25 April 2024

Abdul Haris Nasution, Jenderal yang Lolos dari G30S/PKI

Wafat akibat stroke dan koma
Abdul Haris Nasution, Jenderal yang Lolos dari G30S/PKI

Foto: picryl.com

Abdul Haris Nasution adalah seorang jenderal yang terlibat dalam peristiwa pemberontakan G30S/PKI.

Gerakan ini menggugurkan 6 orang jenderal dan 1 perwira, ketujuh orang itu kini dikenal dengan sebutan pahlawan revolusi.

Namun, beruntungnya Abdul Haris Nasution saat itu berhasil lolos dari pembantaian yang dilakukan oleh gerakan yang dipelopori oleh Letkol Untung.

Abdul Haris Nasution, dikenal sebagai seorang tokoh militer yang mendiami tempat penting dalam sejarah modern Indonesia.

Ia merupakan figur yang mencerminkan keberanian, kebijaksanaan, dan dedikasi yang luar biasa terhadap negaranya.

Lahir pada 3 Desember 1918 di Sumatera Utara dan tumbuh menjadi salah satu pemimpin militer paling berpengaruh pada zamannya.

Yuk, simak selengkapnya mengenai biografi Abdul Haris Nasution di bawah ini, Moms.

Baca Juga: Biografi Wahid Hasyim, Menteri Agama Pertama & Ayah Gus Dur

Latar Belakang Abdul Haris Nasution

Abdul Haris Nasution
Foto: Abdul Haris Nasution (Wikipedia.org)

Abdul Haris Nasution lahir di Desa Hutapungkut, Kotanopan, di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, dalam sebuah keluarga Batak Muslim.

Ia tumbuh sebagai anak kedua dan putra tertua, Nasution tumbuh dalam keluarga pedagang.

Ayahnya, seorang pedagang yang berdagang tekstil, karet, dan kopi serta anggota Sarekat Islam, berharap Nasution akan menekuni pendidikan agama.

Sementara itu, ibunya mengharapkan dia menjadi dokter dan belajar di Batavia.

Setelah menyelesaikan sekolah pada tahun 1932, ia mendapatkan beasiswa untuk belajar di Sekolah Raja Bukittinggi.

Sekarang dikenal sebagai SMA Negeri 2 Bukittinggi, dimana ia menghabiskan tiga tahun di asrama.

Pada tahun 1935, Abdul Haris Nasution pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikannya, tinggal selama tiga tahun.

Minatnya untuk menjadi guru berkurang seiring tumbuhnya kecenderungan politiknya.

Hal ini karena terinspirasi oleh karya-karya Soekarno yang ia baca secara rahasia bersama teman-temannya.

Setelah lulus pada tahun 1937, ia kembali ke Sumatera dan mengajar di Bengkulu, dekat dengan tempat pengasingan Soekarno.

Tahun berikutnya, ia pindah ke Tanjung Raja, dekat Palembang, dan sementara terus mengajar, minatnya beralih lebih ke arah politik dan militer.

Setelah Jerman menduduki Belanda pada 1940, Nasution bergabung dengan korps perwira cadangan kolonial untuk pelatihan militer.

Ia dikirim ke Akademi Militer di Bandung, dan pada September tahun itu ia naik pangkat menjadi kopral, dan tidak lama kemudian menjadi sersan.

Kemudian ia bergabung dengan Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) sebagai perwira.

Ketika Jepang menyerang dan menduduki Indonesia pada tahun 1942, Nasution yang saat itu di Surabaya bertugas untuk mempertahankan pelabuhan.

Ia kemudian berhasil kembali ke Bandung dan bersembunyi untuk menghindari penangkapan oleh Jepang.

Selama periode ini, ia juga membantu milisi PETA yang dibentuk oleh Jepang dengan mengirim pesan, meskipun ia tidak resmi menjadi anggota.

Baca Juga: Biografi Sultan Hasanuddin, Dikenal Ayam Jantan dari Timur

Peran Abdul Haris Nasution terhadap NKRI

Abdul Haris Nasution memegang peranan penting dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui kepemimpinan militer dan inisiatif strategis di masa-masa kritis.

Ini dia peran AH Nasution dalam memperjuangkan Indonesia

1. Pemimpin Perang Gerilya

AH Nasution
Foto: AH Nasution (Wikipedia.org)

Selama Agresi Militer Belanda pada tahun 1947, Nasution mengambil peran sebagai pemimpin dalam perang gerilya.

Taktik yang ia terapkan berhasil memukul mundur tentara Belanda, membantu mempertahankan kedaulatan Indonesia yang baru merdeka.

Buku Pokok-Pokok Gerilya, yang ia tulis, menguraikan prinsip-prinsip taktik ini dan menjadi referensi penting di bidang militer secara global.

2. Menumpas Gerakan Separatis dan Ekstremis

Setelah Agresi Militer, Indonesia menghadapi berbagai gerakan separatis dan ekstremis di dalam negeri.

Nasution memimpin upaya pengamanan stabilitas dalam negeri, termasuk mengatasi Pemberontakan PKI Madiun pada 1948 dan DI/TII pada 1962.

Operasi militer ini bertujuan untuk menjaga integritas teritorial dan politik Indonesia.

3. Mempertahankan Pancasila sebagai Ideologi Negara

AH Nasution berkomitmen pada Pancasila dan aktif memerangi ideologi yang bertentangan dengannya, termasuk komunisme dan gerakan ekstremis Islam.

Upaya ini mencerminkan dukungannya yang kuat terhadap ideologi negara yang bertujuan menyatukan berbagai elemen masyarakat Indonesia yang plural.

4. Peran dalam Konsep Dwifungsi ABRI

Nasution juga dikenal sebagai penggagas konsep Dwifungsi ABRI, yang memberikan peran politik kepada militer di Indonesia.

Konsep ini kemudian diadaptasi secara ekstrem selama Orde Baru.

Namun, asal-usulnya mencerminkan usaha Nasution dalam mengintegrasikan militer sebagai bagian dari pembangunan nasional dan stabilitas politik di Indonesia.

Peran Nasution dalam berbagai aspek keamanan dan politik Indonesia menunjukkan betapa pentingnya figur ini dalam mempertahankan dan membentuk fondasi NKRI.

Baca Juga: Ki Hajar Dewantara: Biografi, Perjuangan, dan Karya-karyanya

Abdul Haris Nasution dan G30S/PKI

Abdul Haris Nasution dan Keluarga
Foto: Abdul Haris Nasution dan Keluarga (picryl.com)

Seperti yang dijelaskan di atas, Abdul Haris Nasution selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh gerakan yang dipelopori oleh Letkol Untung.

Keberhasilan AH Nasution lolos dari upaya penculikan dan pembunuhan pada 1 Oktober 1965 dipengaruhi oleh peran istrinya, Johanna Sunarti.

Tepat saat pasukan Cakrabirawa datang menyerang kediaman mereka di dini hari, Johanna Sunarti mendesak Nasution untuk melarikan diri.

Berkat tindakannya itu, Nasution berhasil menghindari upaya penculikan tersebut.

Namun, tragisnya, putri bungsu mereka, Ade Irma Suryani Nasution, meninggal terkena tembakan ketika kejadian tersebut, yang secara tidak langsung melindungi ayahnya.

Akhir Hidup AH Nasution

Abdul Haris Nasution Sakit
Foto: Abdul Haris Nasution Sakit (Wikipedia.org)

Abdul Haris Nasution menikah dengan Johanna Sunarti pada 30 Mei 1947 di Ciwidey, Bandung.

Dari pernikahannya itu, mereka memiliki dua anak perempuan, Hendrianti Saharah Nasution dan Ade Irma Suryani Nasution, yang meninggal dalam peristiwa G30S.

Johanna Sunarti wafat pada 2010 di usia 87 tahun.

Sementara Nasution meninggal pada 6 September 2000 di Jakarta, setelah menderita stroke dan koma.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Sementara sang anak, Hendrianti Saharah Nasution, meninggal pada 2021 di usia 69 tahun.

Baca Juga: Biografi Pattimura Singkat, Pahlawan dari Tanah Maluku!

Itulah informasi seputar biografi Abdul Haris Nasution. Semoga membantu, Moms!

  • https://ditsmp.kemdikbud.go.id/mengenang-kiprah-sang-jenderal-besar-abdul-haris-nasution/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Haris_Nasution

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.