Ini 8 Istilah Kekinian yang Sering Digunakan Anak Muda
Seiring perkembangan zaman, tak hanya teknologi saja yang berubah, namun istilah kalimat juga berkembang. Misalnya, istilah kekinian atau bahasa gaul semakin beragam.
Bahkan sebagian dari istilah kekinian tersebut diserap ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seperti pansos, cie, julid, mager, dan maksi.
Hal ini karena istilah-istilah tersebut sering digunakan masyarakat dalam percakapan sehari-hari.
Hingga kini, KBBI secara rutin melakukan pembaharuan dan memasukkan sejumlah daftar kata baru.
Tak sembarangan, istilah kekinian yang berhasil masuk ke KBBI telah melibatkan para ahli bahasa dan etimologi hingga akhirnya disahkan sebagai istilah baru di KBBI.
Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai istilah kekinian yang sering digunakan masyarakat.
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Ini Arti Respect yang Sering Digunakan sebagai Bahasa Gaul
Kumpulan Istilah Kekinian
Dalam KBBI, kata 'kekinian' berarti 'keadaan kini atau sekarang'.
Bisa juga diartikan sebagai berkenaan dengan masa kini, era modern, dan kontemporer.
Nah, istilah kekinian tersebut mulai banyak digunakan masyarakat sejak beberapa tahun silam.
Tak hanya itu, masih ada sejumlah istilah kekinian lainnya yang juga sering dipakai dalam percakapan serta komunikasi sehari-hari.
1. Pansos (Panjat Sosial)
Pansos merupakan kepanjangan dari panjat sosial.
Kata pansos sudah masuk di KBBI dan diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi.
Pansos merupakan perilaku yang dilakukan dengan cara mengunggah foto, tulisan, dan sebagainya di media sosial.
Literatur lain seperti kamus Merriam Webster, mendefinisikan pansos atau social climber sebagai orang yang mencoba untuk mendapatkan posisi sosial yang lebih tinggi atau penerimaan dalam masyarakat modis.
Menurut Psychology Today, pansos dikenal dengan istilah social climber yang berarti seseorang dengan harga diri rendah.
Ia memiliki kecenderungan ekstrem untuk membandingkan diri dengan orang lain.
Terlepas dari perilaku kupu-kupu sosial yang dilakukannya di media sosial, para social climber sebenarnya merasa insecure dengan dirinya sendiri.
Umumnya, istilah ini dipakai oleh para selebriti di dunia nyata maupun sosial media.
Tak lain, tujuannya adalah untuk mendeskripsikan seseorang yang numpang tenar dengan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencuri perhatian masyarakat.
Baca Juga: 75 Kata-Kata Malam Hari yang Menenangkan Hati
2. Bucin (Budak Cinta)
Bucin merupakan kepanjangan dari "budak cinta".
Istilah kekinian ini digunakan untuk mendeskripsikan orang yang rela melakukan apa saja untuk orang yang dicintai tanpa mendahulukan logika.
Meskipun ungkapan bucin biasanya digunakan sebagai guyonan dalam percakapan, namun di dunia psikologis, hal ini memiliki dampak buruk.
Sebuah penelitian The Journal of Social Psychology, menyebut bahwa pria dan wanita bisa menjadi bucin di awal masa pacaran.
Namun, tak menutup kemungkinan seseorang akan menjadi bucin setelah menjalin hubungan yang lama dengan pasangannya.
Sementara itu, dalam teori psikologi Sigmund Freud, bucin diartikan sebagai seseorang yang sedang mengidealisasi orang lain secara sadar maupun tidak sadar.
Idealisasi ini dibuktikan dengan mencintai seseorang segenap jiwa dan raganya.
Sayangnya, ketika seseorang menjadi bucin, ia tak mesti memiliki serta perlu rela berkorban meskipun orang tersebut tidak mencintainya.
Kondisi psikologis seperti ini nyaris terjadi pada semua orang, terutama anak muda, ketika ia masih berada di fase awal jatuh cinta.
3. Julid
Menurut KBBI, julid berarti iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain.
Biasanya dilakukan dengan menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang menyudutkan orang tertentu.
Kata julid pertama kali dipopulerkan oleh salah satu penyanyi sensasional Indonesia, Syahrini.
Istilah kekinian ini dilontarkan Syahrini ketika menanggapi komentar pedas netizen.
Kata julid ini sebenarnya tidak pernah ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Hanya saja untuk kata Iri, tertulis di KBBI yang berarti kurang senang melihat kelebihan orang lain (beruntung dan sebagainya), cemburu, sirik.
Hingga akhirnya, istilah tersebut digunakan untuk mendeskripsikan orang yang sibuk mengurusi kehidupan orang lain atau sering mengomentari hidup orang tanpa tahu kebenarannya.
Baca Juga: Mengenal Molluscum Contagiosum, Penyakit yang Disebabkan Infeksi Virus
4. PAP (Post a Picture)
Para penggiat atau pengguna media sosial pasti sudah tak asing lagi dengan istilah PAP atau post a picture.
Istilah kata ini merujuk pada permintaan untuk mengunggah foto ke lawan bicara dalam percakapan di media sosial.
Biasanya PAP ini dijadikan sebagai cara untuk mengetahui keberadaan atau situasi si lawan bicara dalam percakapan di sosial media.
Misalnya, ketika Moms sedang berjalan-jalan dengan sahabat, lalu Dads ingin mengetahui situasi dan siapa saja yang ikut dalam kegiatan tersebut.
Maka Dads akan berkata 'PAP' lalu Moms mengirimkan foto situasi atau siapa saja yang hadir dalam acara jalan-jalan itu.
Namun sayangnya, ada beberapa perilaku manusia yang menyalah gunakan PAP.
Bahkan ada sebagian orang yang menggunakan istilah kekinian ini sebagai tindakan asusila atau pemaksaan.
Seharusnya istilah kekinian ini digunakan untuk membuktikan kebenaran sebuah peristiwa dalam komunikasi jarak jauh menggunakan media sosial.
5. Mager (Malas Gerak)
Istilah kekinian yang satu ini sudah banyak dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari baik secara langsung maupun di media sosial.
Menurut KBBI, mager merupakan kepanjangan dari malas gerak atau enggan atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas.
Kata mager ini identik dengan sesuatu kegiatan yang negatif karena maknanya yang berarti malas dan tidak mau melakukan aktivitas apapun.
Baca Juga: 40 Kata-kata Bijak Bahasa Jawa, dari yang Kuno Hingga Bikin "Ambyar"!
6. Halu (Halusinasi)
Halu adalah singkatan dari halusinasi.
Umumnya ditujukan pada orang yang berpikir tidak sesuai logika atau mengungkapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Misalnya, ketika ada seorang teman yang merupakan fans berat artis Korea.
Kemudian ia berhalusinasi atau berkhayal membayangkan bisa hidup dengan artis tersebut bahkan hingga menikahinya.
Karena terdengar tidak masuk akal dan sulit menjadi kenyataan, Moms lantas menimpalinya dengan kalimat ejekan, "dasar halu!".
Orang halu akhirnya kerap tak mendapatkan respek dari rekan lainnya.
Ini karena mereka akhirnya dianggap suka berbohong dan selalu mengarang hal yang bukan sebenarnya.
Sebuah penelitian Psychiatric Quarterly, menunjukkan bahwa orang yang halu atau berbohong memang bisa disebut mengalami masalah mental.
Ini biasanya sangat berhubungan dengan masalah kepercayaan dirinya.
7. Mantul (Mantap Betul)
Mantul adalah kepanjangan dari 'mantap betul'.
Biasanya, istilah kekinian ini dipakai seseorang untuk mengungkapkan sesuatu yang menakjubkan atau mengagumkan.
Istilah ini kian populer ketika kerap diucapkan beberapa kali oleh artis-artis Korea dan Hollywood ketika datang ke Indonesia.
Beberapa di antaranya ialah aktor asal Australia, Chris Hemsworth, Jisoo Blackpink, hingga Jisung, member NCT Dream.
8. Pewe (Posisi Wenak)
Pewe merupakan kepanjangan dari 'posisi wenak' atau sedang dalam posisi yang nyaman.
Posisi ini tak hanya diartikan sebagai posisi duduk atau berdiri, namun juga situasi yang membuat seseorang merasa nyaman dengan sekitar sehingga malas melakukan aktivitas lainnya.
Misalnya, ketika seseorang sudah merasa nyaman di kasur dan malas untuk bergerak.
Maka ia akan mengatakan, "Aduh, lagi pewe nih. Jadi malas gerak."
Baca Juga: Tes Kepribadian Online Gratis dan Tips Mengisinya!
Itulah istilah kekinian yang bisa dijadikan referensi dalam percakapan sehari-hari.
Kira-kira mana yang paling sering Moms ucapkan, nih?
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6542652/
- https://www.researchgate.net/publication/51971720_Women_and_Men_in_Love_Who_Really_Feels_It_and_Says_It_First
- https://ojs.unud.ac.id/index.php/widyacakra/article/download/69189/38102/
- https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-friendship-doctor/201201/eight-signs-friend-is-social-climber
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.