Program Hamil untuk Suami, Penting untuk Dads Ketahui!
Ketika ingin menjalan program hamil, umumnya yang diketahui masyarakat hanya langsung tertuju pada program hamil untuk istri. Padahal, ada juga program hamil untuk suami, lho!
Terdapat beragam manfaat untuk Dads yang mengikuti program hamil.
Beberapa manfaat tersebut, misalnya:
- Mencegah penyakit
- Meningkatkan pengetahuan seputar kehamilan
- Perencanaan dalam berkeluarga
- Meningkatkan kesehatan reproduksi.
Selain itu, mengikuti program hamil untuk suami memberikan efek positif pada hubungan suami istri.
Dads juga akan lebih siap menjadi ayah dengan lebih percaya diri.
Baca Juga: Apa Sajakah Persiapan untuk Program Hamil?
Pemeriksaan Sebelum Program Hamil untuk Suami
Dalam studi Preparation for Fatherhood, dilakukan survei terhadap 573 orang pria dengan rata-rata umur 34 tahun.
Sebanyak 46,9% di antaranya berusaha mencari informasi tentang kehamilan dari berbagai sumber, termasuk secara online.
Pria yang merencanakan kehamilan bersama pasangannya biasanya akan mengurangi kebiasaan merokok, minum alkohol, dan mengonsumsi makanan sehat untuk mempersiapkan kehamilan pasangan.
Dalam menentukan program kehamilan, perlu untuk membuat perencanaan dan persiapan yang baik agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Moms dapat memulainya dengan menentukan kapan waktu yang tepat untuk hamil dan berapa anak yang diinginkan.
Rencana kehamilan akan berbeda pada setiap pasangan suami istri, tergantung pada nilai-nilai yang dianut, tujuan, dan kemampuan masing-masing pasangan.
Program kehamilan setiap pasangan dapat berbeda sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Karena itu, Dads juga harus menjalani beberapa tes untuk mendapatkan diagnosis dari ahli kandungan serta menentukan program hamil untuk suami yang tepat dijalani.
Terutama jika Moms dan Dads memiliki keluhan tertentu.
Setelah itu, mengetahui dan mencegah penyakit menular seksual pada diri sendiri dan pasangan juga perlu dilakukan sebelum memulai program hamil.
Sebab, dampak dari penyakit menular seksual tidak bisa dianggap remeh, terutama jika Moms tengah mengandung.
Penyakit tersebut dapat mengancam jiwa bagi ibu dan janin dalam kandungan. Pada beberapa kasus, penyakit menular seksual tertentu dapat menyebabkan ketidaksuburan pada wanita.
Untuk dapat melakukan program kehamilan, berikut beberapa tes pemeriksaan yang harus dilakukan.
1. Pemeriksaan Fisik
Pertama-tama dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan termasuk pemeriksaan genital, menanyakan riwayat penyakit genetik dalam keluarga, penyakit kronis, masalah kesehatan, cedera, atau operasi yang dapat berdampak pada kesuburan.
Dokter juga mungkin akan menanyakan tentang kehidupan seksual Dads seperti kebiasaan dan perkembangan seksual saat masa pubertas.
Jika Dads memiliki penyakit genetik, segera beritahukan kepada dokter saat pemeriksaan.
2. Analisis Semen (Sperma)
Selanjutnya, dokter akan menyarankan untuk analisis semen.
Tes ini menggunakan sampel semen dari pria melalui masturbasi atau ejakulasi saat berhubungan seksual dengan kondom khusus.
Sampel semen akan diperiksa untuk mengetahui adanya infeksi atau abnormalitas pada bentuk dan pergerakan sel sperma.
Baca Juga: 11+ Vitamin Program Hamil untuk Suami, Yuk Coba!
3. Scrotal Ultrasound
Scrotal ultrasound merupakan tes yang menggunakan teknologi gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk melihat gambaran dalam tubuh, terutama pada area skrotum.
Dokter dapat mendeteksi adanya abnormalitas pada pembuluh darah atau gejala lainnya di sekitar testis yang memengaruhi produksi sperma dan berdampak pada ketidaksuburan pria.
4. Tes hormon
Tes hormon dilakukan untuk mengetahui adanya abnormalitas pada organ dan produksi hormon dalam tubuh.
Tes ini dapat diperiksa melalui analisa sampel darah, hasilnya dapat diketahui level hormon testosteron dan hormon lainnya yang dapat memengaruhi perkembangan seksual dan produksi sperma dalam tubuh.
5. Post Ejaculation Urinalysis
Post Ejaculation Urinalysis merupakan pemeriksaan sperma pada urine. Biasanya bila sperma terdapat di dalam urine maka kondisi tersebut yakni retrograde ejaculation.
Ejakulasi retrograde merupakan kondisi sperma yang tidak keluar melalui ujung penis, dan masuk ke dalam kandung kemih, sehingga keluar melalui saluran kencing.
6. Tes Genetik
Genetic tests atau tes genetik, bertujuan untuk memeriksa adanya penyebab genetik atau keturunan yang menyebabkan konsentrasi sperma sangat rendah.
Melalui pemeriksaan darah, dokter dapat mengetahui apabila kromosom Y pada genetik pasien terdapat abnormalitas.
7. Testicular Biopsy
Testicular biopsy merupakan tes yang melibatkan pengambilan sampel pada testis dengan menggunakan jarum.
8. Specialized Sperm Function Tests
Specialized sperm function tests merupakan serangkaian tes yang dilakukan untuk memeriksa seberapa lama sperma dapat bertahan setelah ejakulasi, dan kekuatan sperma menembus sel telur.
Namun tes pemeriksaan ini sangat jarang dilakukan.
9. Transrectal Ultrasound
Transrectal ultrasound merupakan pemeriksaan dengan memasukkan sebuah tongkat kecil yang telah dilubrikasi ke dalam rektum.
Dokter akan memeriksa prostat dan kemungkinan adanya penyumbatan pada saluran yang membawa semen keluar.
Setelah serangkaian tes dilakukan, dan diagnosis telah diketahui, maka dokter baru akan memberi saran terkait program hamil untuk suami yang bisa dijalani.
Baca Juga: 5 Langkah Sederhana untuk Menjalani Gaya Hidup Sehat
Tips Sukses Menjalani Program Hamil untuk Suami
Setelah mendapatkan hasil pengecekan kesehatan secara keseluruhan dan hasil diagnosis, dokter akan memberikan saran dan rekomendasi untuk Dads yang ingin memiliki anak.
Terutama jika Dads teridentifikasi memiliki masalah tertentu yang memengaruhi kesuburan atau yang menghalangi terjadinya kehamilan.
Biasanya program hamil untuk suami sebagai calon ayah akan disarankan untuk memiliki gaya hidup sehat agar dapat memproduksi kualitas sperma yang baik.
Simak beberapa tipsnya berikut ini.
1. Mengubah Gaya Hidup
Berdasarkan penelitian di Upsala Journal of Medical Sciences, sebanyak 17% pria mengubah gaya hidupnya sebelum kehamilan untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan.
Penyesuaian gaya hidup yang paling sering dilakukan yakni mengurangi atau berhenti merokok, konsumsi alkohol, dan lebih sering olahraga.
Beberapa pria mengalami masalah pada sperma karena bawaan dari lahir, namun faktor lain seperti penyakit, cedera, dan gaya hidup juga berdampak pada sperma.
Jika Dads memiliki masalah ketidaksuburan, dan ingin menjalankan program hamil untuk suami, mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat akan direkomendasikan oleh dokter, contohnya:
Kelebihan berat badan sering dikaitkan dengan masalah produksi sperma. Sebaiknya mempertahankan berat badan yang sehat sesuai dengan bentuk tubuh.
- Menghentikan ketergantungan pada alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang
Secara umum, masalah ketergantungan pada ketiga benda ini dapat mengganggu fungsi biologis tubuh. Bagaimanapun, segala sesuatu yang berlebihan tidak baik untuk tubuh.
- Menjaga testis dalam temperatur yang optimal
Sebagai contoh, terlalu sering menggunakan pakaian yang ketat dapat mengganggu aliran sirkulasi darah di area genital dan menaikkan suhu di sekitar testis.
Suhu yang lebih tinggi di area testis juga sering dikaitkan dengan ketidaksuburan karena memengaruhi produksi sperma.
- Mengonsumsi makanan bergizi yang memenuhi kebutuhan nutrisi, zat besi, dan vitamin C
Ini penting untuk membantu produksi sperma yang berkualitas.
Dads juga dapat mengonsumsi suplemen tambahan apabila makanan yang dikonsumsi kurang memenuhi kebutuhan gizi harian.
- Berolahraga
Olahraga penting dilakukan dalam menjalani program hamil untuk suami imunitas tubuh terjaga dan dapat melawan infeksi serta inflamasi.
Sebab, kualitas sperma juga dapat dipengaruhi oleh adanya infeksi dan inflamasi dalam tubuh.
Baca Juga: 15 Makanan Program Hamil untuk Suami, Dicoba Yuk, Dads!
2. Melakukan Pemeriksaan Rutin
Tips agar sukses program hamil untuk suami selanjutnya adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin.
Secara umum, indikator kesuburan seorang pria terletak pada kualitas dan kuantitas produksi sperma.
Jika jumlah dan kualitas sperma terlalu rendah, kemungkinan untuk hamil menjadi rendah pula.
Sekitar 1 dari 20 orang pria memiliki jumlah sperma yang rendah.
Gejalanya hampir tidak terlihat oleh mata telanjang, karena pada umumnya aktivitas seksual, ereksi, ejakulasi, dan semen akan terlihat normal.
Jika Dads sudah mencoba berhubungan seks selama setahun dengan frekuensi minimal 2 kali seminggu, namun tidak kunjung dikaruniai anak, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli.
Untuk Dads yang telah mendapatkan diagnosis dari dokter terkait ketidaksuburan, biasanya akan dilakukan terapi atau pengobatan agar Dads dapat memiliki anak.
Tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan atau disarankan oleh dokter antara lain:
- Mengobati infeksi pada sistem reproduksi dengan antibiotik
Namun, pengobatan ini cenderung kurang ampuh dalam mengembalikan kesuburan.
- Terapi dengan konseling atau obat-obatan
Pada kasus disfungsi ereksi atau ejakulasi dini, terapi ini juga dapat membantu meningkatkan kesuburan.
- Pengobatan atau terapi hormon
Terapi hormon akan direkomendasikan dokter jika masalah ketidaksuburan Dads disebabkan oleh tinggi rendahnya hormon tertentu.
- Operasi
Ini akan direkomendasikan dalam beberapa kasus, seperti jika terdapat varikokel (pembengkakan vena pada skrotum).
3. Menjaga Kesehatan Mental
Agar sukses menjalani program hamil untuk suami, Dads juga perlu menjaga kesehatan mental.
Kesehatan mental dapat dilihat dari bagaimana kita berpikir, merasakan, dan berperilaku sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Dalam keadaan mental yang sehat, Dads dapat melakukan dan mengambil keputusan dengan lebih baik.
Mendapatkan diagnosis tidak subur dapat menjadi hal yang mengejutkan dan mengecewakan untuk pria.
Masalah kesuburan dapat berdampak pada perasaan maskulin, seksualitas, dan potensi pria.
Memberikan reaksi yang emosional pada kabar ini adalah perilaku normal.
Namun, ketika perasaan negatif ini tidak kunjung berlalu dan mengganggu kegiatan sehari-hari, sebaiknya Dads berkonsultasi dengan ahlinya.
Menjaga kesehatan mental Dads cukup penting dalam menjalani program hamil bersama pasangan, terutama dalam memberikan dukungan.
Sebagai contoh, selama hamil Moms akan berusaha makan makanan yang lebih sehat, Dads juga dapat makan bersama, membantu menyiapkan, atau mengingatkan Moms dalam menyusun menu.
Untuk itu, tetaplah jaga kesehatan mental selama masa-masa penting ini ya Dads!
Baca Juga: 8 Jenis Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Kita Kenal
Nah, kira-kira itulah yang harus Dads lalui ketika ingin mengikuti program hamil untuk suami.
Pastikan dalam menanti momongan bersama Moms, Dads selalu ikut berpartisipasi. Karena tentu keinginan memiliki anak datangnya dari 2 belah pihak.
Sehingga penting untuk saling bekerja sama untuk mewujudkan impian bersama.
Dengan Dads ikut terlibat dalam program hamil untuk suami, tentu kemungkinan untuk keberhasilannya juga akan meningkat.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5441373/
- https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0213897
- https://www.cdc.gov/preconception/men.html
- https://www.tommys.org/pregnancy-information/planning-a-pregnancy/are-you-ready-to-conceive/how-improve-male-fertility
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/male-infertility/diagnosis-treatment/drc-20374780
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.