4 Keunikan Rumah Limas, Rumah Adat Sumatera Selatan!
Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang unik, termasuk rumah adat Sumatera Selatan, yaitu rumah Limas.
Terkenal selain pempek, rumah Limas memiliki atap berbentuk limas dan terdiri dari komponen seperti kerangka, atap, dinding, lantai, pintu, dan tiang penyangga.
Mengutip dari buku berjudul Sumatera Selatan Memasuki Era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (1993), rumah limas biasanya dibangun di tepi sungai.
Rumah Limas yang menghadap timur disebut matoari edop (matahari terbit, lambang kehidupan baru).
Sedangkan yang menghadap barat disebut matoari mati (matahari terbenam, lambang akhir kehidupan).
Rumah adat Sumatera Selatan ini kaya akan sejarah, simbol, dan makna unik yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam artikel ini.
Mengenal Rumah Adat Sumatera Selatan dan Keunikannya
Rumah adat Sumatera Selatan, yakni rumah limas bergaya menyerupai rumah panggung dengan lima tingkat di dalamnya.
Tingkatan tersebut memiliki filosofi yang mendalam menyesuaikan aspek geografi dan kepercayaan masyarakat setempat.
Nah, berikut ini keunikan rumah limas yang tak akan dijumpai pada rumah adat provinsi lainnya.
Yuk, Moms, simak penjelasannya berikut ini!
1. Memiliki Ruangan Bertingkat di Dalam Rumah
Di dalam rumah adat Sumatera Selatan, terdapat ruangan bertingkat yang disebut 'bengkilas' atau berjenjang.
Ruangan ini hanya digunakan oleh tuan rumah ketika memiliki hajatan seperti kenduri dan pertemuan keluarga.
Saat tuan rumah menerima tamu yang memiliki kedudukan sosial biasa, seperti masyarakat umum, ia akan menempatkan tamu di teras atau di tingkatan kedua.
Semakin tinggi kedudukan sosial tamu yang datang, semakin tinggi tingkatannya.
Selain itu, sistem penerimaan tamu tersebut disusun berdasarkan umur, kedudukan dalam keluarga, maupun pekerjaan, dan pemerintahan.
Pada bagian sebelah tangga rumah, sebelum masuk ke tingkatan-tingkatan tersebut, disediakan tempayan atau gentong berisi air untuk mencuci kaki.
Baca Juga: Selain Joglo, Inilah 7 Rumah Adat Jawa Timur Lainnya
2. Bentuk Rumah Limas
Rumah adat Sumatera Selatan dibangun dengan gaya rumah panggung. Umumnya, ukuran rumah limas minimal 15 x 30 meter hingga 20 x 60 meter.
Keunikan rumah adat Sumatera Selatan ini ialah bangunannya yang dihiasi dengan ukiran khas Palembang di bagian kusen, dinding antara ruang kamar, hingga jendela.
Selain itu, rumah limas juga dibuat di atas tiang kayu unglen yang tahan air. Kerangka rumah limas juga terbuat dari kayu seru yang langka.
Karena kelangkaannya, kayu seru tidak dibuat sebagai alas rumah karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, kayu seru tidak boleh diinjak maupun dilangkahi.
Sementara itu, pada bagian dinding, jendela, pintu, dan lantai, rumah limas terbuat dari kayu tembesu dengan karakterisitik yang kokoh dari segi ekologi dan murah.
3. Filosofi Rumah Limas
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, rumah adat Sumatera Selatan ini memiliki tingkatan dan setiap tingkatannya mengandung filosofi yang mendalam.
Melansir dari buku berjudul Rumah Limas Palembang Konsep Tata Ruang dan Pengaruh Jawa (2008), rumah limas terdiri dari lima tingkatan dengan arti, makna, dan fungsi yang berbeda-beda.
Kelima tingkatan ruangan tersebut diatur dengan filosofi kekijing, yang berarti setiap ruangannya diatur berdasarkan anggota keluarga yang menghuni rumah tersebut.
Mulai dari usia, jenis kelamin, bakat, pangkat jabatan, dan martabat, Moms.
Berikut ini tingkatan dan makna filosofi rumah limas:
- Tingkat Pertama (Pagar Tenggalung)
Pada tingkatan pertama ini, terdiri dari ruangan yang terhampar luas tanpa dinding pembatas atau sekat.
Umumnya, pada tingkat pertama ini digunakan untuk menerima tamu saat diadakan acara adat.
Meskipun penuh sesak dengan tamu yang datang, orang luar tidak dapat melihat aktivitas penghuni dan tamu dari luar.
Sebaliknya, tamu maupun tuan rumah yang ada di dalam bisa melihat aktivitas masyarakat di luar rumah.
Keunikan di ruangan tingkat pertama ini, terdapat pintu lawang kipas dan ketika dibuka ia akan membentuk langit-langit ruangan yang indah dengan ukiran khas Palembang.
Baca Juga: Ciri Khas Rumah Adat Jambi Kajang Leko dan Keunikannya
- Tingkat Kedua (Jogan)
Pada tingkat kedua rumah adat Sumatera Selatan ini, digunakan sebagai tempat berkumpul untuk para anggota keluarga yang berjenis kelamin laki-laki.
Dibandingkan tingkatan pertama, pada tingkat kedua ini memiliki sekat dan ruang-ruang yang lebih privasi dan lantainya pun lebih tinggi.
- Tingkat Ketiga (Kekijing)
Sementara itu, pada tingkat ketiga rumah limas, dipakai untuk tamu khusus ketika pemilik rumah mengadakan hajatan atau rapat.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), di hari-hari biasa, kekijing digunakan sebagai tempat tidur atau gudang penyimpanan barang-barang.
Namun, jika pemilik rumah memiliki anak gadis yang sudah beranjak dewasa, dapat dijadikan kamar untuk si anak gadis tersebut.
Nah, ketika sang anak menikah, maka ruangan kekijing ini dijadikan sebagai kamar pengantin.
Selain itu, ketika ada acara adat, kekijing dijadikan sebagai ruangan untuk serbaguna.
- Tingkat Keempat
Pada tingkat keempat rumah adat Sumatera Selatan, digunakan khusus untuk orang-orang atau tetua yang dihormati atau memiliki ikatan darah dengan pemilik rumah.
Contoh, dapunto atau datuk, yakni tamu yang dituakan dan dihormati dalam keluarga.
- Tingkat Kelima (Gegajah)
Semantara itu, di tingkat kelima atau yang dikenal dengan gegajah ini merupakan ruangan paling luas dibandingkan dengan ruangan lainnya.
Ruangan gegajah dianggap lebih istimewa dan privasi karena hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memasuki ruangan tersebut serta memiliki kedudukan tinggi dalam keluarga maupun masyarakat.
Pada ruangan tersebut, terdapat undukan lantai yang digunakan untuk bermusyawarah atau dikenal dengan sebutan amben.
4. Menerapkan Prinsip Ekologis
Rumah Limas, warisan arsitektur Sumatra Selatan, dirancang dengan prinsip ekologis dan menghormati tradisi lokal.
Bahan-bahan alami seperti kayu unglen digunakan sebagai tiang penyangga karena ketahanannya terhadap air dan cuaca, menjamin kestabilan konstruksi.
Untuk dinding, jendela, pintu, dan lantai, digunakan kayu tembesu yang terkenal dengan kekuatan dan daya tahan lamanya, memadukan kekokohan dan estetika.
Kayu seru, yang dianggap sakral, digunakan hanya sebagai kerangka rumah karena kepercayaan bahwa kayu ini tidak boleh diinjak atau dilangkahi.
Pemilihan bahan ini mencerminkan kearifan lokal yang mengutamakan daya tahan, nilai spiritual, dan kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Rumah Adat Papua, Jenis, dan Keunikannya
Itulah keistimewaan dan keunikan rumah adat Sumatera Selatan yakni rumah limas.
Tentunya, rumah limas termasuk dalam cagar budaya yang patut dilestarikan keberadaannya.
Jika berkunjung ke Sumatera Selatan, jangan lupa mampir ke rumah limas ya, Moms.
- https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/filosofi-dibalik-uniknya-rumah-limas-sumatera-selatan
- https://www.andalastourism.com/rumah-adat-sumatera-selatan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.