Profil dan Biografi Sukarni, Aktivis 'Penculik' Soekarno-Hatta
Sukarni Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang memiliki peran penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Ia lahir di Blitar, Jawa Timur, pada tanggal 14 Juli 1916. Sejak kecil, Sukarni sudah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Ia sering mengikuti kegiatan-kegiatan pergerakan nasional, seperti organisasi Indonesia Muda dan Pemuda Sosialis Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, ia bersama sejumlah pemuda lainnya menculik Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.
Tujuan penculikan ini adalah untuk mendesak Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Ingin tahu biografi lengkapnya? Simak sampai akhir, ya!
Baca Juga: Biografi I Gusti Ketut Jelantik, Pahlawan Nasional dari Bali
Kehidupan Awal Sukarni
Ia lahir dengan nama lengkap Sukarni Kartodiwirjo pada tanggal 14 Juli 1916 di Desa Sumberdiran, Garum, Blitar, Jawa Timur.
Orang tua Sukarni sehari-hari berdagang di Pasar Garum, Blitar, dan termasuk dalam keluarga berada pada masa itu.
Pendidikan Sukarni dimulai saat dia mulai bersekolah di Taman Siswa di Blitar, yang lebih dikenal dengan nama Mardisiswo.
Taman Siswa merupakan sekolah rakyat yang didirikan oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.
Semangat nasionalisme Sukarni telah ditanamkan sejak usia dini, baik dalam lingkungan keluarganya maupun di sekolah.
Selama di sekolah, ia diajar oleh seorang guru bernama Mohammad Anwar yang sangat mendukung nasionalisme dan menentang penjajahan Belanda.
Setelah lulus dari Mardisiswo, ia melanjutkan studinya di HIS Blitar, dan kemudian melanjutkan ke MULO Blitar.
Setelah berhasil menyelesaikan pendidikannya di MULO, ia melanjutkan studinya ke Kweekschool atau Sekolah Guru dan Volks Universiteit atau Universitas Rakyat.
Baca Juga: Biografi Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Berjasa
Menjadi Aktivis di Usia Muda
Saat berusia empat belas tahun, Sukarni aktif dalam perjuangan kemerdekaan melalui jalur politik.
Ia bergabung dengan Indonesia Muda, sebuah organisasi kepemudaan yang terkait dengan Partai Indonesia atau Partindo.
Selama berada di Indonesia Muda, ia pernah dikirim ke Bandung untuk mengikuti sekolah pengaderan. Salah satu teman sekelasnya saat pengaderan adalah Soekarno.
Inilah kali pertama Ia bertemu dengan Soekarno. Sebelum pemerintahan Belanda berakhir, Sukarni yang saat itu memimpin Indonesia Muda ditangkap oleh Belanda.
Dia kemudian diasingkan ke berbagai daerah, termasuk Balikpapan, Samarinda, dan Jakarta.
Ketika Jepang mengambil alih kekuasaan, ia termasuk di antara tokoh politik yang dibebaskan oleh Jepang.
Selama masa pemerintahan Jepang, ia bersama dengan para tokoh muda lainnya membentuk Angkatan Baru Indonesia, yang kantor pusatnya berada di Jalan Menteng 31.
Pada akhir Perang Dunia II, situasi politik di Indonesia menjadi sangat dinamis. Terdapat dua kelompok utama di kalangan pejuang, yaitu golongan tua dan golongan muda.
Baca Juga: Biografi Martha Christina Tiahahu, Pahlawan Perempuan asal Maluku
Menculik Soekarno dan Hatta
Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno-Hatta berkeinginan untuk mengambil langkah politik yang terencana dalam mencapai kemerdekaan, termasuk melalui mekanisme PPKI.
Di sisi lain, kelompok muda yang termasuk Sukarni ingin segera mengumumkan proklamasi kemerdekaan.
Tekanan dari kelompok muda semakin meningkat ketika mereka mendengar kabar penyerahan Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945.
Maka, para pemuda tersebut memutuskan untuk "menculik" Soekarno-Hatta dengan tujuan melindungi mereka dari pengaruh Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda membawa Soekarno, Hatta, Ibu Fatmawati, dan Guntur Soekarnoputra ke Rengasdenglok.
Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok.
Pada sore harinya, Ahmad Subardjo datang ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta. Para pemuda diberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera diumumkan.
Pada malam harinya, para tokoh kemerdekaan berkumpul di rumah Laksamana Maeda. Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo berkumpul di sebuah ruangan untuk merumuskan teks proklamasi.
Setelah merumuskan teks tersebut, teks tersebut kemudian dibacakan di depan rakyat.
Namun, muncul perdebatan mengenai siapa yang seharusnya menandatangani teks tersebut.
Maka, Sukarni kemudian muncul dan mengusulkan agar hanya Soekarno-Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia.
Baca Juga: Biografi Imam Bonjol, Pahlawan yang Memimpin Perang Padri!
Tutup Usia
Sukarni meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1971 pada usia 54 tahun.
Upacara pemakaman Sukarni berlangsung dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Presiden Soeharto dan para pejabat tinggi negara lainnya hadir dalam upacara tersebut.
Sukarni dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama para pahlawan nasional lainnya.
Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Sukarni dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014.
Sukarni adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang memiliki peran penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Ia adalah sosok yang berani dan tegas dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jasa-jasanya akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia.
Baca Juga: 12 Profil dan Instagram Peserta Single Inferno Season 1
Demikian biografi Sukarni, aktivis yang menculik Soekarno dan Hatta.
Semoga kisahnya dapat memicu semangat kebangsaan kita, ya!
- https://historia.id/politik/articles/sukarni-dan-proklamasi-PdbJ9
- https://gangkecil.com/biografi-sukarni-kartodiwirjo-pemuda-aktivis-penculik-soekarno-hatta/
- https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/11/SUKARNI-KARTODIWIRJO.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.