Posisi Bayi Tidur Miring Berbahaya untuk Kesehatan, Ini Risikonya
Kebiasaan tidur yang baik sangat penting untuk kesehatan fisik dan kesejahteraan emosional bayi. Namun, bolehkah bayi tidur miring?
Banyak yang mengungkapkan bahwa bayi tidur miring dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak (SIDS). Lantas benarkah itu terjadi?
Mari cari tahu risiko dan dampak kebiasaan bayi tidur miring di bawah ini.
Bolehkah Bayi Tidur Miring?
Foto: Orami Photo Stocks
Moms mungkin pernah mendengar bahwa membiarkan bayi tidur miring lebih aman dibandingkan dengan tidur tengkurap.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa risiko SIDS tidur dengan posisi tengkurap dan bayi tidur miring adalah sama.
Beberapa bukti juga menunjukkan risiko bayi tidur miring kemungkinan lebih tinggi. Posisi bayi tidur miring tidak stabil dan bayi sangat mungkin berguling ke posisi tengkurap.
Berikut beberapa resiko yang dapat terjadi.
1. Kepala Datar
Bolehkah bayi tidur miring? Nah untuk menjawab ini, sebenarnya ada risiko yang dapat terjadi pada Si Kecil.
Salah satunya yakni mengalami kepala bayi datar atau plagiocephaly. Ini adalah kepala bayi berbentuk datar karena terlalu sering berbaring dalam satu posisi, misalnya bayi tidur miring.
Tengkorak bayi sangat lembut dan lentur, dan karena itu, tekanan saat mereka berbaring dalam posisi bayi tidur miring dapat menyebabkan tengkorak menjadi rata.
Meskipun plagiocephaly hanyalah masalah kecantikan, penting untuk segera berbicara dengan dokter jika Moms mengalaminya. Itu karena perlu diperbaiki selagi tengkorak bayi masih lentur.
Untuk kasus ringan, dokter akan merekomendasikan reposisi atau memastikan mengubah posisi bayi tidur miring.
Jika kasus plagiocephaly berat, dokter akan menjalankan terapi helm untuk memperbaiki bentuk kepala bayi.
2. Perubahan Warna Kulit
Dalam National Center for Biotechnology Information, perubahan warna kulit pada bayi baru lahir akibat kebiasaan bayi tidur miring terjadi 10 persen.
Ini merupakan yang terjadi ketika sisi tempat bayi berbaring ternyata memiliki bayangan yang berbeda dari sisi lain tubuhnya.
Biasanya, warnanya akan kembali normal dalam beberapa menit setelah dipindahkan ke posisi tidur yang baru.
Dokter tidak yakin mengapa kondisi ini terjadi, tetapi ini ada hubungannya dengan kemungkinan penumpukan sel darah merah akibat gravitasi.
Baca Juga: 6 Cara Menjaga Keamanan Bayi Saat Merangkak
3. Tersedak
Foto: Orami Photo Stocks
Bolehkah bayi tidur miring? Untuk menghindari risiko bahaya bagi bayi satu ini, sebaiknya dihindari, ya Moms.
Bayi tidur miring dapat menimbulkan bahaya tersedak bagi bayi karena hal itu dapat menyebabkan torsi, atau puntiran, pada trakea yang akan menyulitkan bayi untuk bernapas.
Ketika Si Kecil kesulitan bernapas, ini akan membuat ia tak sadarkan diri hingga berakhir gagal napas.
4. Bayi Terbelit
Meskipun banyak orangtua yang menggunakan bantal, kain yang digulung, atau benda lembut lainnya sebagai ganjal untuk mencegah buah hatinya berguling, benda-benda tersebut justru dapat meningkatkan risiko terbelit ataupun mati lemas.
Dr. Amdrew Adesman, Kepala Divisi Perkembangan dan Perilaku Anak di Rumah Sakit Anak Schneider di New York, mengatakan bahwa sebagian dari alasan membingungkan mengenai bahaya bayi tidur miring ada dalam kampanye ‘Back to Sleep'.
Pada kampanye ini disampaikan tidur dengan posisi miring atau telentang sebagai posisi tidur aman bayi.
Tetapi, beberapa tahun setelah kampanye ‘Back to Sleep’, rekomendasi posisi tidur aman untuk bayi hanya telentang karena kadang-kadang bayi berguling dari posisi tidur miring ke tengkurap.
Sayangnya, beberapa dokter anak terkadang masih memberi informasi yang kurang tepat kepada para orangtua.
Baca Juga : Normalkah Jika Anak Mendengkur saat Tidur?
5. Gangguan Otot Leher
Foto: Orami Photo Stocks
Saat bayi tidur miring, mereka akan mudah berguling ke tengkurap. Jika bayi tidak dapat berguling dari depan ke belakang, mereka akan tertelungkup, dan risiko SIDS akan meningkat.
Selain itu, mengutip Kids Health, bayi tidur miring juga dapat memicu tortikolis.
Tortikolis adalah pemendekan otot leher yang menghubungkan kepala dengan tulang selangka.
Hal ini bisa terjadi ketika bayi tidak tidur telentang tetapi posisi bayi tidur miring.
Tortikolis dapat menyebabkan perkembangan otot yang tidak normal dan pertumbuhan tulang yang tidak normal.
Terapi fisik atau alat bantu pemulihan dari dokter dapat membantu menyelesaikan risiko bayi tidur miring ini.
Posisi Aman untuk Bayi Tidur
Foto: Orami Photo Stocks
Lantas ketika posisi bayi tidur miring masih menjadi perdebatan, posisi tidur aman apakah yang terbaik untuk Si Kecil?
Bayi sering gumoh selama beberapa bulan pertama kehidupan dan wajar jika orangtua khawatir buah hatinya mungkin tersedak ketika sedang berbaring telentang.
Namun, banyak penelitian di berbagai negara tidak ditemukan adanya perbedaan dalam tingkat aspirasi atau tersedak sebelum dan sesudah perubahan ke posisi tidur telentang yang direkomendasikan.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa semua bayi yang sehat harus tidur dengan posisi telentang selama 6 bulan pertama kehidupan.
Penelitian menunjukkan tidur dalam posisi telentang dapat mengurangi risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS).
Para ahli mulai merekomendasikan agar bayi tidur telentang pada tahun 1992. Lebih dari 80 persen orang tua saat ini telah mengikuti saran ini dan AAP mencatatkan adanya penurunan kasus SIDS pada bayi sebesar 50 persen.
Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Rewel dan Menangis Saat Menyusui, Apa yang Terjadi?
Lalu bagaimana dengan risiko tersedak yang cukup sering terjadi pada bayi yang tidur dengan posisi telentang?
AAP mengatakan bahwa bayi yang sehat tidak lebih mungkin tersedak saat tidur dalam posisi telentang.
Bagian terpenting dari tidur yang aman adalah tempat di mana bayi tidur, posisi tidurnya, jenis tempat tidur atau kasurnya, jenis kasur, dan lingkungan rumah (ketenangan dan paparan asap).
Menciptakan lingkungan tidur yang aman untuk Si Kecil akan menurunkan risiko cedera dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
SIDS adalah ketika bayi yang sehat tiba-tiba meninggal dan biasanya terjadi saat bayi sedang tidur.
Hingga saat ini, belum ada penyebab pasti SIDS yang dapat diketahui secara jelas, bahkan setelah banyaknya penelitian seputar hal ini, termasuk otopsi penuh.
SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang orang tuanya merokok, terutama mereka yang merokok selama kehamilan. Ini juga lebih sering terjadi pada bayi yang tidur dalam posisi tengkurap.
Oleh sebab itu, untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak, bayi yang sehat dianjurkan untuk selalu tidur dalam posisi telentang, bukan tengkurap.
Baca Juga : Kenapa Telapak Tangan dan Kaki Bayi Dingin Ketika Bangun Tidur?
Jadi, kebiasaan bayi tidur miring dapat meningkatkan risiko kesehatan pada bayi.
Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan risiko itu, beberapa cara sederhana dapat membantu mencegahnya.
Balutlah tubuh bayi dengan kain yang nyaman dan aman agar bayi tidur lebih pulas,
Pastikan kamar bayi cukup sejuk agar nyaman, karena suhu panas berlebih merupakan faktor risiko lain untuk kesehatan bayi.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2988569/
https://kidshealth.org/en/parents/torticollis.html
https://pediatrics.aappublications.org/content/138/5/e20162938
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.