Mengenal Rumah Adat Kalimantan Timur dan Ruangan di Dalamnya

Moms pernah melihat rumah adat Kalimantan Timur yaitu Rumah Lamin?

Kalimantan Timur kaya akan budaya tradisionalnya, mulai dari tarian khas tradisionalnya yakni tari gong, tari perang, tari hudug, dan belian hingga kuliner khasnya.

Beberapa di antaranya adalah nasi kuning haruan, sambal gami khas Bontang, nasi bakepor khas Kutai Kartanegara, ayam cincane, sate payau, pisang sapit, hingga roti durian.

Ada lagi budayanya yang penting untuk diketahui, yaitu rumah adat Kalimantan Timur yang disebut Rumah Lamin.

Nah, dalam artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai rumah adat Kalimantan Timur tersebut.

Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: 10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum Pernikahan

Keunikan Rumah Adat Lamin

Foto: instagram.com/anthonmms

Rumah adat Kalimantan Timur yakni Lamin merupakan salah satu mahakarya arsitektur masyarakat suku Dayak.

Rumah Lamin identik dengan ukurannya yang luas dan dihuni oleh 20 - 30 kepala keluarga dalam satu rumah atau sekitar 100 orang.

Rumah Lamin terbuat dari kayu ulin. Melansir dari situs resmi Kemendikbud, rumah Lamin dihuni oleh berbagai etnis suku Dayak.

Mereka membangun rumah Lamin di sepanjang tepian sungai Muara Lawa, Ohong, Muara Pahu hingga Jempang, Kabupaten Kutai Barat.

Lamin memiliki jenis arsitektur vernakular khas Kalimantan Timur. Wah, tentunya rumah Lamin memiliki sejarah panjang dan menarik untuk diketahui.

Berikut ini sejumlah keunikan dari rumah Lamin.

Baca Juga: Ayo Lestarikan Budaya Indonesia, Ini 15 Tarian Tradisional Jawa Timur

1. Asal Muasal Didirikan Rumah Lamin

Jika dilihat dari letak geografis, Kalimantan Timur memiliki banyak sungai besar. Di sinilah rumah-rumah Lamin didirikan oleh Suku Dayak.

Menurut jurnal Peran, Fungsi dan Makna Arsitektur Rumah Lamin dalam Budaya Adat Suku Dayak di Kutai Barat Kalimantan Timur (2015) karya Abito Bamban Yuuwono, secara geografis, wilayah Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur, struktur tanahnya gambut dan bagian bawah tanah mengandung banyak mineral terutama batu bata.

Selain itu, Kutai Barat terletak di jalur khatulistiwa sehingga masih banyak wilayah yang tertutup oleh hutan hujan tropis.

Kondisi tersebut berdampak pada iklim di wilayah Kalimantan Timur yang cenderung panas dan lembap.

Itulah sebabnya rumah Lamin dibuat berbentuk panggung dan memanjang menggunakan dinding kulit kayu serta beratap pelana dari sirap.

Cara ini dilakukan untuk menghindari panas lembap dari tanah, sehingga sirkulasi udara dalam rumah pun lancar dan tidak pengap.

Tak hanya itu, dinding dan lantai rumah adat Kalimantan Timur ini juga berpori sehingga sirkulasi udara tetap baik.

Terlebih, atap pelana yang membujur dari timur ke barat juga berperan optimal dalam mengantisipasi radiasi sinar matahari.

Baca Juga: Intip Keunikan 7 Tradisi Cukur Rambut Pertama Anak Dari Berbagai Budaya

2. Rumah Pertahanan

Selain dipakai untuk berlindung dari cuaca panas, rumah Lamin juga berguna sebagai tempat pertahanan dari serangan hewan buas maupun suku lainnya.

Oleh sebab itu, rumah Lamin dibuat berbentuk rumah panggung yang tinggi. Pada bagian kolong rumah, dapat difungsikan sebagai kandang babi dan anjing.

Sedangkan pada bagian tangga dibuat menggunakan batang kayu. Di siang hari, anak tangga tersebut dibuat menghadap ke atas sebagai sarana naik turun pemilik rumah.

Sementara pada malam hari, posisinya dibalik sehingga binatang buas tidak bisa merayap dan masuk ke dalam rumah.

Baca Juga: Budaya WFH Selama Pandemi, Ini Dampak Online Meeting Terhadap Kesehatan Mental dan Fisik

3. Tata Ruang Ruang

Pada rumah Lamin, terdapat tiga ruangan yakni dapur, bilik, dan ruang tamu.

Karena rumah Lamin dihuni oleh puluhan hingga ratusan orang, maka, setiap kepala keluarga memiliki satu ruang dapur, satu kamar khusus untuk yang sudah menikah, dan satu ruang tamu bersama.

Selain itu, tiga ruangan tersebut juga dibagi dalam ruang anak-anak yang belum menikah atau berkeluarga.

Dalam pembangunannya, rumah Lamin terbagi dalam beberapa tiang penyangga untuk menopang rumah.

Nah, tiang penyangga tersebut dibagi menjadi dua bagian yakni tiang penyangga inti yang bertugas untuk menyangga atap rumah Lamin dan tiang penyangga lainnya untuk menopang lantai rumah Lamin.

Baca Juga: Moms Penyuka Budaya Jepang? Cari Tahu Arti Wibu dan Pandangan Orang Luar Terhadapnya

4. Membentuk Komunitas

Bagi masyarakat suku dayak, rumah adat Kalimantan Timur Lamin ini layaknya sebuah desa yang seluruh warganya hidup dalam satu atap dan secara tak langsung membentuk sebuah komunitas.

Di dalam rumah Lamin terdapat beberapa ruangan lain yang dijadikan sebagai bilik pribadi untuk tempat tinggal keluarga hingga ruang bersama.

Komunitas yang berada di dalam rumah Lamin, umumnya adalah kerabat dan keluarga terdekat.

Namun, jika ada keluarga lain yang ingin bergabung, maka dibangun sebuah unit di salah satu ujung bangunan.

Nah, sebaliknya, jika ada anggota keluarga yang ingin keluar dari rumah Lamin maka unit bagian ruangannya akan dibongkar.

Dalam satu rumah Lamin, terdapat satu orang kepala adat yang biasanya tinggal di tengah-tengah bangunan.

Selain itu, di ujung atap rumah adat Kalimantan Timur ini dihias kepala naga sebagai simbol keagungan, budi luhur, dan kepahlawanan.

Sedangkan pada pekarangan rumah disematkan patung-patung Blontang sebagai penggambaran dewa-dewi penjaga rumah atau kampung.

Itulah serba serbi mengenai rumah adat Kalimantan Timur, Lamin.

Setelah mengetahuinya, bagikan juga informasi ini pada Si Kecil agar ia semakin kenal dengan budaya bangsanya sendiri.