5 Metode Belajar Membaca Al-Qur'an yang Populer Dilakukan
Setiap umat Muslim harus belajar membaca Al-Qur'an. Di Indonesia, ada banyak metode yang dapat digunakan, lho.
Metode pembelajaran ini dirancang untuk memudahkan pemula, termasuk anak-anak, dalam belajar membaca Al-Qur'an.
Namun, bagi sebagian orang, terutama yang baru mengenal Islam atau belum pernah belajar membaca Al- Qur'an, langkah awal ini mungkin terasa sulit.
Kabar baiknya, belajar membaca Al-Qur'an dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang usia atau latar belakang.
Mau tahu apa saja metodenya? Yuk, simak, Moms!
Baca juga: 11 Hadis dan Ayat Alquran tentang Kematian untuk jadi Pengingat
Pilihan Metode Belajar Membaca Al-Qur'an
Untuk bisa membaca ayat-ayat dalam Al-Qur'an dengan lancar, tentu harus belajar dari dasar-dasarnya.
Sebagai strategi untuk memudahkan pembelajaran, banyak ulama dan ustaz yang menciptakan metode belajar khusus.
Berikut ini beberapa pilihan metode belajar membaca Al-Qur'an yang cukup terkenal di Indonesia:
1. Metode Qiroati
Metode Qiroati disebut-sebut sebagai cara belajar yang paling awal muncul, yaitu pada 1963.
Buku panduannya disusun oleh K.H. Dachlan Salim Zarkasyi, dan berjumlah 10 jilid.
Metode ini dibuat karena keprihatinan beliau saat melihat pembelajaran Al-Qur'an yang jauh dari kaidah tajwid pada masa itu.
Pada awalnya, metode belajar membaca Al-Qur'an ini hanya digunakan di kalangan anak didik K.H. Dachlan saja.
Kemudian, seorang ulama asal Semarang, H. Ja’far, mengajak beliau sowan kepada K.H. Arwani di Kudus untuk menunjukkan buku Qiroatinya.
Setelah diteliti dan dikoreksi, metode ini akhirnya direstui oleh K.H. Arwani, dan mulai dikenalkan kepada masyarakat Semarang dan sekitarnya.
Seiring waktu, buku panduan metode Qiroati terdiri dari 6 jilid yang harus dipelajari oleh santri.
Ditambah dengan buku panduan mempelajari tajwid dan gharib (bacaan yang sulit dan langka).
Setelah menamatkan pembelajaran jilid demi jilid, santri sudah bisa membaca Al-Qur'an dengan mahir dan secara tartil.
Pada 2000, metode Qiroati pun mulai tersebar di beberapa negara, seperti Australia, Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Singapura.
2. Metode Iqra’
Selain Qiroati, metode Iqra’ juga merupakan salah satu cara belajar membaca Al-Qur'an yang paling populer dan menyebar luas di masyarakat.
Pembuat dan penyusun metode pembelajaran ini adalah K.H. As’ad Humam.
Metode Iqra' disusun beliau sejak bertemu dan belajar pada K.H. Dachlan Salim Zarkasyi, yang lebih dulu mencetuskan metode Qiroati.
Metode Iqra' mulai diperkenalkan pada 1988, sebagai pengembangan dari metode Qiroati.
Pada awalnya, K.H. As’ad Humam menggunakan metode Qiroati dan melakukan berbagai eksperimen dalam pengajaran, dan dicatatnya.
Catatan itu kemudian diajukan kepada K.H. Dachlan sebagai usulan.
Sayangnya, beliau tak setuju, karena menurutnya metode Qiroati adalah inayah (pertolongan) dari Allah dan tak perlu diubah-ubah lagi.
Akhirnya, K.H. As’ad mengembangkan metode Iqra’ bersama sahabatnya di Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (AMM) Yogyakarta.
Metode ini pun kemudian berkembang dengan luas dan cepat di masyarakat.
Berbeda dengan metode Qiroati, buku panduan Iqra’ lebih mudah didapat, karena dipasarkan dengan bebas.
Sementara itu, buku panduan Qiroati hanya bisa didapat dari lembaga tertentu dan melalui jalur khusus koordinator masing-masing daerah.
Baca juga: Membaca Surat Yusuf untuk Ibu Hamil, Bikin Bayi Tampan?
3. Metode an-Nahdliyah
Cara belajar membaca Al-Qur'an yang juga cukup dikenal adalah metode an-Nahdliyah.
Metode ini disusun oleh K.H. Munawir Kholid bersama rekan-rekannya.
Pada awalnya, K.H. Munawir ingin menyusun metode cepat belajar membaca Al-Qur'an yang lebih khas nuansa NU di dalamnya.
Beliau pun akhirnya membentuk tim untuk merumuskan panduannya.
Tim tersebut terdiri dari Kiai Munawir Kholid, Kiai Manaf, Kiai Mu’in Arif, Kiai Hamim, Kiai Masruhan, dan Kiai Syamsu Dhuha.
Pemilihan anggotan tim dilakukan K.H. Munawir dari petunjuk yang ia dapatkan setelah beristikharah.
Dalam perumusannya, metode an-Nahdliyah sempat berubah nama sebanyak 3 kali.
Awalnya, metode ini bernama Metode Cepat Baca Al-Qur'an Ma’arif. Formatnya disusun PCNU Tulungagung pada 1985.
Lalu, namanya berganti menjadi Metode Cepat Baca Al-Qur'an Ma’arif Qiroati.
Tentunya, setelah meminta izin penyusun Qiroati untuk dicetak dengan nama tersebut.
Namun, nama kembali diganti menjadi Metode Cepat Baca Al-Qur'an Ma’arif An-Nahdliyah.
Buku panduannya mulai dicetak pada 1991, sebanyak 6 jilid.
Salah satu yang menjadi ciri khas metode belajar membaca Al-Qur'an ini adalah penggunaan tongkat khusus.
Tujuannya adalah untuk menjaga irama bacaan agar sesuai panjang pendeknya.
Tongkat ini hanya bisa didapat melalui jalur LP. Ma’arif, sebagaimana bukunya.
Selain untuk menjaga irama bacaan, tongkat ini juga istimewa karena telah didoakan oleh para kiai dan dinamakan Tongkat Penyentuh Jiwa.
Para ustaz pengajar juga diijazahi wirid khusus, agar diberi kemudahan dalam mendidik santri.
4. Metode Yanbu’a
Agak berbeda dengan yang lain, metode ini merupakan rumusan para kiai Al-Qur'an, tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an.
Mereka merupakan putra K.H. Arwani Amin Al-Kudsy, yaitu K.H. Agus M. Ulin Nuha Arwani, K.H. Ulil Albab Arwani dan K.H. M. Manshur Maskan.
Selain itu, ada juga keterlibatan tokoh ulama dan kiai lainnya, seperti K.H. Sya’roni Ahmadi, K.H. Amin Sholeh, Ma’mun Muzayyin, K.H. Sirojuddin, dan K.H. Busyro.
Ada pula peran dari para alumni Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an yang tergabung dalam majelis Nuzulis Sakinah, Kudus.
Buku panduan metode belajar membaca Al-Qur'an ini mulai terbit pada awal 2004, dan terdiri dari 6 jilid.
Disusul buku pegangan pengajar dan buku materi hafalan.
Metode ini menekankan penggunaan Mushaf Rasm Usmani ala Timur Tengah yang banyak dipakai di negara-negara Islam.
Keistimewaan metode ini ada pada sanadnya yang bersambung kepada para ahli Al-Qur'an dan huffazh yang berguru pada Kiai Arwani Kudus.
Pada awalnya, metode ini dibuat dengan dorongan para alumni agar memiliki ikatan kedekatan pada Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an.
5. Metode Tartili
Metode Tartili adalah cara pembelajaran Al-Qur'an yang dicetuskan oleh Ustaz Syamsul Arifin Al-hafidz.
Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah, Kesilir, Wuluhan, Jember, Jawa Timur.
Awal dibuatnya metode ini adalah karena sulitnya mendapat buku pedoman Qiroati.
Selain itu, Ustaz Syamsul juga berpendapat bahwa metode lainnya sudah terasa membosankan dan memakan waktu lama.
Memang, dibanding metode lainnya, Tartili terbilang paling cepat, karena hanya terdiri dari 4 jilid buku panduan.
Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2000, dan kemudian menyebar ke berbagai daerah Indonesia.
Baca juga: 11 Adab Membaca Al-Qur'an yang Baik dan Tertib Menurut Islam
Itulah beberapa metode belajar membaca Al Quran yang terkenal di Indonesia. Semoga bermanfaat, Moms!
- https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/lima-metode-belajar-al-quran-yang-terkenal-di-indonesia/
- https://kampungquranmataqu.com/blog/5-metode-belajar-membaca-quran-dari-indonesia-yang-mendunia.html
- https://griyaalquran.id/metode-belajar-membaca-al-quran-bagian-2/
- https://arrahim.id/nse/ragam-metode-belajar-membaca-alquran/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.