Penasaran Berapa Lama Diare pada Bayi Sembuh? Cari Tahu di Sini!
Diare adalah salah satu masalah anak dan bayi yang paling umum di Amerika Serikat dan di seluruh dunia pada anak-anak di bawah usia lima tahun. World Health Organization (WHO) mencatat, ada sekitar 1,7 miliar kasus diare di seluruh dunia. Tentu saja itu bisa menakutkan dan berbahaya.
Selain akan membuat bayi lebih rewel dan membuat acara menyusui tidak nyaman, diare pada bayi juga akan berimbas pada tumbuh kembangnya jika berlangsung terlalu lama. Jika itu termasuk penyakit umum, Moms pasti bertanya-tanya: berapa lama diare pada bayi sembuh?
"Kotoran akan memiliki konsistensi encer dan buang air besar akan lebih sering terjadi," kata Shaista Safder, M.D., seorang ahli gastroenterologi anak di Rumah Sakit Anak Arnold Palmer di Orlando, dikutip Parents.
Untuk mencari tahu jawaban berapa lama diare pada bayi sembuh, Moms harus mengetahui beberapa hal terkait BAB pada bayi, misalnya frekuensi normal BAB, apa saja ciri diare, cara mengatasi diaer, dan sebagainya. Simak penjelasannya di sini!
Baca Juga: Redakan Diare dan Muntah pada Bayi dengan Makanan Ini
Mengidentifikasi Diare
Foto: Orami Photo Stock
Kotoran bayi yang normal dapat memiliki berbagai warna dan konsistensi. Bahkan bayi baru lahir biasanya buang air besar (BAB) setiap hari. Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah buang air besar bayi normal atau Si Kecil mengalami diare?
Kotoran bayi biasa bisa terlihat kuning, cokelat, atau hijau. Teksturnya bisa encer, lembut, kental seperti pasta, atau lebih dibentuk. Pup bayi sangat berkaitan dengan usia dan pola makan bayi, menurut World Journal of Gastroenterology.
Biasanya saat diare, pup bayi akan tampak seperti:
- Basah, Berair
- Lebih hijau atau lebih gelap dari biasanya
- Berbau busuk
- Berdarah atau mengandung lendir
Pup untuk bayi yang meminum ASI, susu formula dan kombinasi keduanya pun berbeda. Pup normal bagi bayi yang menyusui ASI biasanya akan berwarna kekuningan dan lunak atau encer dengan biji di dalamnya.
Bayi yang meminum susu formula, memiliki warna pup yang cenderung cokelat muda hingga cokelat tua. Seringkali juga terlihat lebih tebal atau lebih keras dari kotoran ASI. Biasanya lebih mudah untuk melihat perubahan gerakan usus dan mengidentifikasi diare pada bayi yang diberi susu formula.
Jika bayi meminum kombinasi ASI dan formula, pup nya juga adalah kombinasi dari keduanya. Namun setelah beberap waktu, Moms pasti akan dapat membedakan antara pup bayi yang normal untuk Si Kecil dan apa yang tidak.
Baca Juga: Ternyata Banyak Jenisnya! Ini 5 Macam Diare yang Dapat Menyerang Tubuh
Berapa Lama Diare pada Bayi Sembuh?
Foto: Orami Photo Stock
Untuk mengetahui berapa lama diare pada bayi sembuh, Moms harus mengetahui apa penyebabnya. American Gastroenterological Association menyebutkan beberapa penyebab umum diare untuk semua bayi.
Bergantung pada penyebabnya, biasanya BAB pada bayi berlangsung antara lima hingga 14 hari. Berikut ini gambaran umum tentang penyebab diare paling umum pada bayi.
- Penyakit: Virus, bakteri, organisme jamur, dan parasit dapat menyebabkan infeksi yang menyebabkan diare pada bayi dan anak-anak. Karena rasa ingin tahu yang besar, bayi dapat terkena kuman yang menyebar dengan mudah melalui kontak dengan bayi lain atau mainan.
- Makanan padat: Perubahan pola makan bayi dapat menyebabkan perubahan pada pergerakan ususnya. Produk susu, telur, gluten, kacang tanah, dan kerang dapat menyebabkan alergi dan kepekaan makanan yang menyebabkan diare.
- Pengobatan: Jika bayi harus minum obat seperti antibiotik, ini bisa membuat perutnya sakit dan menyebabkan BAB hingga diare.
- Bepergian: Sama seperti orang dewasa yang bisa mengalami diare saat bepergian, begitu pula anak-anak. Bayi dan anak kecil mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi. Berhati-hatilah saat bepergian dengan bayi.
- Kondisi medis: Beberapa kondisi medis, seperti radang usus bisa menyebabkan diare.
- Tumbuh gigi: Meski kemungkinan besar bukan penyebab diare, namun bayi yang tumbuh gigi akan memasukkan semuanya ke dalam mulutnya. Kuman pada mainan dan tangannya dapat dengan mudah masuk ke tubuh bayi yang menyebabkan penyakit dan diare.
- Makanan Ibu: Makan yang dimakan oleh Moms yang menyusui akan berpengaruh pada ASI. Beberapa makanan dalam makanan Moms dapat menyebabkan alergi pada bayi. Susu sapi, coklat, makanan yang mengandung gas, makanan pedas, dan kafein adalah makanan yang paling mungkin memicu masalah.
- Proses Menyapih: Di beberapa wilayah di dunia, kesehatan dan nutrisi terganggu saat disapih. Bayi akan lebih rentan terhadap penyakit, infeksi, dan penyakit setelah mereka disapih dan tidak lagi menerima nutrisi dan sifat pelindung yang terdapat dalam ASI. Alergi: Bayi baru lahir bisa mengalami diare karena alergi atau kepekaan terhadap jenis susu formula yang mulai mereka konsumsi. Banyak merk susu formula yang terbuat dari susu sapi, dan protein pada susu sapi dapat menyebabkan alergi makanan pada bayi. Bayi juga bisa memiliki kepekaan terhadap formula berbahan dasar kedelai.
- Kontaminasi: Kuman dapat masuk ke dalam susu formula bayi dengan berbagai cara. Serbuk bisa terkontaminasi, mungkin ada kuman di dalam air yang Anda tambahkan ke bubuk atau konsentrat, dan organisme bisa tumbuh jika formulanya tidak disimpan dengan benar.
Menurut Seattle Children, ada beberapa skala diare pada bayi yang harus diwaspadai, yakni:
- Ringan: 3-5 tinja encer per hari
- Sedang: 6-9 tinja encer per hari
- Parah: 10 atau lebih tinja encer per hari
Untuk mengetahui berapa lama diare pada bayi sembuh akan tergantung bagaimana Moms mengidentifikasi skala diare yang terjadi pada bayi, serta perawatan yang diberikan saat mengatasi diare pada bayi.
Baca Juga: 4 Bahan Alami Ini Bisa Menjadi Obat Diare, Patut Dicoba!
Cara Mengatasi Diare pada Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Mengatasi diare pada bayi berpusat pada menjaga bayi tetap terhidrasi. Selain itu, karena diare adalah cara tubuh membasmi kuman, yang terbaik adalah membiarkan penyakit berjalan dengan sendirinya. “Anda tidak boleh memberikan obat antidiare kepada bayi," kata dia.
Bahkan, Food and Drug Administration (FDA) belum menyetujui obat-obatan antidiare untuk bayi. Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan agar Si Kecil bisa melewati waktu diarenya dengan baik dan sembuh lebih cepat.
1. Berikan Banyak Cairan
Untuk menghindari dehidrasi, berikan ASI atau susu formula lebih sering saat bayi diare untuk memberikan cairan ekstra. Moms tidak boleh berhenti menyusui dengan alasan ingin mengistirahatkan perut bayi.
"Bayi dengan diare sangat rentan terhadap dehidrasi karena, badan kecil mereka kehilangan cairan lebih cepat daripada anak-anak yang lebih tua atau orang dewasa," kata Rebecca Cherry, M.D., seorang ahli gastroenterologi anak di Rumah Sakit Anak Rady di San Diego.
Penelitian BMC Public Health menunjukkan bahwa bayi yang disusui lebih jarang mengalami diare daripada bayi yang diberi susu formula. Ini karena ASI penuh dengan antibodi.
ASI juga mengandung cairan dan nutrisi yang dibutuhkan bayi saat diare. Ada juga antibodi dalam ASI yang membantu melawan infeksi dan penyakit. Jika memberi susu formula, jangan encerkan susu untuk memberi bayi air ekstra. Moms hanya boleh memberi cairan tambahan seperti Pedialyte jika dokter menganjurkannya.
2. Rawat Kulit Bayi
Popok yang kotor dapat mengiritasi kulit bayi dan menyebabkan ruam popok. Jadi, gantilah popok basah dan kotor sesering mungkin. Usahakan untuk menjaga area popok bayi sebersih dan sekering mungkin untuk meningkatkan keberihannya.
Menggunakan salep popok setiap selesai menggatinya dapat menenangkan kulit dan menambah pelindung pada kulit bayi. Pastikan juga untuk mencuci tangan setiap kali mengganti popok untuk mencegah penyebaran kuman.
3. Perhatikan Kebersihan
Bergantung pada penyebab diare, penyakit ini bisa saja menular dan menyebar ke anggota keluarga lainnya. Jadi, cuci tangan setelah mengganti popok anak atau menggunakan kamar mandi, dan ingatkan anggota keluarga lainnya untuk melakukan hal yang sama.
4. Sajikan Makanan Sehat
Bayi yang mengonsumsi makanan padat dapat melanjutkan makanan normalnya. "Tidak ada bukti bahwa diet BRAT (bread, rice, apple sauce, toast atau pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang) benar-benar membantu. Ditambah lagi, makanan ini kekurangan protein," kata Rebbeca.
Sebagai gantinya, dokter sekarang merekomendasikan daging tanpa lemak seperti ayam, selain makanan bertepung seperti oatmeal dan roti gandum untuk membantu mengisi natrium yang hilang. “Probiotik yang ditemukan dalam yogurt dapat membantu memulihkan bakteri sehat di saluran pencernaan,” tambahnya.
Jadi, berapa lama diare pada bayi sembuh tergantung pada kondisi bayi dan juga perawatan yang diterimanya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.