Sitor Situmorang, Sastrawan Indonesia yang Menginspirasi
Sitor Situmorang adalah salah satu nama besar dalam dunia sastra Indonesia yang telah meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam perkembangan sastra Tanah Air.
Dengan bakat sastranya yang luar biasa, Sitor Situmorang berhasil meraih banyak penghargaan dan menginspirasi banyak generasi penulis muda.
Yuk, kenali lebih dekat sosoknya dalam artikel berikut ini. Barangkali bisa dijadikan inspirasi.
Baca Juga: 7 Penulis Terfavorit Indonesia Beserta Karya Terbaiknya
Profil Sitor Situmorang
Sitor Situmorang (1924-2014) adalah seorang penyair, penulis, dan intelektual Indonesia yang terkenal dengan karyanya dalam bidang sastra.
Berikut ini profil singkat Sitor Situmorang:
1. Kelahiran dan Latar Belakang
Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1924 di Desa Harianboho, di kaki Gunung Pusuk Buhit, Sumatera Utara, Indonesia.
Ayahnya bernama Ompu Babiat dan ibunya berasal dari marga Simbolon.
Ia memiliki nama kecil Raja Usu, yang kemudian diganti menjadi "Sitor."
Pendidikannya dimulai dari sekolah rakyat di Balige, dan ia kemudian melanjutkan ke sekolah menengah di Tarutung.
2. Pendidikan di Eropa
Setelah menamatkan sekolah menengah pada tahun 1941, Sitor Situmorang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di jurusan hukum.
Namun, kedatangan Jepang ke Indonesia selama Perang Dunia II mengubah rencananya.
Pada tahun 1943, Sitor diberangkatkan ke Jepang untuk menimba ilmu.
Setelah kembali ke Indonesia, ia diberikan kesempatan untuk belajar di Eropa selama tiga tahun dengan beasiswa dari Pemerintah Belanda.
Pengalaman inilah yang memengaruhi karyanya di bidang sastra.
3. Karir Jurnalistik
Sitor Situmorang memulai kariernya dalam dunia jurnalistik, terutama sebagai wartawan.
Ia pernah bekerja di surat kabar Suara Nasional dan Waspada Medan, di mana ia mulai berkenalan dengan sastrawan terkenal seperti Chairil Anwar dan Asrul Sani.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Best Seller Terbaik, Checkout Sekarang!
4. Kontribusi dalam Bidang Sastra
Sitor Situmorang dikenal karena karyanya dalam bidang sastra.
Puisi-puisi karyanya memiliki corak simbolik dan telah terhimpun dalam berbagai kumpulan puisi seperti "Surat Kertas Hijau," "Dalam Sajak," dan "Wajah Tak Bernama".
Salah satu puisi terkenalnya adalah "Malam Lebaran".
Selain puisi, ia juga menulis cerpen, drama, esai, dan menerjemahkan karya sastra dari bahasa asing.
Karyanya yang bervariasi mencakup berbagai genre sastra pun masih dihargai oleh banyak orang hingga saat ini.
5. Aktivitas Politik dan Budaya
Selain aktif dalam dunia sastra, Sitor Situmorang juga terlibat dalam aktivitas politik dan budaya.
Ia pernah menjadi anggota Dewan Perancang Nasional, anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara), dan menjabat sebagai Ketua Lembaga Kebudayaan Nasional pada tahun 1959-1965.
6. Raih Banyak Penghargaan
Karya-karyanya dalam dunia sastra telah mendapatkan beberapa penghargaan, seperti Hadiah Sastra Nasional BMKN, Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta, dan Sea Write Award.
7. Pensiun dan Kehidupan Pribadi
Sitor Situmorang pensiun dari berbagai aktivitasnya dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di luar negeri, terutama di Paris.
Ia menikah dua kali dan memiliki keturunan dari kedua pernikahannya.
Pada 21 Desember 2014, Sitor meninggal dunia pada usia 91 tahun di Apeldoorn, Belanda.
Baca Juga: 10 Judul Novel yang Dijadikan Film, Sudah Nonton, Moms?
Puisi Karya Sitor Situmorang
Sitor Situmorang adalah salah satu sastrawan Indonesia yang berpengaruh dan memberikan kontribusi besar dalam perkembangan sastra dan budaya Indonesia.
Salah satu karyanya yang banyak dikenal adalah puisi. Berikut beberapa puisi karangan Sitor Situmorang yang memiliki makna indah.
1. Matahari Minggu
Di hari Minggu di hari iseng
Di silau matahari jalan berliku
Kawan habis tujuan di tepi kota
Di hari Minggu di hari iseng
Bersandar pada dinding kota
Kawan terima kebuntuan batas
Di hari panas tak berwarna
Seluruh damba dibawa jalan
Di hari Minggu di hari iseng
Bila pertemuan menambah damba
Melingkar di jantung kota
Ia merebah pada diri dan kepadatan hari
Tidak menolak tidak terima
2. Pendaratan Malam
Tentara tak berbekal mendarat
Di malam disuburkan lapar
(Bila fajar bawa berita
kayu apung istirahat mereka)
Tentara tak berbekal mendarat
Di malam disuburkan lapar
Jakarta 17 Agustus 45 Dinihari
Sederhana dan murni
Impian remaja
Hikmah kehidupan
berNusa
berBangsa
berBahasa
Kewajaran napas
dan degub jantung
Keserasian beralam
dan bertujuan
Lama didambakan
menjadi kenyataan
wajar, bebas
seperti embun
seperti sinar matahari
menerangi bumi
di hari pagi
Kemanusiaan
Indonesia Merdeka
17 Agustus 1945
Baca Juga: 8 Rekomendasi Buku Public Speaking Terbaik yang Wajib Dibaca
3. Lagu Gadis Itali
Buat Silvana Maccari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Andai abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Batu tandus di kebun anggur
Pasir teduh di bawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
1955
4. Lereng Merapi
Kutahu sudah, sebelum pergi dari sini
Aku Akan rindu balik pada semua ini
Sunyi yang kutakuti sekarang
Rona lereng gunung menguap
Pada cerita cemara berdesir
Sedu cinta penyair
Rindu pada elusan mimpi
Pencipta candi Prambanan
Mengalun kemari dari dataran….
Dan sekarang aku mengerti
Juga di sunyi gunung
Jauh dari ombak menggulung
Dalam hati manusia sendiri
Ombak lautan rindu
Semakin nyaring menderu….
Baca Juga: Cara Menerbitkan Buku Sendiri, Cocok untuk Penulis Pemula!
5. Kaliurang Tengah Hari
Kembali kita berhadapan
Dalam relung sepi ini
Dari seberang lembah mati
Bibirmu berkata lagi
Napasmu mengelus jiwaku
Tersingkap kabut dataran
Dan kutahu di tepi selatan
Laut 'manggil aku berlayar dari sini
Tunggulah, aku akan datang
Biar kelam datang kembali
Dengan angin malam aku bertolak
Ke negeri, kabut tidak mengabur pandang
Mati, berarti kita bersatu lagi
1948
6. Surat Kertas Hijau
Segala kedaraannya tersaji hijau muda
Melayang di lembaran surat musim bunga
Berita dari jauh
Sebelum kapal angkat sauh
Segala kemontokan menonjol di kata-kata
Menepis dalam kelakar sonder dusta
Harum anak dara
Mengimbau dari seberang benua
Mari, Dik, tak lama hidup ini
Semusim dan semusim lagi
Burung pun berpulangan
Mari, Dik, kekal bisa semua ini
Peluk goreskan di tempat ini
Sebelum kapal dirapatkan
1953
Baca Juga: 9 Novel Sastra Indonesia Terbaik Sepanjang Masa
Itulah profil Sitor Situmorang, sang sastrawan Tanah Air yang dikenal karena karya-karya indahnya yang inspiratif.
- https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/tokoh-detail/3314/sitor-situmorang
- https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Sitor_Situmorang
- https://www.sitorsitumorang.org/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.