4 Fakta Alergi Kacang pada Bayi dan Rekomendasi Turunkan Risikonya!
Alergi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi. Alergi terhadap kacang menurut American College of Allergy, Asthma and Immunology (ACAAI) adalah salah satu alergi makanan yang paling umum ditemukan pada anak-anak di Amerika Serikat termasuk bayi.
Alergi kacang juga adalah masalah kesehatan yang berkembang, mempengaruhi sekitar 2% anak-anak. Pada sebagian besar anak-anak, alergi kacang dimulai sejak dini dan membutuhkan manajemen seumur hidup.
Fakta Alergi Kacang pada Bayi
Ada beberapa kesalahpahaman tentang alergi kacang. Misalnya, kacang tanah adalah kacang-kacangan bukan kacang pohon. Bukan hanya itu, Moms juga harus mengetahui beberapa fakta tentang alergi kacang pada bayi yang bisa diantisipasi, dilansir nationwidechildrens.org.
1. Tes Alergi Kacang Bisa Dilakukan Sejak Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Jika biasanya Moms mendengar bahwa tes alergi kacang tanah tidak dapat dilakukan sampai Si Kecil berumur 2 - 5 tahun, hal tersebut tidak benar. Faktanya, tes kulit untuk alergi kacang atau makanan apapun dapat dilakukan pada segala usia.
Pengujian alergi makanan umumnya hanya direkomendasikan ketika riwayat onset langsung dan reaksi yang ditemukan terhadap makanan tertentu telah terjadi. “Tes alergi bukan tes skrining yang berguna dan tidak boleh dilakukan hanya untuk melihat apakah mereka alergi,” kata David Stukus MD, profesor pediatri di bagian alergi dan imunologi di Nationwide Childrens Hospital.
Baca Juga: Alergi Kacang pada Anak, Ini yang Harus Diperhatikan
2. Tidak Ada Jumlah Aman Mengkonsumsi Kacang
Foto: Orami Photo Stock
Tidak ada jumlah aman mengkonsumsi kacang jika ternyata bayi memiliki alergi kacang. Jumlah kacang yang dikonsumsi dan kontak silang dengan kacang dapat menyebabkan reaksi, termasuk anafilaksis yang mengancam jiwa. Moms dan keluarga harus mewaspadai bahan-bahan di setiap makanan dan juga bagaimana makanan disiapkan.
Label pada produk kemasan harus dibaca setiap saat, bahkan jika dicerna sebelumnya, karena produsen dapat mengganti bahan tanpa peringatan. “Terakhir, semua penjamah makanan, terutama di restoran, toko roti, dan tempat es krim, harus dicari tahu dulu bahannya sebelum memesan,” tambah David.
3. Berada di Ruangan yang Sama dengan Kacang Tidak Menyebabkan Alergi
Foto: Thefederalist.com
Jika tidak ada kontak, hal itu tidak akan membahayakan. Menyentuh, mencium, atau menghirup partikel dari kacang jarang menyebabkan reaksi yang parah pada bayi yang memiliki alergi kacang. Hampir selalu membutuhkan konsumsi untuk menyebabkan komplikasi alergi yang serius.
“Karena reaksi tidak dapat diprediksi, setiap individu yang memiliki alergi harus mempertahankan rencana tindakan alergi makanan untuk membantu menjaga mereka tetap aman,” jelasnya.
Baca Juga: Kenali Gejala-Gejala Alergi Kacang pada Anak
4. Pengobatan yang Efektif Adalah dengan Menghindar
Foto: Babycenter.co.uk/Istockphoto.com
Meski ada mitos yang mengatakan bahwa memberi kacang pada bayi yang memiliki alergi dalam jumlah sedikit akan membantu mengatasi alergi lebih cepat, sayangnya tidak ada obat untuk alergi makanan. Pengobatan yang paling efektif saat ini adalah penghindaran yang ketat.
Meski imunoterapi oral sedang diselidiki oleh para peneliti sebagai cara untuk menurunkan kepekaan, tetapi tidak menyembuhkan alergi kacang atau alergi makanan lain pada bayi dan anak. Penelitian LEAP baru-baru ini telah menunjukkan bahwa pengenalan kacang pada anak-anak sejak dini untuk anak-anak kurang dari 11 bulan, dapat melindungi terhadap perkembangan alergi kacang.
Namun ini tidak berlaku untuk bayi yang sudah memiliki alergi kacang. “Sangat disarankan untuk berdiskusi dengan dokter anak atau ahli alergi anak sebelum memperkenalkan makanan yang mengandung kacang untuk bayi,” kata dia.
Kenalkan Kacang Sejak Dini untuk Pencegahan
Foto: libyanexpress.com
Ibu hamil aman untuk makan kacang dan sudah dijelaskan dalam jurnal Annals of Allergy, Asthma & Immunology. Di mana pada jurnal yang sama mengungkapkan, pencegahan terjadinya alergi kacang pada anak adalah mengenalkan makanan ini sejak dini. Tentunya, hal ini dilakukan ketika ia sudah mampu mengonsumsi makanan padat.
Namun, ketika bayi sudah alergi terhadap telur atau mempunyai eksim parah yang tidak dapat diobati, maka berisiko tinggi terkena alergi kacang pada bayi. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh mereka sudah sensitif terhadap alergen tertentu.
Jadi, Moms dapat menghindari alergi kacang pada anak dengan mengenalkan kacang pada anak ketika sudah mulai MPASI.
Pada Januari 2020 lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sudah menyetujui obat bernama Palforzia yang mampu membantu membangun toleransi terhadap alergen. Tujuannya, untuk mengurangi keparahan gejala alergi. Mungkin mengenai hal ini, Moms harus berkonsultasi langsung dengan dokter, ya!
Baca Juga: Bolehkah Bayi 6-12 Bulan Makan Selai Kacang?
Fakta: Selai Kacang Kurangi Risiko Alergi
Foto: pixabay
Rupanya mengenalkan selai kacang di usia dini, menurut ahli justru akan menurunkan kemungkinan alergi, lho Moms. Melansir Babygaga, sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa mengenalkan Si Kecil pada kacang di usia dini bisa mengurangi kemungkinan mereka terkena alergi.
Penelitian Selai Kacang Turunkan Risiko Alergi
Penelitian baru yang dipublikasikan pada jurnal Food Standards Australia New Zealand, menunjukkan bahwa sebenarnya mungkin kesalahan besar, seperti yang dikutip dari laporan ABC .
Di Australia, para ahli menemukan bahwa mengekspos anak-anak terhadap kacang pada usia muda sebenarnya mengurangi kemungkinan mereka mengembangkan alergi.
Australia memiliki salah satu tingkat alergi makanan tertinggi di dunia dengan 10% dari semua bayi yang lahir di negara tersebut. Dengan angka yang terus meningkat, sesuatu harus dilakukan, salah satunya adalah mengenalkan selai kacang pada usia dini.
Baca Juga: Resep Homemade Selai Kacang
Rekomendasikan Anak Mencoba Selai Kacang
Foto: pixabay
Daripada merekomendasikan anak-anak menghindari kacang dan makanan lain yang menyebabkan alergi, pemerintah Australia justru menyarankan agar orang tua mengenalkan selai kacang pada usia dini. Maksud dari usia dini yaitu dengan rentang usia 6 hingga 11 bulan.
Sebelum meluncurkan saran ini, sebuah studi dilakukan pada 600 anak-anak pada rentang usia itu, yang semuanya dianggap "berisiko tinggi" alergi makanan. Ditemukan bahwa risiko anak-anak yang menderita alergi kacang tanah berkurang sampai 80%.
Walaupun begitu, Moms harus tetap mengomunikasikan hal ini kepada dokter dahulu ya, untuk mengetahui lebih mengenai baik buruknya. Kondisi setiap anak berbeda-beda, sehingga Moms memang harus mengonsultasikannya terlebih dahulu.
Baca Juga: Jangan Khawatir Jika Anak Alergi Kacang, Perawatan Ini Mungkin Membantu
Mendiagnosis alergi kacang pada bayi bisa menjadi hal yang rumit. Gejala yang timbul dapat dapat bervariasi pada setiap orang. Jika Moms curiga bayi memiliki alergi kacang, Moms bisa konsultasi dengan dokter anak dan juga dokter ahli alergi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.