05 Januari 2024

Biografi Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Berjasa

Mendapat gelar Pahlawan Nasional, Moms
Biografi Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Berjasa

Foto: muhammadiyah.or.id

Ahmad Dahlan merupakan tokoh reformasi Islam yang penting dalam sejarah Indonesia.

Ia lahir dengan nama Muhammad Darwis dan mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan sebagai bagian dari transformasi pribadinya yang lebih besar.

Ayahnya, Kiai Abu Bakar, adalah seorang pengajar di Masjid Gedhe Kauman, yang terletak di jantung Kesultanan Yogyakarta.

Perjalanan Ahmad Dahlan dalam memperbaharui pemahaman Islam di Indonesia dimulai setelah ia melakukan perjalanan haji ke Makkah.

Di sana, ia terpapar pada pemikiran-pemikiran reformis dari Timur Tengah, terutama dari gerakan Wahhabi yang tengah berkembang.

Pengalaman ini mendorong Dahlan untuk mempertimbangkan kembali praktik keagamaan di Indonesia, yang dia anggap telah menyimpang dari Qur'an dan sunah.

Yuk, Moms simak latar belakang dan profil Ahmad Dahlan di bawah ini.

Baca Juga: Biografi Teuku Umar, Perjuangan Pahlawan Nasional dari Aceh

Keluarga Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan
Foto: Ahmad Dahlan (Muhammadiyah.or.id)

K.H. Ahmad Dahlan, yang lahir sebagai Muhammad Darwis pada tahun 1868 di Yogyakarta, berasal dari keluarga yang berakar kuat dalam keagamaan dan pendidikan Islam.

Dia adalah putra keempat dari pasangan Siti Aminah dan K.H. Abu Bakar, seorang pengajar di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.

Ahmad Dahlan tumbuh dengan enam saudara kandung, yaitu:

  • Nyai Khotib Harun
  • Nyai Muchsin
  • Nyai Muhammad Saleh
  • Nyai Haji Abdurrahman
  • Nyai Haji Muhammad Faqih
  • Muhammad Basir

Latar belakang keluarga Ahmad Dahlan juga mencakup garis keturunan yang penting dalam sejarah Islam di Indonesia.

Dari sisi ibunya, ia merupakan cucu dari Penghulu Keraton Yogyakarta, K.H. Ibrahim.

Sedangkan dari sisi ayahnya, Ahmad Dahlan memiliki hubungan darah dengan Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal sebagai salah satu penyebar Islam di Jawa Timur pada abad ke-15.

Ayahnya, K.H. Abu Bakar, adalah putra dari K.H. Sulaiman, yang berasal dari keluarga Maulana Sulaeman, dikenal sebagai Kiai Ageng Gribig, keturunan dari Maulana Fadlullah.

Keluarga Ahmad Dahlan, yang terjalin erat dengan sejarah Islam dan pendidikan di Indonesia, memberikan dia latar belakang yang kuat dalam keagamaan dan intelektual.

Pengetahuan akan agama Islam itu kemudian memengaruhi perjalanan hidup dan pemikirannya sebagai pembaru Islam di Indonesia.

Baca Juga: Rumah Si Pitung, Tempat Wisata Sejarah dan Budaya di Jakarta

Organisasi Ahmad Dahlan

Potret Ahmad Dahlan
Foto: Potret Ahmad Dahlan (Wikipedia.org)

K.H. Ahmad Dahlan memiliki pengalaman organisasi yang beragam dan signifikan dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam upaya pembaruan Islam.

Selain berperan aktif dalam mengemukakan gagasannya tentang Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai wirausahawan sukses yang menjual batik.

Dia dengan cepat mendapatkan tempat di berbagai organisasi seperti:

  • Jam'iyatul Khair
  • Syarikat Islam
  • Budi Utomo
  • Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad.

Pada 1912, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, sebuah organisasi yang bertujuan memperbarui cara berpikir dan beramal dalam masyarakat Islam.

Organisasi tersebut sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadis.

Dahlan menegaskan bahwa Muhammadiyah bukanlah organisasi politik, melainkan bersifat sosial dan berfokus pada pendidikan.

Pengalamannya sebagai pendidik juga mencakup mengajar pelajaran agama Islam di sekolah OSVIA di Magelang, sebuah sekolah Belanda dan priayi.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk fitnah dan ancaman pembunuhan, Dahlan tetap teguh pada prinsipnya dan terus memajukan Muhammadiyah.

Pada akhirnya ia mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Hindia Belanda pada 1914.


Dahlan juga aktif menyebarkan gagasan Muhammadiyah melalui tabligh dan jaringan dagangnya, mendapatkan dukungan luas dari masyarakat dan ulama di berbagai kota di Indonesia.

Ia memperjuangkan pengakuan cabang Muhammadiyah di kota-kota lain. Akhirnya disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1921.

Selama hidupnya, Dahlan mengadakan pertemuan anggota Muhammadiyah secara rutin untuk evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin.

Baca Juga: 14 Sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan Kisahnya

Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah
Foto: Muhammadiyah (Islami.co)

Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 oleh Ahmad Dahlan sebagai salah satu organisasi Islam di Indonesia.

Nama "Muhammadiyah" dipilih untuk merefleksikan keyakinan pada Nabi Muhammad serta untuk menghubungkan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad.

Latar belakang pendirian Muhammadiyah muncul dari interaksi Dahlan dengan teman-temannya di Budi Utomo dan usulan salah satu santrinya di Kweekschool Jetis.

Dahlan, yang mengajar agama Islam di luar sekolah dan di rumahnya, menerima saran agar kegiatan pendidikan tersebut tidak hanya dilakukan sendirian.

Namun, juga melalui organisasi untuk menjaga kesinambungan.

Gagasan ini kemudian mendapat dukungan luas, membuat Muhammadiyah berkembang dengan banyak anggota di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Porselen: Pengertian, Sejarah, dan Macam-Macam Kegunaannya

Tujuan Dibentuknya Muhammadiyah

Muhammadiyah
Foto: Muhammadiyah (Wikimedia Commons)

Tujuan berdirinya Muhammadiyah, seperti yang didirikan oleh Ahmad Dahlan, meliputi beberapa aspek penting:

  • Penyebaran agama Islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad kepada penduduk di Hindia Belanda, khususnya di residensi Yogyakarta.
  • Meningkatkan pemahaman agama di antara anggota-anggotanya, termasuk memajukan pendidikan dan pembelajaran agama di Hindia Belanda.
  • Mendorong kemajuan dan menikmati kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam sampai akhirnya mampu membentuk masyarakat yang lebih modern, beradab, dan berkeadilan berdasarkan ajaran Islam.

Muhammadiyah berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Organisasi ini juga membina umat Islam untuk berperan aktif dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Meninggal pada 1923

Foto Ahmad Dahlan
Foto: Foto Ahmad Dahlan (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Ahmad Dahlan wafat pada 1923, tepatnya pada 23 Februari 1923 dan dikebumikan di pemakaman Karangkajen, Yogyakarta.

Ia kemudain mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Nasional pada 1961 melalui Surat Keputusan Presiden No. 657.

Selain karena kontribusinya dalam membangun kesadaran bangsa Indonesia, berikut alasan lainnya ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

  • Dahlan berperan penting dalam membangkitkan kesadaran umat Islam Indonesia tentang kondisi sebagai bangsa yang terjajah, mendorong mereka untuk belajar dan bertindak.
  • Melalui Muhammadiyah, Dahlan menyebarkan ajaran Islam yang murni, menuntut kemajuan, kecerdasan, dan aksi sosial berdasarkan iman dan Islam.
  • Muhammadiyah, berkat Dahlan, memimpin dalam bidang amal usaha sosial dan pendidikan, penting untuk kemajuan bangsa.
  • Muhammadiyah juga memajukan hak-hak wanita di Indonesia, memungkinkan mereka memperoleh pendidikan dan berpartisipasi sosial sejajar dengan pria.

Baca Juga: Sejarah 4 Rumah Adat Kalimantan Selatan dan Filosofinya

Itulah sejarah dan informasi seputar Ahmad Dahlan, Pahlawan Nasional yang berjasa. Bagaimana tanggapan Moms?

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Dahlan
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/ahmad-dahlan/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.