Tradisi Rebo Wekasan: Sejarah, Tujuan, Amalan, dan Larangan
Rebo Wekasan adalah tradisi Jawa yang dilakukan pada Rabu terakhir bulan Safar sebagai upaya menolak bala dan memohon keselamatan.
Tradisi ini merujuk pada kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar, yang mengutip pernyataan Syaikh al Kamil Fariduddin Sakarkanji.
Menurutnya, 320.000 bencana diturunkan setiap tahun pada Rabu terakhir di bulan Safar, menjadikannya hari paling berat dalam setahun.
Oleh karena itu, banyak yang percaya pada perlunya mengadakan amalan untuk menghindari bencana.
Tahun ini, Rebo Wekasan jatuh pada hari Rabu, 4 September 2024.
Baca Juga: 6 Amalan Rebo Wekasan Menurut Islam, untuk Menolak Bala!
Sejarah Tradisi Rebo Wekasan
Menjadi sebuah tradisi yang kerap dilakukan oleh beberapa kalangan umat Islam di Indonesia.
Peringatan Rebo Wekasan dilakukan dengan menjalankan beberapa ritual keagamaan seperti salat, berdoa meminta keselamatan, bersedekah, dan bersilaturahmi.
Dalam Islam, tradisi Rebo Wekasan dimulai sejak tragedi Karbala yang terjadi akibat pembantaian keluarga Rasulullah.
Akhirnya sejak saat itu para umat Islam mengenangnya dengan melakukan ibadah dan ritual keagamaan untuk terhindar dari bala dan musibah.
Namun, ibadah ini dilakukan dengan adaptasi dan perkembangan yang berbeda di setiap negara, seperti di Indonesia tradisi ini dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan.
Mengutip dari Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta, tradisi Rebo Wekasan merupakan tradisi yang berasal dari kata 'Rebo' yang berarti hari 'Rabu'.
Lalu, kata 'wekasan' berasal dari kata 'wekas' yang berarti akhir.
Dalam peringatan Rebo Wekasan biasanya diadakan upacara pada malam hari mulai pukul 19.00-05.00.
Pelaksanaan Tradisi Rebo Wekasan
Meski diperingati oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia, Rebo Wekasan memiliki tradisi yang berbeda setiap daerahnya, lho.
Di beberapa daerah di pulau Jawa, tradisi Rebo Wekasan dilakukan di pinggir pantai dengan memanjatkan doa-doa.
Selain itu, di Banten tradisi Rebo Wekasan dilakukan dengan ibadah salat berjemaah.
Kemudian di Bantul, tradisi Rebo Wekasan cukup unik, yaitu membuat lemper raksasa yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat.
Namun, umumnya tradisi Rebo Wekasan berjalan dengan salat sunah, lalu diiringi dengan kegiatan khas di setiap daerah masing-masing.
Seperti beberapa daerah di Kalimantan, mereka melakukan acara syukuran atau pengajian di kampung masing-masing.
Baca Juga: Hukum Rebo Wekasan Menurut Islam, Boleh atau Tidak? Simak!
Tujuan Tradisi Rebo Wekasan
Tujuan dari tradisi Rebo Wekasan adalah sebagai upaya tolak bala atau untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai macam bencana dan marabahaya.
Selain itu, tradisi ini juga dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti tragedi Karbala.
Adapun tujuan lain dari tradisi Rebo Wekasan adalah untuk memperkuat iman dan keimanan umat Islam serta mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Islam.
Bentuk kegiatan tradisi ini di antaranya adalah salat tolak bala, berdoa meminta keselamatan, bersedekah, dan bersilaturahmi.
Larangan saat Rebo Wekasan
Sebagian masyarakat Jawa percaya tentang larangan yang harus dihindari ketika Rebo Wekasan.
Berikut adalah beberapa larangan Rebo Wekasan yang dipercaya oleh masyarakat Jawa.
1. Tidak Boleh Menikah
Larangan yang pertama adalah tidak boleh menikah. Jika menikah, diyakini akan mendatangkan musibah dan kesialan.
Namun, dari beberapa sumber, larangan ini hanya berdasarkan kepercayaan masyarakat Jawa yang turun-temurun.
Hal ini juga berlaku dengan tidak mengadakan hajatan atau pesta pada bulan Safar.
2. Dilarang Melakukan Aktivitas
Larangan selanjutnya adalah tidak melakukan aktivitas yang dianggap membawa kesialan pada hari Rebo Wekasan.
Seperti memotong kuku, mencuci pakaian, atau memotong rambut.
3. Jangan Belanja
Larangan terakhir yang juga dipercaya secara turun temurun adalah adalah tidak memulai usaha baru atau membeli barang mahal.
Sebab, aktivitas tersebut dianggap membawa kesialan di bulan Safar.
Amalan Rebo Wekasan
Terdapat dua amalan yang bisa dilakukan saat Rebo Wekasan, yaitu salat hajat dan membaca doa.
Mengutip dari Nu Online, hal ini dijelaskan dalam hadis yang berbunyi:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِى أَوْفَى الأَسْلَمِىِّ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « مَنْ كَانَتْ لَهُ حَاجَةٌ إِلَى اللَّهِ أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِهِ فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لْيَقُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ أَسْأَلُكَ أَلاَّ تَدَعَ لِى ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِىَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا لِى ثُمَّ يَسْأَلُ اللَّهَ مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ مَا شَاءَ فَإِنَّهُ يُقَدَّرُ ».
Artinya: “Barangsiapa punya hajat kepada Allah atau di antara makhluk Allah, maka wudu lah dan salat lah 2 rakaat, lalu baca doa ….” (HR. Ibnu Majah).
Sebagian ulama menilai hadis ini dhaif, tetapi boleh diamalkan. Maupun salat sunah mutlak, dan salat tasbih, maka diperbolehkan. Setelah salat kemudian dilanjutkan dengan berdoa.
Berikut ini amalan Rebo Wekasan yang bisa Moms lakukan.
1. Sholat Hajat
Jadi, jika ingin melaksanakan salat hajat, Moms dan Dads bisa membacakan niat salat hajat yang berbunyi,
“Ushall sunnatal hjati rak‘ataini ad’an lillhi ta‘l.”
Artinya, “Aku menyengaja salat sunah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
Cek lebih lanjut tentang cara melakukan sholat hajat selengkapnya di sini, Moms: Tata Cara Salat Hajat dan Keutamaannya yang Luar Biasa
2. Membaca Doa di Malam Rabu Wekasan
Selain salat hajat, Moms juga bisa mengamalkan doa di malam Rabu Wekasan. Berikut penjelasan ulama ahli hadis Syekh Abdurrauf al-Munawi:
قَالَ ابْنُ رَجَبَ : الْمَشْرُوْعُ عِنْدَ وُجُوْدِ الْأَسْبَابِ الْمَكْرُوْهَةِ الْاِشْتِغَالُ بِمَا يُرْجَى بِهِ دَفْعُ الْعَذَابِ مِنْ أَعْمَالِ الطَّاعَةِ وَالدُّعَاءِ وَتَحْقِيْقِ التَّوَكُّلِ وَالثِّقَةِ بِاللهِ. فيض القدير – ج 6 / ص 562
Artinya: Ibnu Rajab berkata: Yang disyariatkan jika ada hal yang tidak disuka, adalah dengan memperbanyak doa tolak bala, yang terdiri dari perbuatan taat, doa, benar-benar pasrah, dan percaya pada Allah.
Untuk tahu bacaan doanya yang lebih lengkap cek di sini: 2 Doa Rebo Wekasan untuk Tolak Bala dan Minta Keberkahan
Demikian informasi lengkap mengenai tradisi Rebo Wekasan yang bisa Moms ketahui.
- https://islam.nu.or.id/ubudiyah/penjelasan-mengenai-rebo-wekasan-SB92l
- https://jatim.nu.or.id/keislaman/penjelasan-lebih-rinci-terkait-rabu-wekasan--SFk6O
- https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/298-upacara-rebo-wekasan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.