Amankah Pewarna Makanan Selama Merencanakan Kehamilan?
Pewarna makanan buatan adalah bahan tambahan pangan berupa pewarna sintetis yang digunakan untuk mewarnai makanan dan minuman. Banyak jenis makanan olahan, minuman, dan bumbu memiliki pewarna buatan di dalamnya.
Kita sering menganggap bahan aditif makanan cukup aman untuk kesehatan dan kesuburan karena penggunaannya di Indonesia sudah diuji dan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Namun, apakah pewarna makanan juga aman bagi Mama yang sedang merencanakan kehamilan?
Kegunaan Pewarna Makanan
Pewarna makanan digunakan dalam makanan untuk:
- Mengatasi pudarnya warna karena terpapar cahaya, udara, suhu ekstrem, kelembapan, atau berbagai kondisi penyimpanan
- Menambah variasi warna
- Menegaskan warna yang timbul secara alami
- Menambahkan warna menarik agar makanan terlihat lebih menggiurkan
Bagaimana Cara Memastikan Bahan Pewarna yang Aman?
BPOM mengatur pewarna makanan yang digunakan dalam makanan dan suplemen makanan yang dipasarkan di Indonesia. BPOM bertanggung jawab memastikan semua makanan yang mengandung bahan pewarna yang aman dikonsumsi hanya mengandung bahan-bahan yang sudah disetujui dan diberi label dengan benar.
Pertama-tama, BPOM menggunakan ilmu terbaik untuk menentukan apakah ada “jaminan tidak adanya bahaya” pada konsumen saat pewarna makanan digunakan dengan benar. Apabila BPOM menyetujui pewarna makanan tersebut, badan ini mengeluarkan persyaratan ketat untuk itu. Antara lain, persyaratan ini menentukan:
- Jenis makanan yang bisa menggunakan pewarna makanan
- Jumlah maksimum pewarna makanan yang diizinkan
- Bagaimana pewarna makanan harus diidentifikasi pada label makanan
Semua pewarna makanan harus tunduk pada peraturan keselamatan karena sains dan metode pengujian terus meningkat.
Pewarna Makanan dan Infertilitas
Jika Mama ingin memperbaiki kesuburan sebelum hamil, mengatasi ketidaksuburan, atau berfokus untuk meminimalkan paparan zat perusak kesuburan, pewarna makanan tambahan termasuk salah satu yang harus Mama hindari. Berikut adalah efek samping pewarna makanan terhadap kesehatan:
- Alergi
Dalam beberapa kasus, pewarna makanan seperti karmoisin, tartrazin, cokelat HT, hijau FCF, merah allura, dan sebagainya dapat menyebabkan reaksi alergi seperti asma karena tingkat sensitivitas yang rendah.
- Hiperaktif
Dr. Ben F. Feingold, seorang dokter spesialis anak di Amerika, di tahun 1970-an pertama kali mencetuskan pernyataan bahwa pewarna makanan tertentu memiliki korelasi dengan gejala hiperaktif atau ADHD pada anak.
Baca juga: 6 Tanda Balita Mama Termasuk Hiperaktif
- Risiko Kanker
Beberapa pewarna makanan bersifat karsinogenik yang dapat memicu kanker terutama jika makanan itu dikonsumsi oleh anak-anak yang lebih sensitif terhadap agen penyebab kanker.
- Risiko lainnya
Pewarna buatan dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan lainnya, termasuk penglihatan kabur, migrain, kelelahan, dan kecemasan serta menyebabkan kerusakan kromosom, walaupun belum diteliti dengan benar.
Efek pewarna makanan sintetis terhadap infertilitas kelihatannya tidak langsung. Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati, kan? Karena itu, sebaiknya Mama menghindari konsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan saat merencanakan kehamilan.
Jenis Pewarna Makanan Alami
Berikut ini adalah bahan pewarna makanan yang aman:
- Merah: Umbi bit, angkak, paprika merah, stroberi, buah naga merah, bunga rosela, dan mawar merah
- Oranye: Wortel. Selain sebagai bahan pewarna, wortel juga merupakan pemanis alami
- Kuning: Gunakan kunyit, mangga, atau labu kuning
- Hijau: Daun suji, daun pandan, bayam
- Biru: Kol ungu atau bunga telang
- Merah Muda: Stroberi atau raspberi
- Ungu: Ubi ungu, bluberi, kembang sepatu
- Cokelat: Gula kelapa, buah cokelat
Selain itu, pewarna makanan alami apa lagi yang Mama tahu?
(ROS/EMA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.