Intip Arti Angka dalam Bahasa Jawa yang Memiliki Makna
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki sejarah panjang serta kaya akan budaya dan tradisi. Yuk cari tahu juga tentang arti angka dalam bahasa jawa!
Yang menarik dari bahasa ini adalah sistem numeriknya.
Angka Jawa tidak hanya berfungsi sebagai alat berhitung saja, namun juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam.
Setiap angka Jawa mempunyai nama khusus dan sering dikaitkan dengan makna simbolis yang mencerminkan kepercayaan dan filosofi masyarakat Jawa.
Sejarah penggunaan angka dalam bahasa Jawa dapat ditelusuri hingga ke kerajaan-kerajaan kuno seperti Mataram dan Majapahit.
Pada masa itu, angka-angka tersebut digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain perdagangan, upacara adat, dan sastra.
Angka Jawa menunjukkan bagaimana budaya ini berinteraksi dengan pengaruh luar seperti angka Hindu-Arab, namun tetap mempertahankan ciri khas tersendiri.
Artikel ini memberikan informasi detail tentang angka Jawa, termasuk sejarahnya, makna simbolisnya, dan cara masyarakat Jawa menggunakan angka tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami angka-angka Jawa akan memberi Moms pemahaman lebih dalam tentang kekayaan budaya dan tradisi yang ada.
Baca Juga: 7 Resep Angsle khas Jawa Timur, Coba Buat Sendiri, Yuk!
Sejarah Angka dalam Bahasa Jawa
Sistem bilangan Jawa mempunyai sejarah yang kaya dan menarik, mencerminkan perkembangan budaya selama berabad-abad dan interaksi dengan pengaruh luar.
Jejak awal penggunaan angka di Pulau Jawa dapat ditelusuri kembali ke kerajaan-kerajaan kuno seperti Kerajaan Mataram dan Majapahit, dimana sistem angka Jawa digunakan untuk berbagai keperluan.
Pada masa pra Islam, sistem bilangan Jawa dipengaruhi oleh sistem bilangan Hindu dan Budha yang dibawa dari India oleh para saudagar dan misionaris.
Kerajaan Hindu kuno seperti Mataram dan Majapahit menggunakan sistem penomoran ini untuk pencatatan administrasi, astronomi, dan kegiatan keagamaan.
Angka-angka ini diadopsi dan dimodifikasi sesuai dengan karakteristik budaya Jawa, sehingga membentuk sistem angka tersendiri.
Simbol angka Jawa yang digunakan pada masa itu berbeda dengan angka Arab Hindu yang dikenal saat ini.
Setiap angka memiliki simbol tersendiri yang digunakan dalam prasasti dan manuskrip kuno.
Angka 1 sampai 9 dan 10 dalam bahasa jawa adalah siji, lolo, tel, papat, lima, nem, pitu, wol, sangha, sepuluh.
Sistem ini akan berkembang seiring berjalannya waktu.
Ketika Islam masuk ke Pulau Jawa sekitar abad ke-15, terjadi akulturasi budaya antara Islam dan Jawa.
Wali Songo yang menyebarkan Islam ke Pulau Jawa juga berperan penting dalam menyebarkan pengaruh Islam dengan tetap melestarikan dan menghormati budaya lokal.
Karena pengaruh Islam, angka Hindu-Arab menjadi lebih umum digunakan.
Namun angka Jawa masih digunakan dalam konteks budaya dan tradisional.
Pada masa penjajahan Belanda, pemerintahan dan pendidikan Jawa semakin dipengaruhi oleh sistem Barat.
Meski demikian, tokoh-tokoh Jawa tetap bertahan dalam konteks budaya, seni, dan ritual.
Dalam sistem pendidikan formal yang diperkenalkan oleh Belanda, angka Hindu dan Arab mulai banyak digunakan, namun angka Jawa masih umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat Masu.
Selain berhitung sehari-hari, angka Jawa juga berperan penting dalam sastra, lagu, dan seni tradisional.
Misalnya saja pada lagu macapat, pola penomoran suku kata dan penomoran syair sering kali mengikuti aturan-aturan tertentu yang berkaitan dengan nomor.
Angka-angka ini digunakan tidak hanya untuk tujuan praktis, tetapi juga sebagai simbol yang memiliki makna filosofis dan spiritual.
Pada abad ke-20 dan ke-21, seiring dengan berkembangnya teknologi dan globalisasi, penggunaan angka Hindu-Arab menjadi semakin umum.
Meski demikian, upaya pelestarian budaya tetap dilakukan dari segala arah.
Pengajaran bahasa Jawa dan angka secara formal dan informal di sekolah turut menjaga eksistensi sistem bilangan tersebut.
Selain itu, tokoh-tokoh Jawa telah diabadikan dalam berbagai karya seni, sastra, dan ritual adat.
Saat ini, angka-angka Jawa dipelajari tidak hanya sebagai bagian dari warisan budaya, tetapi juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan orang Jawa.
Memahami sejarah angka Jawa membantu Moms memahami betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia, serta betapa penting dan dihormatinya warisan tersebut saat ini.
Pelestarian dan pendidikan angka Jawa akan terus dilakukan agar generasi mendatang tetap mengetahui dan mengapresiasi kekayaan budaya tersebut.
Baca Juga: 15 Tradisi Jawa Tengah yang Masih Dilakukan hingga Kini
Makna Angka dalam Bahasa Jawa
Setiap angka dalam bahasa Jawa mempunyai makna simbolik yang dalam dan sering dikaitkan dengan kepercayaan dan filosofi masyarakat Jawa.
Berikut ini adalah angka dalam bahasa jawa dan arti serta makna yang dikandung:
- Siji (1) - Melambangkan kesatuan dan permulaan segala sesuatu dan sering dikaitkan dengan tauhid dan konsep permulaan.
- Roro (2) - Melambangkan dualitas dan keseimbangan antara dua hal yang berlawanan, seperti baik dan jahat, siang dan malam.
- Theru (3) - Trisula Hindu dan Tiga Dewa Utama: Dikaitkan dengan Trinitas atau Triad, seperti dalam konsep Brahma, Wisnu, dan Siwa.
- Papat (4) – Melambangkan empat penjuru dan empat unsur dasar tanah, air, api dan udara.
- Lima (5) – Dianggap sebagai angka sempurna dan dikaitkan dengan panca indera manusia.
- Nem (6) – Melambangkan keseimbangan dan harmoni.
- Pitu (7) - Angka magis dan mistis yang berhubungan dengan tujuh alam surga atau tujuh hari dalam seminggu.
- Wolu (8) - Simbol kekuatan dan kelimpahan, sering dipercaya membawa keberuntungan.
- Songo (9) – Berhubungan dengan sembilan orang suci (Wali Sangha) dan melambangkan kesempurnaan dan pencapaian tertinggi.
- Sepuluh 10 – Melambangkan selesainya sebuah siklus dan awal yang baru.
Makna simbolis ini menunjukkan bahwa angka Jawa tidak hanya digunakan untuk berhitung, tetapi juga untuk menyampaikan nilai filosofis dan spiritual yang mendalam.
Baca Juga: 11 Perawatan Tradisional Pasca Melahirkan, Tertarik Mencoba?
Penggunaan Angka dalam Kehidupan Sehari-Hari
Angka Jawa digunakan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks tradisional maupun modern.
Penggunaan ini mencerminkan betapa budaya dan bahasa Jawa relevan dan dinamis dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.
1. Perhitungan dan Transaksi
Seperti bahasa lainnya, bilangan Jawa digunakan dalam perhitungan sehari-hari dan transaksi bisnis.
Di pasar tradisional, para pedagang dan pembeli sering menggunakan nomor jawa saat berdagang.
Misalnya, "terun eu" (3.000) mengacu pada harga suatu produk.
2. Upacara Adat
Angka Jawa mempunyai peranan penting dalam berbagai upacara adat.
Misalnya saja dalam pernikahan adat Jawa, dipilihnya angka-angka tertentu yang dipercaya membawa keberuntungan dan keseimbangan.
Banyaknya sesaji dan banyaknya langkah dalam prosesi seringkali diikuti dengan angka-angka yang mempunyai makna simbolis.
3. Lagu dan Sastra Jawa
Dalam kesenian tradisional seperti Tembang Macapat, pola penomoran suku kata dan bait seringkali mengikuti aturan penomoran tertentu.
Menunjukkan bagaimana angka digunakan untuk menciptakan harmoni dan ritme dalam karya sastra dan musik.
4. Pendidikan
Angka Jawa diajarkan di sekolah sebagai bagian dari pendidikan dan pelestarian budaya bahasa Jawa.
Anak-anak diajarkan angka-angka tersebut sebagai bagian dari identitas budayanya agar pengetahuan tersebut tidak hilang seiring kemajuan modernisasi.
5. Arsitektur dan Seni
Angka juga berperan penting dalam seni dan arsitektur tradisional Jawa.
Misalnya, jumlah kolom dan ornamen pada bangunan tradisional seringkali ditentukan berdasarkan nilai simbolis dari angka tersebut.
Angka-angka ini tidak hanya memiliki makna estetis, tetapi juga fungsi filosofis.
6. Astrologi dan Ramalan
Angka Jawa juga digunakan dalam praktik astrologi dan ramalan.
Hari baik atau buruknya suatu kegiatan seringkali ditentukan dengan menghitung angka-angka tertentu yang dianggap mempunyai dampak positif atau negatif.
7. Cerita Rakyat dan Mitologi
Angka sering muncul dalam cerita rakyat dan mitologi Jawa.
Misalnya, cerita tentang “tujuh malaikat” atau “sembilan orang suci” menunjukkan bahwa angka-angka tertentu memiliki arti khusus dan digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau spiritual.
Penggunaan angka dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa menunjukkan bahwa angka tidak hanya mempunyai fungsi praktis, namun juga mengandung nilai budaya yang kaya.
Tokoh-tokoh tersebut tetap relevan dan dihormati serta menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat Jawa.
Oleh karena itu, penggunaan angka dalam bahasa Jawa menjadi bukti nyata adanya warisan budaya yang diwariskan secara turun temurun.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.