3 Tantangan Yang Sering Ditemui Orang Tua Saat Mengadopsi Anak Yang Sudah Besar
Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan adopsi, hal terpenting yang harus jadi pertimbangan setiap calon orang tua adalah kesiapan mereka dalam menghadapi segala tantangan mengadopsi anak.
Yang pasti, kemudahan dan tantangan mengadopsi anak yang sudah besar tentu tidak akan sama dengan mengadopsi bayi atau balita ya, Moms.
Baca Juga: 4 Artis Indonesia ini Akrab dengan Anak Sambungnya
Nah, untuk Moms yang sedang berencana mengadopsi anak yang sudah besar, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1. Kesulitan Bonding
Foto: Thelovelist.net
Mendekatkan hubungan antara orang tua dengan anak yang diadopsi saat masih bayi atau balita relatif lebih mudah dan cepat, karena dilakukan seiring dengan tumbuh kembangnya. Ibarat melukis, orang tua dan anak bersama-sama mewarnai sebuah kanvas kosong.
Sedangkan bonding dengan anak yang diadopsi saat usianya sudah lebih dari lima tahun memang cenderung butuh waktu lebih lama, terutama karena pola pikir dan kepribadian Si Kecil sudah terbentuk dan belum tentu sejalan dengan orang tua.
Itulah kenapa proses penyesuaian kepribadian, nilai hidup, pola pikir, gaya hidup, dan cara berkomunikasi menjadi tantangan terbesar saat mengadopsi anak yang sudah besar.
Baca Juga: Membesarkan Anak Adopsi
2. Ekspektasi Terlalu Tinggi
Foto: Romper.com
Saat akan mengadopsi anak, setiap calon orang tua pasti punya ekspektasinya sendiri. Baik tentang cepatnya menjalin bonding, beraktivitas bersama dengan gembira, komunikasi yang berjalan lancar, sikap anak yang penurut, dan sebagainya.
Namun dalam sebuah studi yang dirilis oleh Western Journal of Nursing Research, kesulitan beradaptasi dan kenyataan yang jauh berbeda dengan ekspektasi bisa membuat orang tua mengalami post-adoption depression alias depresi paska-adopsi.
3. Kesehatan Mental dan Kebiasaan Buruk
Foto: Scribd.com
Selain sudah memiliki pola pikir, kepribadian, dan kebiasaan sendiri yang terbentuk dari pengasuhan sebelumnya, anak adopsi yang sudah besar ternyata memiliki resiko gangguan psikiatris yang lebih besar.
Seperti disebutkan dalam studi yang dimuat American Journal of Psychiatry, anak dari panti asuhan memiliki resiko 53% lebih besar memiliki kondisi kecemasan dan depresi. Baik karena trauma, kurang perhatian, atau selalu menghadapi ketidakpastian tentang masa depan.
Sedangkan menurut Victor Groza, profesor studi anak-orang tua di Case Western University, anak adopsi yang berasal dari lingkungan “keras” juga cenderung menunjukkan perilaku agresif dan kekerasan sebagai caranya bertahan hidup.
Jangan biarkan tantangan mengadopsi anak tadi menghalangi niat untuk mengadopsi anak yang sudah besar ya, Moms. Bulatkan tekad dan siapkan mental Moms dan Dads supaya semuanya bisa berjalan lancar.
Lagipula menurut ulasan dalam buku Clinical and Practical Issues in Adoption, 98% adopsi anak yang sudah besar akan berjalan baik dan lancar dengan sedikit waktu, empati, kesabaran, dan kasih sayang.
Bagaimana menurut Moms, apalagi tantangan mengadopsi anak di atas usia lima tahun?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.