Serba-serbi Bayi Kuning Baru Lahir, Wajib Tahu Moms!
Kondisi bayi kuning sering dialami sejumlah newborn selama beberapa hari setelah kelahiran.
Apakah penyakit kuning ini bertahan lama dan merupakan hal yang perlu dikhawatirkan?
Nah, untuk menjawab keraguan ini, langsung tanyakan langsung pada ahlinya, yuk!
Adapun tema "Expert Room" kali ini tentang serba-seri bayi kuning dan lama kondisi ini terjadi. Ini akan dijawab dan dijelaskan langsung oleh seorang dokter yang ahli di bidangnya.
Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi RSIA Bina Medika, dr. Rangga Mainanda, Sp.OG, akan menjelaskan terkait penyakit kuning yang dialami bayi baru lahir.
Yuk, simak bersama, Moms!
Baca Juga: 17 Jadwal Imunisasi Anak Menurut Rekomendasi IDAI 2023
Pengertian Bayi Kuning
Kondisi bayi kuning dikenal juga dengan istilah newborn jaundice.
Ini terjadi ketika kulit dan mata bayi menguning karena kadar bilirubin yang tinggi.
"Bilirubin adalah zat kuning yang dihasilkan ketika sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, kemudian terpecah," terang dr. Rangga Mainanda, Sp.OG, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi RSIA Bina Medika.
Pada bayi yang baru lahir, proses pengolahan sel darah merah ke bilirubin jadi lebih tinggi.
Ini karena organ hati pada bayi baru lahir belum sepenuhnya berfungsi seperti orang dewasa. Hal inilah yang memicu bilirubin tinggi dan menyebabkan bayi jadi kuning.
Baca Juga: Unik! Ini 20 Fakta Bayi Baru Lahir yang Harus Moms Ketahui
Gejala Umum Bayi Kuning
"Gejala penyakit kuning pada bayi baru lahir sering kali terlihat setelah 2 hari pasca kelahiran," jelas dr. Rangga.
Kadar bilirubin biasanya akan memuncak antara 3-7 hari setelah lahir.
Warna kuning awalnya akan muncul pada area sekitar wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh.
Sebagian besar kasus bayi kuning bisa sembuh dengan sendirinya, tapi terkadang ada indikasi yang perlu diwaspadai.
Apabila Moms melihat gejala-gejala tak biasa di bawah ini, segera hubungi dokter:
- Bayi mengalami demam lebih dari 38°Celsius
- Warna kulit bayi semakin kuning
- Bayi tidak mau menyusu
- Berat badan bayi tidak bertambah
- Bayi tampak lesu dan lemah
- Waktu tidur berlebihan
"Apabila Si Kecil tak merasakan gejala tersebut, ini akan membaik saat bayi memasuki usia 2 minggu," tambah dr. Rangga.
Baca Juga: 8 Doa untuk Bayi Baru Lahir, Amalkan pada Si Kecil!
Penyebab Bayi Kuning setelah Lahir
Tak semua bayi bisa mengalami hal seperti ini.
Di samping itu, ada beberapa kondisi yang berisiko tinggi menyebabkan penyakit kuning, di antaranya:
1. Bayi Prematur
Melansir Mayo Clinic, bayi prematur berisiko tinggi mengalami penyakit kuning di awal-awal kelahiran.
Dikatakan bayi prematur apabila lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Bayi prematur lebih mungkin mengalami penyakit kuning karena fungsi hati belum berkembang sepenuhnya.
Hal ini pun karena kesulitan menyusu langsung atau tak mendapatkan nutrisi yang penuh.
2. Kelebihan Kadar Bilirubin
Menurut penjelasan dokter Rangga, kelebihan bilirubin adalah penyebab bayi kuning lainnya.
Bilirubin bertanggung jawab atas warna kuning yang merupakan hasil sel darah merah yang terpecah.
Bayi baru lahir diyakini menghasilkan lebih banyak bilirubin daripada orang dewasa.
Biasanya, hati menyaring bilirubin dari aliran darah dan melepaskannya ke saluran usus.
Karena fungsi hati tak berfungsi dengan baik, ini menyebabkan kelebihan kadar bilirubin pada bayi.
3. Golongan Darah Berbeda dengan Ibu
Penyebab bayi kuning setelah lahir ini menjadi kasus yang juga bisa terjadi.
Jika Si Kecil memiliki golongan darah yang tidak sesuai dengan ibunya, ia bisa mengalami penyakit kuning.
Perbedaan golongan darah ini dapat terjadi penumpukan antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merah dalam tubuh.
Inilah yang menyebabkan peningkatan kadar bilirubin secara tiba-tiba.
Baca Juga: Kenali Microtia pada Bayi, Cacat Telinga Bawaan Lahir
4. Infeksi Serius
Gangguan mendasari lainnya dapat menyebabkan bayi kuning setelah lahir.
Dalam kasus ini, gejala sering muncul lebih awal atau lambat seiring bayi kuning.
Peradangan atau adanya infeksi virus dan bakteri salah satu penyebab bayi berwarna kuning.
Jika hal ini terjadi, harus segera diatasi agar tak menyebabkan komplikasi pada bayi baru lahir.
5. Kelainan Sel Darah
Kelainan sel darah pada bayi dapat membuat fungsi organ vital di dalamnya terganggu.
Ini pun bisa memicu kerusakan fungsi hati dan membuat bayi kuning.
Kondisi seperti ini terbilang sangat jarang ditemukan. Jika terjadi, biasanya dibutuhkan perawatan lanjutan untuk Si Kecil tetap bisa beraktivitas seperti biasa.
Baca Juga: BAB Bayi Berbusa, Ini Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Bayi Kuning Normal Berapa Lama?
Dalam kebanyakan kasus, bayi kuning akan kembali normal dalam waktu 2-3 minggu.
Tetapi, apabila bayi terlihat kuning lebih dari 3 minggu, bisa jadi bayi sudah terkena penyakit serius.
Meskipun umum terjadi, tetapi bila tidak ditangani dengan cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak. "Hal ini dikenal sebagai kernikterus," menurut penjelasan dokter Rangga.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan semua bayi yang baru lahir harus diperiksa kadar bilirubinnya dulu sebelum pulang ke rumah.
Kadar bilirubin bayi normal adalah sekitar <12 dan dibolehkan untuk melakukan perawatan di rumah secara mandiri.
Baca Juga: Diare pada Bayi: Ketahui Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya di Sini!
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Moms memiliki bayi yang baru lahir, direkomendasikan agar bayi diperiksa untuk gejala kuning antara hari ketiga hingga ketujuh setelah kelahiran, saat kadar bilirubin biasanya mencapai puncaknya.
Jika bayi Moms pulang lebih awal misalnya 72 jam setelah lahir, buatlah janji temu lanjutan untuk memeriksa gejala kuning dalam dua hari setelah pulang.
Gejala atau tanda berikut mungkin menunjukkan kuning yang parah atau komplikasi dari kelebihan bilirubin. Hubungi dokter jika Si Kecil mengalami beberapa tanda, seperti:
- Kulit bayi Moms menjadi lebih kuning
- Kulit pada perut, lengan, atau kaki bayi Moms terlihat kuning
- Bagian putih mata bayi Moms terlihat kuning
- Bayi Moms tampak lesu atau sakit atau sulit untuk dibangunkan
- Bayi Moms tidak bertambah berat badan atau menyusu dengan buruk
- Bayi Moms menangis dengan suara tinggi
- Bayi Moms mengalami tanda atau gejala lain yang membuat Moms khawatir
Cara Perawatan Bayi Kuning
Sebenarnya, kondisi bayi kuning akan membaik dengan sendirinya saat hati bayi mulai matang.
Menyusu lebih sering sekitar 8-12 kali sehari bisa membantu bayi membuat bilirubin melewati tubuhnya.
Namun, ada beberapa langkah medis juga yang bisa dilakukan untuk merawat bayi kuning, antara lain:
1. Infus Imunoglobulin (IVIg)
Penyakit kuning pada bayi mungkin terkait dengan perbedaan golongan darah antara ibu dan buah hati.
Kondisi ini menghasilkan bayi membawa antibodi dari ibu dan berisiko tinggi alami kerusakan sel darah merah.
Transfusi atau infus imunoglobulin yang mengandung protein darah diketahui dapat mengurangi kadar antibodi.
Dengan demikian, warna kuning pada kulit bayi akan memudar seiring waktu.
2. Terapi Cahaya (Fototerapi)
Apabila bayi kuning sudah parah, ia bisa dirawat dengan fototerapi.
Fototerapi adalah pengobatan umum yang sangat efektif dengan menggunakan cahaya untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi.
Cahaya akan mengubah bentuk dan struktur molekul bilirubin, sehingga dapat dicerna dalam urine dan feses.
Terapi cahaya dilengkapi dengan ruangan kecil seperti inkubator bayi yang memancarkan sinar khusus.
Selama perawatan, Si Kecil hanya akan memakai popok dan pelindung mata.
Baca Juga: 10 Tips Mudah Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir, Bantu Cegah Iritasi Kulit!
3. Berjemur
"Berjemur di pagi hari salah satu cara perawatan bayi kuning kembali normal," terang dokter Rangga.
Sinar matahari telah terbukti dapat memecah bilirubin dalam darah yang cukup efektif.
Berapa lama waktu menjemur bayi kuning baru lahir? The Birth Center menjelaskan, satu jam paparan sinar matahari setara dengan 6 jam melakukan fototerapi.
Untuk menjemur bayi, letakkan di keranjang atau kasur dekat jendela dengan sinar matahari tidak langsung.
Hindari berikan sinar matahari langsung kepada tubuh bayi ya, Moms.
4. Menyusui Lebih Sering
Bayi kuning normalnya berlangsung 1-2 minggu di awal-awal kelahiran.
Untuk mempercepat pemulihan, pastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup melalui ASI.
Menyusui Si Kecil 8 hingga 12 kali sehari dapat mencegah bayi dehidrasi dan membantu bilirubin melewati tubuhnya lebih cepat.
Jika Moms memberikan susu formula untuk bayi, berikan setiap 2 sampai 3 jam sekali di minggu pertama.
Biasanya, bayi prematur akan lebih sedikit membutuhkan susu formula.
Dengan pemberian ASI atau susu formula, ini pun mendorong bayi buang air besar dan mengeluarkan bilirubin melalui kotoran.
5. Transfusi Darah
Dalam kasus yang sangat parah, transfusi darah pada bayi bisa dilakukan untuk menggantikan sel darah merah yang rusak.
Akan dilakukan pengambilan darah dalam jumlah kecil secara berulang-ulang dan menggantinya dengan darah pendonor.
Transfusi ini juga meningkatkan jumlah sel darah merah bayi dan menurunkan kadar bilirubin.
Tak perlu khawatir, kondisi ini jarang dilakukan apabila tak ada kasus serius.
Untuk mencegah hal seperti ini, Moms bisa menjalani tes golongan darah selama kehamilan.
Hal ini untuk mencegah adanya ketidakcocokan golongan darah yang dapat menyebabkan penyakit kuning.
Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Keringat Dingin dan Cara Mengatasinya!
Waspada Komplikasi
Tingginya kadar bilirubin yang menyebabkan penyakit kuning parah pada bayi dapat mengakibatkan komplikasi serius jika tidak diobati. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
1. Ensefalopati Bilirubin Akut
Bilirubin beracun bagi sel-sel otak. Jika bayi mengalami penyakit kuning yang parah, ada risiko bilirubin masuk ke otak, suatu kondisi yang disebut ensefalopati bilirubin akut.
Perawatan tepat dapat mencegah kerusakan permanen yang signifikan.
Tanda-tanda ensefalopati bilirubin akut pada bayi dengan penyakit kuning meliputi:
- Bayi lesu
- Bayi sulit bangun tidur
- Bayi menangis dengan nada tinggi
- Menghisap atau menyusu tidak baik
- Lengkungan leher dan tubuh ke belakang
- Demam
2. Kernikterus
Kernikterus adalah sindrom yang terjadi jika ensefalopati bilirubin akut menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Kernikterus dapat mengakibatkan:
- Gerakan yang tidak disengaja dan tidak terkendali (atetoid cerebral palsy)
- Pandangan ke atas permanen
- gangguan pendengaran
- Perkembangan enamel gigi yang tidak tepat
Nah itu dia Moms, penjelasan mengenai serba-serbi bayi kuning dan waktu untuk kembali normal.
Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ya!
Artikel ini merupakan kerjasama dengan RSIA Bina Medika Bintaro.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865
- https://thebirthcenter.com/2016/09/jaundice-in-the-newborn/
- https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/114/1/297.full.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.