4 Keajaiban Otak Bayi Yang Perlu Moms Tahu
Bahkan saat baru lahir, otak bayi sudah berkembang dengan pesat. Otak bayi berkembang dua kali lipat selama tahun pertama kehidupan dan mencapai 80% dari ukuran otak orang dewasa di saat usianya mencapai tiga tahun.
Periode ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memberikan dampak positif dalam kehidupan si kecil.
Selama tahun-tahun ini, otak si kecil dua kali lebih aktif, seperti halnya otak orang dewasa. Otaknya akan mampu memahami berbagai macam hal, termasuk apa yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.
1. Memahami dan memiliki kemampuan bermusik
Riset yang dilakukan pada bayi 5 bulan – 2 tahun oleh Dr Marcel Zantner, psikolog anak Fakultas Psikologi Universitas York, Inggris.
Bayi-bayi yang diteliti menunjukkan respon aktif terhadap suara musik. Hal tersebut mereka tunjukkan melalui gerakkan tubuh mengikuti irama musik yang didengar.
Adapun Dr. Tuomas Eerola menemukan bahwa bayi dengan kemampuan yang baik untuk menggerakkan tubuhnya sesuai dengan ketukan irama musik, lebih sering tersenyum dan juga tertawa.
Sehingga semakin tinggi kemampuan bayi menari, maka bayi juga akan semakin ramah.
Dr. Istvan Winkler, pakar saraf anak dari Budapest, Hongaria juga menemukan bakat luar biasa antara otak bayi dan musik.
Bersama Dr. Henkjan Honing, Universitas Amsterdam Belanda, Dr. Istvan mengamati dan menganalisa gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh otak bayi saat mendengar suara musik drum dengan variasi ritme.
Ternyata, reaksi gelombang otak bayi kemudian diukur menggunakan Electro Encephalo Graphy terhadap 14 bayi berusia 2-3 hari, baik saat bayi terjaga maupun tertidur.
Setiap ada notasi terlewat, otak bayi menunjukkan adanya perubahan pola gelombang elektromagnetik yang menunjukkan bahwa bayi bisa memahami ritme musik.
2. Mampu memahami pembicaraan orang
Menurut hasil riset Eric Halgren, PhD, pakar radiologi Universitas California di San Diego, AS, menunjukkan bahwa otak bayi berusia 1 tahun sudah mampu memproses kata-kata hasil dari percakapan orang dewasa yang mereka dengar.
Bayi juga mampu memahami makna dari kata-kata yang mereka dengar, sebagaimana orang dewasa memahami kata-kata tersebut.
Artinya, sebelum bisa bicara, bayi sebenarnya sudah terlebih dahulu memiliki kemampuan mencerna makna kata-kata.
Riset tersebut semakin diperkuat oleh penilitian Jeff Elman, PhD., pakar saraf anak Universitas California. Diperdengarkan beberapa kata benda kemudian diperlihatkan gambar dari benda-benda yang disebutkan kepada bayi.
Selanjutnya urutan kata dan gambar diacak. Bayi-bayi yang terlibat dalam penelitian ternyata bereaksi jika gambar yang ditunjukkan berbeda dengan kata yang disebutkan.
3. Mengetahui emosi orang tuanya meskipun bayi sedang tidur
Berdasarkan riset Dr. Declan Murphy, pakar saraf anak dari London, Inggris, membuktikan saat bayi tertidur nyenyak, mereka masih tetap bisa mendengarkan suara orang tuanya.
Bahkan bayi juga mampu mengetahui suasana hati orang tuanya yang negatif seperti marah maupun kesal, terutama perasaan Mama.
Fakta tersebut diperoleh melalui penelitian terhadap 21 bayi berusia 3 hingga 7 bulan.
Aktivitas gelombang otak bayi dipantau kemudian dicatat fluktuasinya saat mendengarkan bermacam-macam suara (diantaranya batuk, bersin, tangis, tawa, suara mainan, pecakapan orang tua di kondisi normal dan percakapan orang tua saat kesal).
Terbukti bagian tertentu gelombang otak bayi yang disebut korteks dan girus rektus menjadi saat mendengar percakapan orang tuanya dalam kondisi kesal, bertengkar atau sedih, meskipun bayi dalam kondisi tidur lelap.
4. Pandai berhitung
Hasil riset Veronique Iard, Ph.D., pakar saraf anak dari Paris, Perancis menunjukkan bahwa bayi usia 3 bulan sudah menyadari jumlah boneka-boneka berbentuk binatang yang digantung di atas tempat tidurnya. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 36 bayi usia 3-6 bulan.
Setiap bayi dipasangi “topi” jala yang terbuat dari kabel-kabel sensor guna menangkap gelombang otak.
Kemudian disajikan gambar berbagai binatang di layar monitor TV besar (kuda, bebek, gajah). Binatang-binatang tersebut ditunjukkan dengan jumlah berbeda-beda dan ditampilkan secara acak.
Hasil pemantauan gelombang otak tersebut menunjukkan bentuk gelombang otak berubah di saat bayi melihat gambar jenis binatang berbeda dengan jumlah yang sama, membuktikan otak bayi mampu merespon adanya perbedaan jumlah benda yang dilihat bayi.
Wah, apa Moms pernah menyadari kemampuan yang dihasilkan dari keajaiban otak bayi di atas pada si kecil?
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.