Kenali Istilah Ghosting dan Alasan Orang Melakukannya serta Dampak yang Timbul pada Korbannya
Dalam hubungan pendekatan, tidak jarang orang mengalami ghosting.
Mengutip International Journal of Environmental Research of Public Health, ini adalah istilah kencan sehari-hari yang relatif baru yang mengacu pada pemutusan kontak secara tiba-tiba dengan seseorang tanpa memberikan peringatan atau penjelasan apa pun kepada orang tersebut.
Bahkan ketika orang yang ditinggalkan mencoba menjangkau untuk memulai kembali kontak atau berusaha mendapatkan kejelasan akan hubungan tersebut, yang ia dapatkan hanya keheningan dan tanpa informasi yang jelas.
Seperti yang Moms lihat, tindakan yang populer di masa online dating ini disebut ghosting karena seseorang yang pada dasarnya "menghilang" seolah-olah mereka adalah seorang hantu.
Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada hubungan romantis, tetapi secara teknis dapat merujuk pada skenario apa pun di mana kontak tiba-tiba berhenti, termasuk dalam relasi profesional, persahabatan, bahkan hubungan keluarga.
Baca Juga: Mengenal Pillow Talk dan Manfaatnya dalam Hubungan
Sejarah Istilah Ghosting
Istilah "ghosting" menjadi cukup sering digunakan sekitar tujuh tahun yang lalu bersamaan dengan lonjakan aplikasi kencan online.
Bahkan istilah ini secara resmi masuk dalam kamus Merriam-Webster pada 2017.
Menariknya, istilah itu sebenarnya digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa penulis dan cendekiawan budaya populer bahkan telah menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan tulisan hantu dalam musik hip-hop.
Kata "ghosting" mendapatkan popularitas jauh sebelum 2017 melalui hip-hop tahun 90-an, sering kali dalam arti "melarikan diri".
Mengutip Very Well Mind, Bree Jenkis menyebutkan bahwa tindakan ghosting sudah ada jauh sebelum era digital. Menurutnya, ghosting adalah tindakan meninggalkan seseorang tanpa alasan.
Asal mulanya bahkan merupakan tindakan sederhana, yaitu meninggalkan pesta atau pertemuan sosial tanpa pemberitahuan dan tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Namun, kini istilah ghosting menjadi populer karena aplikasi kencan online kini membuat seseorang jadi lebih mudah untuk melakukan tindakan ini.
Baca Juga: 8 Manfaat Bunga Kencana Ungu untuk Kesehatan, Pernah Coba?
Alasan Mengapa Orang Melakukan Ghosting
Ada dua alasan utama mengapa seseorang melakukan tindakan ghosting kepada orang lain, dan seringkali itu adalah kombinasi dari keduanya.
1. Menjadi Cara Termudah untuk Menghindar karena Tidak Tertarik
Hal pertama mengapa seseorang melakukan ghosting adalah bahwa beberapa orang merasa jauh lebih mudah untuk melakukan hal ini kepada seseorang.
Daripada harus melakukan pembicaraan dari hati ke hati yang canggung dan tidak nyaman tentang mengapa ia tidak tertarik untuk mempertahankan hubungannya.
Orang yang melakukan ghosting sering kali ingin menghindari konfrontasi atau berurusan dengan perasaan sakit hati orang lain, jadi mereka cukup menghentikan semua komunikasi dan berharap petunjuknya tersampaikan.
2. Terlalu Banyak Pilihan dan Kelelahan
Margaret Seide, MD, seorang psikiater bersertifikat yang berbasis di New York City menyebutkan bahwa berkat aplikasi kencan online, kini orang memiliki banyak pilihan.
Karena ada begitu banyak pilihan, maka seseorang pun akan memilih yang mana pasangan kencan idealnya bagi dirinya sendiri.
Namun kadang saat berkenalan pun, dua orang jadi ragu untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya karena mereka menyadari bahwa ada hal di antara mereka yang kurang cocok.
Daripada membicarakannya langsung yang membuat mereka bisa melelahkan, maka ghosting dipilih sebagai cara mengakhiri hubungan.
Baca Juga: Menghadapi Putus Cinta Berdasarkan 5 Tipe Kepribadian
Dampak Ghosting terhadap Seseorang yang Menjadi Korban
Seperti yang dapat Moms bayangkan atau ketahui dari pengalaman pribadi, ghosting dapat memiliki dampak psikologis yang nyata pada orang yang sedang "dihantui".
Perasaan yang dirasakan hampir seperti kehilangan atau kesedihan yang tiba-tiba, terutama saat pertama kali Moms menjadi korbannya.
Moms terkejut, dan menyangkal, serta memikirkan hal-hal seperti "mungkin mereka tidak melihat pesan yang saya kirimkan" kemudian Moms merasa marah.
Selanjutnya, perasaan depresi dapat muncul bersamaan dengan perasaan rendah diri saat Moms secara mental memeriksa kembali hubungan dan percakapan terakhir untuk kemungkinan tanda peringatan.
Ditinggalkan secara tiba-tiba tanpa penjelasan memang bisa memicu banyak emosi.
Korbannya bahkan bisa merasa rendah diri dan merasa tidak diperlakukan secara manusiawi.
Butuh beberapa waktu untuk mengatasi rasa sakit ini, tetapi dengan penerimaan, seseorang bisa akan kembali melanjutkan hidupnya dengan baik.
Untuk mengatasi situasi ini, Moms bisa mencoba mengirimkan pesan kepada orang yang melakukan tindakan ghosting. Misalnya begini:
"Hai, saya sudah lama tidak mendengar kabar dari kamu. Saya tidak yakin apa yang terjadi, tetapi saya tidak ingin melanjutkan hubungannya.
Waktu saya sangat berharga dan saya tidak ingin membiarkan pintu hati tetap terbuka. Semoga berhasil dengan kehidupan yang tengah dijalani, ya."
Meskipun seorang ghoster (orang yang melakukan ghosting) mungkin tidak merespons, Moms sudah melakukan hal yang tepat untuk akhirnya bisa menghentikan hubungan ini.
Pengaruh Ghosting Terhadap Ghoster
Ghosting tidak hanya berdampak pada seseorang yang ditinggalkan, tetapi juga dapat merugikan ghoster.
Intinya di sini adalah bahwa ghosting adalah cara pasif-agresif untuk mengakhiri hubungan, atau jalan keluar yang mudah. Bagaimanapun, itu tidak membantu ghoster dalam kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Ingat, tidak ada cara untuk memiliki hubungan jangka panjang yang sehat tanpa mampu mengatasi masalah dan menggunakan keterampilan komunikasi.
Saat seseorang melakukan ghosting, maka ia menciptakan sendiri pola pemecahan masalah yang tidak sehat untuk diri mereka sendiri dan dikhawatirkan cara ini menyebar di masyarakat dan kemudian menjadi sesuatu yang wajar dilakukan.
Padahal ini sama sekali bukan cara yang bijaksana dalam mengakhiri hubungan.
Baca Juga: Suami Berbohong dan Berselingkuh, Bagaimana Mengatasinya?
Cara Menghindari Ghosting agar Tidak Melukai Orang Lain
Menghindari jalur ghosting yang mudah akan menguntungkan kedua belah pihak.
Hal terbaik yang dapat dilakukan saat mengakhiri suatu hubungan, baik panjang maupun pendek, adalah memperlakukan orang lain seperti seseorang ingin diperlakukan.
Ada beberapa jenis cara mengakhiri hubungan yang mungkin bisa ditiru tanpa harus melukai perasaan orang lain. Misalnya:
"Hei, saya akui kamu adalah orang yang menarik dan luar biasa, tapi aku tidak merasa hubungan ini berhasil di antara kita. Saya menghargai waktu kamu dan hanya ingin jujur bahwa saya tidak ingin melanjutkan ke tahap lebih lanjut."
Atau, "Hai.. senang mengenal kamu, tetapi saya telah memutuskan untuk berhenti berkencan dan tidak ingin membuang waktu atau berlaku tidak jujur. Semoga sukses dengan segala hal dalam kehidupanmu."
Pesan-pesan ini singkat dan jujur dan menandakan bahwa seseorang tidak ingin percakapan yang panjang dan berlarut-larut.
Mungkin saja seseorang mendapatkan reaksi negatif atau sakit hati, tetapi jauh lebih baik untuk keluar dari hubungan setelah memberikan penjelasan dan penutupan daripada melakukan ghosting.
Boleh atau Tidaknya Melakukan Ghosting pada Seseorang
Dalam banyak kasus, ghosting dianggap sebagai cara yang tidak sopan untuk dilakukan saat mencoba untuk tidak berbicara dengan seseorang lagi, atau terutama saat mengakhiri hubungan yang lebih serius.
Namun, pasti ada kondisi yang dianggap pengecualian, dan dirasa lebih baik jika melakukannya, ketika komunikasi lebih lanjut bisa menjadi hal yang buruk atau bahkan berpotensi tidak aman.
Situasi di mana ghosting bisa masuk akal adalah jika seseorang mengetahui orang tersebut sudah menikah atau dalam suatu hubungan dengan yang lain, berpartisipasi dalam perilaku ilegal atau tidak menyenangkan, atau jika mereka menunjukkan sifat-sifat toxic.
Dalam kasus seperti itu, seseorang tidak berutang penjelasan kepada orang tersebut dan dapat mengakhiri hubungan secara tiba-tiba.
Selain itu, jika seseorang merasa tidak nyaman atau merasa terancam oleh seseorang dengan cara apa pun, ingatlah bahwa yang terbaik adalah mengikuti naluri.
Seseorang mungkin memiliki firasat buruk. Dalam kasus seperti ini melakukan ghosting adalah langkah tepat untuk melindungi diri.
Jika seseorang merasa kepentingan terbaik adalah memutuskan kontak sepenuhnya dengan orang yang bersangkutan, jangan biarkan perasaan bersalah menghalangi melakukan apa yang benar dan apa yang pada akhirnya akan membuat diri sendiri tetap aman.
Baca Juga: 14 Cara Memperbaiki Hubungan Setelah Perselingkuhan Istri
Ghosting telah menjadi hal yang umum di era digital, tetapi hanya karena ada sesuatu yang mudah atau umum tidak berarti itu selalu merupakan hal yang ideal untuk diambil dan dilakukan.
Pertimbangkan bagaimana ghosting dapat memengaruhi kedua belah pihak, dan lakukan yang terbaik untuk memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan kejujuran.
Jika orang terdekat Moms adalah orang yang menjadi korban ghosting, tidak apa-apa jika ia merasa bingung, sedih, dan marah.
Mengirimkan catatan singkat untuk mengakhiri hubungan sendiri dapat membantu ia mendapatkan kembali rasa kekuatan dan kepercayaan diri dan memberi penutupan.
Namun, jika ia merasa terancam atau sangat tidak nyaman oleh seseorang, ia tidak berutang apa pun kepada mereka.
Terkadang ghosting, jika digunakan dengan bijaksana, bisa menjadi mode perlindungan diri yang sehat dan menjauhkan diri dari situasi yang berpotensi membahayakan.
- https://www.mdpi.com/1660-4601/17/3/1116
- https://www.verywellmind.com/what-is-ghosting-5071864
- https://www.merriam-webster.com/dictionary/ghosting
- https://www.menshealth.com/sex-women/a25560707/what-is-ghosting/
- https://www.nytimes.com/2019/01/22/smarter-living/why-people-ghost-and-how-to-get-over-it.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.