31 Oktober 2024

Sindrom Asperger: Pengertian, Ciri, Perawatan, dan Terapinya

Kemampuan mereka di atas rata-rata lho, Moms!

Moms, mungkin belum banyak yang tahu tentang sindrom asperger.

Pada drama Korea Move to Heaven, karakter Han Geu Ru menampilkan sindrom ini, yang ditandai dengan intelektual tinggi tetapi kesulitan dalam keterampilan sosial.

Tidak hanya di drama Korea, film Indonesia Aku Jati Aku Asperger yang tayang pada 31 Oktober 2024 juga menampilan sindrom asperger.

Yuk, simak tanda-tanda sindrom asperger pada Si Kecil berikut ini!

Pengertian Sindrom Asperger

Sindrom Asperger (Orami Photo Stock)
Foto: Sindrom Asperger (Orami Photo Stock) (verywellfamily.com)

Dilansir dari WebMD, sindrom asperger adalah gangguan neurobiologis yang termasuk dalam spektrum autisme.

Sindrom ini pertama kali ditemukan oleh seorang dokter anak asal Austria bernama Hans Asperger pada tahun 1944.

Umumnya, kondisi anak dengan sindrom asperger memang mengalami kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, imajinasi, serta perkembangan kemampuan kognitif.

Tetapi kelebihannya seseorang dengan kondisi sindrom asperger justru memiliki kecerdasan intelektual serta kemampuan bahasa yang kuat.

Sehingga seringkali, individu yang didiagnosis dengan sindrom asperger memiliki kecerdasan normal atau di atas normal.

Ciri-Ciri Sindrom Asperger

Sindrom Asperger pada Anak
Foto: Sindrom Asperger pada Anak (Orami Photo Stock)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya orang atau anak dengan sindrom asperger umumnya memiliki pola interaksi sosial yang buruk.

Namun selain itu, mereka juga memiliki beberapa ciri lainnya, seperti:

  • Rasa obsesi yang tinggi
  • Pola bicara yang aneh
  • Ekspresi wajah yang terbatas

Mengutip Nation Wide Children Organization, terdapat beberapa ciri anak pengidap sindrom ini, Moms mungkin melihat satu atau beberapa ciri berikut:

1. Kesulitan Berkomunikasi

Anak dengan sindrom asperger umumnya memiliki ciri kesulitan berkomunikasi.

Maksud dari kesulitan berkomunikasi di sini mereka tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasa maupun berbicara tetapi mereka kesulitan mengekspresikan diri.

Alasan tersebut yang membuat anak dengan sindrom asperger lebih memilih berbicara tentang satu subjek tanpa mempedulikan respon dari lawan bicaranya.

2. Sulit Berkonsentrasi dalam Aktivitas Kelompok

Anak yang memiliki sindrom asperger biasanya sulit melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian bersama.

Hal ini didasarkan dengan kekurangan mereka pada interaksi sosial. Tak jarang mereka akan memberikan respon yang tidak diharapkan oleh orang disekitarnya,

Beberapa kegiatan yang dilakukan secara kelompok seperti membaca buku bersama atau berpose bersama untuk foto keluarga sebisa mungkin akan mereka hindari.

Baca Juga: Sindrom Edward pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Dampak

3. Sulit Menggunakan Gestur Tubuh

Meski terlihat sederhana, anak dengan sindrom asperger biasanya kesulitan melakukan gestur tubuh sederhana seperti melambaikan tangan atau berjabat tangan.

Hal ini dikarenakan mereka tidak menyukai interaksi, menyebabkan kesulitan melakukan berbagai gestur tubuh yang digunakan dalam interaksi sosial.

Hal ini berpengaruh pada kemampuan mereka menanggapi isyarat sosial yang jelas dari orang lain, seperti bahasa tubuh atau ekspresi wajah orang.

4. Sangat Sensitif

Selain sangat sensitif terhadap cahaya dan suara, anak dengan sindrom asperger juga biasanya sensitif terhadap berbagai jenis tekstur, seperti:

  • Tekstur pada kain
  • Tekstur makanan
  • Tekstur benda lainnya

5. Sangat Fokus pada Satu Hal

Seperti Han Geu-ru yang terlihat sangat fokus pada hewan air, setiap anak dengan kondisi ini juga memiliki satu topik atau benda yang sangat disukainya.

Ketika sudah menemukan topik atau benda yang disukainya, mereka akan menunjukkan fokus dan ketertarikan yang jauh lebih mendalam.

Mereka juga sering melakukan gerakan berulang karena sulit memindahkan fokus dari hal yang mereka sangat mereka sukai.

Perawatan untuk Anak dengan Sindrom Asperger

Pengobatan Sindrom Asperger
Foto: Pengobatan Sindrom Asperger (Orami Photo Stock)

Tak sedikit orang yang menganggap bahwa sindrom Asperger sebagai kelainan. Sehingga bagi mereka kondisi ini bukanlah kondisi medis yang memerlukan perawatan.

Namun hal yang perlu diperhatikan diagnosis dini dapat mempermudah untuk mendapatkan jenis dukungan yang tepat.

Dengan memperoleh dukungan yang tepat dapat membantu meningkatkan interaksi sosial dan fungsi sehari-hari.

Selain itu, melakukan perawatan juga dilakukan tidak bertujuan untuk mengobati Asperger, karena hingga saat ini tidak ada obat yang dapat mengobati Asperger.

Tetapi berkunjung ke dokter dapat membantu untuk mengelola gejala kondisi umum yang terjadi pada saat yang bersamaan, yaitu depresi dan kecemasan.

1. Antidepresan

Antidepresan diberikan oleh dokter untuk membantu meringankan gejala depresi.

Antidepresan Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) merupakan jenis antidepresan yang umum yang dapat bermanfaat untuk gejala gangguan kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

2. Obat Anti Kecemasan

Obat anti-kecemasan, termasuk SSRI dan benzodiazepin, dapat mengurangi gejala kecemasan sosial dan gangguan kecemasan lainnya.

3. Obat Anti Psikotik

Beberapa dokter mungkin meresepkan ini untuk iritabilitas dan agitasi.

Risperidone dan aripiprazole saat ini adalah satu-satunya obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk tujuan ini.

Namun, sekali lagi perlu diperhatikan obat-obatan yang telah disebutkan di atas dapat diberikan kepada anak dengan sindrom asperger melalui tindakan medis atau resep dari dokter.

Perawatan medis untuk ADHD juga dapat dilakukan ketika anak terlihat hiperaktif atau mengalami gangguan yang signifikan.

Terapi untuk Anak dengan Sindrom Asperger

Anak Berlari (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Berlari (Orami Photo Stock)

Melansir Autism Speaks, ada beberapa bentuk terapi yang bissa digunakan untuk perawatan balita sindrom asperger. Beberapa terapi tersebut antara lain:

  • Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengatasi kecemasan dan tantangan pribadi lainnya
  • Kelas pelatihan keterampilan sosial dapat membantu keterampilan percakapan dan memahami isyarat sosial
  • Terapi wicara dapat membantu dengan kontrol suara
  • Terapi fisik dan okupasi dapat meningkatkan koordinasi
  • Obat-obatan psikoaktif dapat membantu mengelola kecemasan terkait, depresi dan defisit perhatian dan gangguan hiperaktif (ADHD).

Kelebihan Sindrom Asperger

Moms jangan berkecil hati dulu, ya. Sebab, sindrom asperger ada kelebihannya, lho!

1. Perhatian Tinggi pada Detail

Mereka sering kali memperhatikan hal-hal kecil yang mungkin luput dari perhatian orang lain, sehingga sangat teliti.

2. Fokus yang Mendalam

Banyak yang mampu berkonsentrasi penuh pada tugas atau minat tertentu, yang membuat mereka bisa ahli di bidang tersebut.

3. Kecerdasan Tinggi

Individu dengan sindrom Asperger biasanya memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata, terutama dalam hal logika dan pengenalan pola.

4. Minat yang Mendalam

Banyak yang memiliki minat khusus atau hobi yang sangat mereka sukai.

Jadi, anak dengan sindrom ini bisa mengambangkan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam di bidang tersebut.

Perbedaan Autisme dan Asperger

Perbedaan Autisme dan Asperger (Orami Photo Stock)
Foto: Perbedaan Autisme dan Asperger (Orami Photo Stock)

Nah, agar Moms dan Dads tidak salah dalam memahami kedua kondisi ini, yuk, kenali perbedaan gejala autisme dan Asperger dikutip dari Medical News Today dan Drake Institute.

1. Keterlambatan Berbahasa

Perbedaan pertama adalah dari kemampuan berbahasa.

Umumnya, anak dengan autisme memang sering mengalami keterlambatan bicara dan minim ketertarikan dalam interaksi sosial.

Sementara, anak dengan sindrom Asperger biasanya tidak mengalami keterlambatan bahasa yang signifikan.

Bahkan, mereka bisa berbicara dengan lancar, meskipun masih mengalami tantangan dalam memahami isyarat sosial dan cara berinteraksi yang fleksibel.

2. Waktu Diagnosis

Kemudian perbedaan selanjutnya adalah waktu diagnosis kondisi.

Pada kondisi autisme, rata-rata usia anak mendapat diagnosis autisme adalah 4 tahun.

Sementara, diagnosis Asperger umumnya baru ditegakkan saat anak memasuki usia remaja atau bahkan dewasa.

Dikutip dari situs web Everyday Health, ahli juga sering keliru mendiagnosis sindrom Asperger sebagai attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).

Namun, kini sindrom asperger juga bisa didiagnosis ketika anak masih kecil, Moms.

3. Tingkat Kecerdasan

Perbedaan gejala autisme dan asperger yang lain adalah pada tingkat kecerdasan atau IQ anak.

Istilah Asperger menggambarkan individu dengan kemampuan intelektual rata-rata atau di atas rata-rata dan sering kali memiliki kemampuan khusus dalam bidang tertentu.

Namun, autisme tidak selalu diikuti dengan IQ rendah, beberapa orang dengan autisme juga memiliki IQ normal atau tinggi, tergantung pada jenis autisme yang dialami.

Jangan khawatir Moms, anak dengan kondisi asperger tetap bisa tumbuh dan berkembang secara normal.

Moms hanya perlu mendampingi dengan pendekatan yang sesuai.

  • https://www.autismspeaks.org/types-autism-what-asperger-syndrome
  • https://www.healthline.com/health/asperger-syndrome#treatment
  • https://www.nationwidechildrens.org/conditions/aspergers-syndrome
  • https://www.webmd.com/brain/autism/mental-health-aspergers-syndrome
  • https://aspergersvic.org.au/page-18136#:~:text=Most%20Aspies%3A,knowledge%20in%20subjects%20of%20interest
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/aspergers-vs-autism
  • https://www.drakeinstitute.com/aspergers-vs-autism#:~:text=Asperger's%20differs%20from%20autism%20in,pragmatic%20or%20socially%20appropriate%20language.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.