Pertemanan Mom Squad, Tulus atau Palsu?
Saat ini istilah squad sangat akrab di telinga kita. Squad adalah sebutan bagi geng pertemanan yang biasanya selalu tampil kompak.
Para ibu juga punya geng pertemanan semacam ini, biasanya disebut dengan istilah mom squad. Banyak artis yang juga memiliki mom squad, seperti Nia Ramadhani, Krisdayanti, Ashanty, dan Alice Norin.
Kelompok pertemanan seperti ini sangat menarik perhatian karena satu geng tampak sangat akrab dan klop.
Pastinya Moms juga pernah atau sedang memiliki kelompok pertemanan seperti ini kan? Tapi sebenarnya, pertemanan mom squad ini tulus atau palsu ya?
Plus dan Minus Mom Squad
Pertemanan mom squad mengingatkan kita saat zaman sekolah yang ‘menuntut’ kita memiliki dan menuruti segala peraturan dalam geng jika tidak mau dikucilkan atau dianggap aneh.
Tentunya tidak semua mom squad seperti itu, apalagi sebenarnya mom squad bermanfaat bagi kita jika dijalani dengan baik.
“Kelompok pertemanan sebenarnya antara perlu dan tidak. Diperlukan karena sebagai ibu kita butuh dukungan dan butuh saling berbagi dengan sesama ibu-ibu lainnya,” ujar psikolog keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si kepada Orami.
Menurut psikolog yang akrab disapa Nina ini, mom squad menjadi tidak diperlukan ketika terjadi hubungan yang tidak sehat di dalamnya.
Hubungan tidak sehat ini berupa persaingan, tidak mengizinkan kita berteman dengan orang lain di luar squad, terlalu menuntut atau memaksa, dan bersikap nyinyir.
“Misalnya, kalau ketemu harus semuanya pakai baju pink fuschia, kan itu susah, tidak semua orang punya baju dengan warna itu. Tapi kalau tidak pakai warna itu, kita akan merasa terkucilkan dan bisa diledek oleh anggota kelompok pertemanan itu,” urai Nina.
Baca juga: 3 Cara Menghadapi Mom Wars, Persaingan Antar Ibu
Ketika Mom Squad Sudah Tidak Lagi Sehat
Tidak mudah membedakan pertemanan yang tulus atau tidak. Biasanya ketulusan akan bisa dilihat ketika kita sudah berteman dalam jangka waktu yang lama dengan orang-orang tersebut.
Nina berpendapat bahwa sebaiknya kita tidak terlalu memusingkan apakah teman-teman itu tulus atau tidak.
Karena bisa saja mereka tulus tapi pembawaan mereka tidak terlihat tulus, atau sebaliknya, tidak tulus tapi terlihat tulus.
Mereka juga bisa saja sedan tidak tulus karena sedang mengalami beberapa masalah yang tidak dicertitakan pada kita.
“Yang penting kita tetap berusaha tulus kepada mereka, karena akan lebih bermanfaat bagi kita. Entah dibalas dengan ketulusan ataupun tidak,” ujar Nina.
Namun, jika kita sudah sangat tidak nyaman dengan pertemanan di mom squad itu, kita bisa kok memutuskan untuk keluar dari kelompok.
“Cari teman-teman lain yang lebih sehati dengan kita. Kita juga harus menyampaikan hal itu ke geng, kalau kita membutuhkan teman-teman yang lain,” jelasnya.
Baca juga: 3 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ibu Baru, Moms Juga Pernah?
Menjaga Kelompok Pertemanan yang Sehat
Bila kita ingin menjaga kelompok pertemanan yang sehat dan bahagia, Liane Holliday Willey Ed.D. dari Psychology Today memberikan saran yang bisa kita terapkan.
1. Tetap realistis
Jangan terlalu berharap lebih terhadap teman-teman di sekitar kita. Dengan menjaga espektasi tetap realistis, kita tidak akan menginginkan dan memberikan yang lebih pada mereka.
Kita juga harus menyadari bahwa ada teman-teman yang bisa kita curhati segala macam masalah dan bisa bertukar pikiran dengan dalam.
Namun ada juga tipe teman kasual yang hanya sekadar asyik jika diajak makan atau hangout bersama.
Pahami bahwa tidak semua teman bisa menjadi sahabat di saat suka dan duka, sehingga kita tidak menaruh harapan besar padanya.
2. Jujur pada diri sendiri
Jika kita merasa mengalami lebih banyak hal-hal negatif dibanding positif saat bersama mom squad tersebut, itu adalah pertanda kita harus menjauh dari hubungan pertemanan tersebut.
Pertimbangkan pro dan kontra dari geng pertemanan itu dan telaah dampaknya pada hidup kita. Apakah membuat kita bahagia atau malah menderita?
Dari ulasan di atas, menurut Moms apakah kita membutuhkan kelompok pertemanan seperti mom squad?
(INT)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.