini akan senantiasa dilimpahi kebijaksanaan dan menuju kesempurnaan yang mereka harapkan.

Saat ini, banyak sekali pengantin yang memilih untuk menggunakan hijab saat pernikahannya.

Mereka ingin tampil sesuai adat kebudayaan mereka tetapi tidak meninggalkan perintah agama mereka.

Jangan khawatir, karena saat ini banyak sekali busana pernikahan adat Jawa hijab yang merupakan modifikasi dari busana pernikahan adat Jawa yang seharusnya.

Berikut ini beberapa variasi busana pernikahan adat Jawa hijab yang bisa dijadikan referensi:

1. Warna Hijab Sama Dengan Warna Aksesoris

Untuk busana pernikahan adat Jawa hijab, pasangan pengantin bisa mengenakan sepasang busana pernikahan adat Jawa yang berbahan dasar beludru berwarna hitam dengan detail bordir warna emas.

Untuk menyesuaikan dengan pakaian, maka warna aksesoris lainnya juga berwarna emas, dan dilengkapi dengan ronce melati.

Untuk menyeimbangkan warna tersebut, pengantin wanita bisa menggunakan hijab berwarna emas dengan detail renda dan penutup leher yang berwarna emas, sehingga secara keseluruhan penampilannya menjadi serasi.

Pengantin pria juga dapat dilengkapi dengan blangkon yang memiliki ornamen berwarna emas.

Baca Juga: Pernikahan Adat Sunda, Begini Prosesi dan Baju yang Dikenakan Pengantin

2. Menggunakan Paes Saat Berhijab

Banyak sekali pengantin wanita yang ragu bisa atau tidak menggunakan paes saat menggunakan busana pernikahan adat jawa hijab.

Paes adalah lukisan berbentuk lengkung-lengkung tertentu yang dilukis pada dahi pengantin wanita Jawa.

Jika memakai hijab, namun ingin tetap memakai paes pada riasan pernikahan, tidak perlu khawatir, sekarang hal tersebut bisa diusahakan.

Khusus untuk pengantin Jawa yang ingin mengenakan busana pernikahan adat Jawa hijab dan paes, terdapat modifikasi khusus untuk bagian kepalanya.


Biasanya, yang berwarna hitam di atas kepala sang pengantin merupakan rambutnya yang disasak kemudian dibentuk membulat.

Sementara jika memakai hijab, maka rambut hanya akan diikat dan tersembunyi di bawah aksesoris tambahan yang bentuknya menyerupai rambut yang disasak tadi.

Jadi, rambut tetap tertutup dan semua bagian yang berwarna hitam di atas kepala tersebut merupakan ornamen tambahan untuk menggantikan posisi rambut.

Setelah digabungkan dengan paes di bagian depan, maka semua akan tampak pengantin Jawa dengan riasan paes dan sanggul Jawa khas tradisional seperti yang tidak memakai hijab.

Baca Juga: 15+ Tutorial Hijab Pashmina Simpel, Pas Buat Kondangan!

Pernikahan Adat Jawa Modern

Pernikahan Adat Jawa Modern (instagram.com/amandaanggrs)
Foto: Pernikahan Adat Jawa Modern (instagram.com/amandaanggrs)

Seiring perkembangan zaman, penggunaan busana pernikahan adat jawa kian hari kian dipengaruhi oleh gaya busana pengantin luar negeri yang lebih modern.

Tidak hanya berwarna hitam, tetapi banyak warna dipilih untuk busana pernikahan adat Jawa modern.

Berikut ini beberapa ciri busana pernikahan adat Jawa modern yang bisa menjadi referensi:

1. Penggunaan Brokat dan Beludru

Saat ini busana pernikahan adat Jawa modern memiliki modifikasi yang dilakukan dengan memberi sentuhan internasional.

Salah satunya adalah memadukan bahan beludru dan brokat menjadi gaun yang indah.

Kemudian untuk bagian belakang dibiarkan menjuntai membentuk ekor panjang dengan aksen payet emas yang berbentuk ukiran dan sulaman khas Jawa.

Baca Juga: 32 Film Romantis Thailand, Bisa Bikin Hubungan Makin Mesra

2. Kebaya Kontemporer

Perbedaan mencolok busana pernikahan adat Jawa modern terletak pada desain bagian depan kebaya.

Sebelumnya, busana hanya berbentuk lurus dan bagian dada tertutup.

Sekarang dikreasikan lebih variatif, dengan menambahkan lengan cape dan sweetheart hingga asimetris untuk memberi kesan modern.

Warnanya lebih beragam, tidak melulu putih, merah atau hitam, tapi ada warna-warna kekinian yang kemudian diseragamkan dengan jas pengantin pria.

Baca Juga: 51 Ucapan Selamat Menikah Kreatif dan Penuh Makna untuk Pengantin Baru

3. Desain Modern

Bahan beludru masih jadi pilihan utama untuk busana pernikahan adat Jawa modern, namun warnanya dibuat lebih berani.

Ada yang memilih warna kuning, oranye, hingga warna modifikasi.

Tapi untuk hiasan masih mempertahankan payet atau motif ukiran Jawa.

Desainnya pun banyak dimodifikasi dengan tambahan cutting gaun modern.

Cara Menentukan Tanggal Baik Pernikahan Adat Jawa

Kalender
Foto: Kalender (Freepik)

Menentukan tanggal yang baik untuk pernikahan dalam adat Jawa sering kali melibatkan kajian pada kalender Jawa atau serangkaian tradisi dan kepercayaan yang diwarisi dari leluhur.

Berikut adalah beberapa langkah umum yang biasanya dilakukan untuk menentukan tanggal yang baik:

1. Konsultasi dengan Sesepuh atau Ahli Tradisi

Biasanya, keluarga akan berkonsultasi dengan sesepuh atau tokoh adat yang berpengalaman dalam menentukan tanggal baik berdasarkan kalender Jawa dan kepercayaan tradisional.

Mereka akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pasaran (weton), bulan, dan bintang-bintang dalam menentukan tanggal yang dianggap baik.

2. Memperhatikan Pasaran (Weton)

Pasaran atau weton merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tanggal baik dalam budaya Jawa.

Pasaran adalah satu dari lima hari dalam siklus pekan Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) yang diyakini memiliki pengaruh tertentu terhadap keberuntungan dan nasib seseorang.

3. Memperhitungkan Bulan dan Bintang

Beberapa keluarga juga mempertimbangkan bulan dan bintang dalam menentukan tanggal pernikahan.

Bulan dan bintang yang dianggap baik dapat memberikan harapan akan keberuntungan dan kebahagiaan dalam pernikahan.

4. Melakukan Upacara Tirakat

Sebelum menentukan tanggal pernikahan, sering kali dilakukan upacara tirakat atau ritual keagamaan untuk memohon berkah dan petunjuk dari Tuhan atau leluhur.

Dalam upacara ini, keluarga memohon petunjuk tentang tanggal yang baik untuk melangsungkan pernikahan.

5. Memperhatikan Masa Musim Pernikahan

Beberapa keluarga juga mempertimbangkan musim pernikahan yang dianggap baik, terutama untuk memastikan cuaca yang cerah dan kondisi lingkungan yang nyaman selama pernikahan

Baca Juga: 27 Inspirasi Kado Pernikahan untuk Sahabat, Pasti Berkesan!

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, keluarga biasanya dapat menemukan tanggal yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan dalam adat Jawa.

Itu dia prosesi pernikahan adat Jawa dan juga busana yang biasanya digunakan dan dapat menjadi referensi untuk pernikahan yang akan diselenggarakan.

Jangan lupa untuk selalu sesuaikan busana dengan postur tubuh dan tempat acara berlangsung, agar pengantin tetap merasa nyaman selama berlangsungnya acara.

Semoga bermanfaat ya, Moms!

  • https://www.weddingku.com/blog/ritual-pernikahan-adat-jawa
  • https://www.bridestory.com/id/blog/panduan-rangkaian-prosesi-pernikahan-adat-jawa-beserta-makna-di-balik-setiap-ritualnya
  • https://weddingmarket.com/artikel/modifikasi-baju-pernikahan-adat-jawa

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.