Mengenal Burak, Kendaraan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi'raj
Moms yang beragama Islam, tentu akan senantiasa memperkaya pengetahuan Si Kecil dengan wawasan Islam. Termasuk menceritakan padanya mengenai burak.
Burak adalah kendaraan yang digunakan Rasulullah SAW saat peristiwa Isra Mi'raj, yaitu perjalanan di malam hari dari Masjid Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.
Kisah tersebut terjadi pada suatu malam pada tanggal 27 Rajab.
Perjalanan agung ini ditempuh Rasulullah SAW dengan mengendarai burak untuk menerima perintah salat dari Allah SWT.
Burak diceritakan didatangkan langsung dari surga dan saat itu Rasulullah SAW menaikinya ditemani malaikat Jibril dan malaikat Israfil.
Pada mulanya, burak menunjukkan keliarannya, ia terkesan enggan ditunggangi Rasulullah SAW.
Namun, Jibril dengan sigap mengendalikannya seraya berkata, “Wahai burak! Tidak malukah engkau? Demi Allah, orang yang akan menunggangi engkau adalah orang yang paling mulia”.
Barulah burak memahami posisinya sebagai kendaraan pilihan yang bertugas mengantar pilihan-Nya yaitu Muhammad SAW.
Maka berubahlah sikapnya menjadi jinak penuh takzim kepada Rasulullah SAW.
Baca Juga: 9+ Macam-macam Puasa Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW dan Waktu Pelaksanaannya, Catat!
Kecepatan Burak, Melebihi Cahaya dan Kilat
Telah banyak hadis dan literatur Islam yang menjelaskan secara mendalam tentang makhluk ini. Namun, fakta yang paling menarik adalah mengenai kecepatan burak.
Burak berasal dari kata dalam bahasa Arab al-burāq; yang berarti "cahaya" atau "kilat".
Sesuai namanya, burak diasumsikan sebagai kendaraan yang kecepatannya di atas kilat atau sesuatu yang kecepatannya melebihi gerakan cahaya.
Dengan kecepatan itulah, burak menjadi kendaraan yang sangat cepat dalam membantu Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra Mi'raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Padahal, jarak antara kedua masjid sekitar 1239 KM. Lalu, naik ke langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah SWT, kemudian kembali ke Bumi hanya dalam waktu 1 malam.
Apabila burak dijelaskan mempunyai kemampuan laju atau kecepatan seperti kilat atau cahaya, maka kilat dan cahaya dapat bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 kilometer per detik.
Sementara dengan penyelidikan yang memakai sistem paralaks, diketahui jarak Matahari dari Bumi sekitar 93.000.000 mil, dan dilintasi oleh sinar dalam waktu 8 menit.
Secara logika, jarak yang demikian jauhnya tidak mungkin dapat dicapai hanya dalam beberapa saat saja oleh burak.
Tentu hal itu jauh dari nalar manusia, tetapi wajib diyakini atau diimani oleh setiap Muslim.
Dari Abdullah bin Mas'ud bahwasanya Rasulullah SAW berkata:
"Aku telah disediakan burak, aku pun duduk di belakang Jibril dan berangkatlah bersama. Ketika hendak naik kedua kakinya diangkat ke atas, dan ketika turun kedua tangannya yang diangkat."
Mengutip laman NU Online, di tengah perjalanan tersebut diperlihatkan kepada Rasulullah SAW berbagai fenomena yang sarat makna.
Walaupun itu hanya sekelebat saja karena cepatnya laju burak, tetapi mengandung pelajaran yang mendalam.
Sempat Rasulullah SAW dalam perjalanan itu melihat orang tua renta sebagai isyarat umur dunia ini yang sebanding dengan sisa umur orang tua itu.
Rasulullah SAW juga diperlihatkan seseorang yang memecahkan kepalanya sendiri, sebagai tanda mereka yang berat melaksanakan salat, juga para pezinah, pembangkang zakat, pengkhianat, dan tukang fitnah.
Semua ditunjukkan kepada Rasulullah SAW sebagai isyarat gambaran kehidupan yang harus siap-siap dihadapi dalam kenyataan selama bertugas sebagai utusan Allah SWT.
Peristiwa Isra Mi'raj telah menunjukkan kebesaran Allah SWT kepada hamba-Nya. Hal ini seperti dijelaskan dalam surah Al-Isra' ayat 1 yang artinya:
"Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya;
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha mendengar, Maha melihat."
Baca Juga: Kisah Fatimah Az Zahra, Putri Bungsu Kesayangan Rasulullah SAW
Penjelasan tentang Bentuk atau Wujud Burak
Dalam agama Islam, istilah barqu yang berarti kilat dan mengacu pada burak tersebut bisa ditemukan dalam beberapa surah dalam Al-Qur'an.
Salah satunya di dalam surat Al-Baqarah ayat 20 yang artinya:
يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Yakādul-barqu yakhṭafu abṣārahum, kullamā aḍā`a lahum masyau fīhi wa iżā aẓlama 'alaihim qāmụ, walau syā`allāhu lażahaba bisam'ihim wa abṣārihim, innallāha 'alā kulli syai`ing qadīr
“Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah 2: 20).
Mengenai bentuk burak, di dalam hadis riwayat Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik diterangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Didatangkan kepadaku burak, yaitu hewan (dabbah) yang berwarna putih (abyadh), bertubuh panjang (thawil), lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal;
dan sekali ia menjejakkan kakinya yang berkuku bergerak sejauh mata memandang." (kitab al-Jami' al-Sahih juz I, hlm 99).
Baca Juga: Mengenal Biografi Abu Hurairah, Yuk Ceritakan pada Si Kecil
Berdasarkan hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa burak itu dabbah.
Menurut penafsiran Bahasa Arab, dabbah adalah suatu makhluk hidup berjasad, bisa laki-laki bisa perempuan, berakal dan juga tidak berakal.
Penafsiran tersebut menunjukkan bahwa umat Islam tidak dapat menentukan jenis kelamin hewan tersebut, layaknya malaikat.
Berdasarkan hadis Rasulullah SAW dan beberapa literatur tersebut, dapat disimpulkan bahwa burak adalah seekor hewan yang warna bulunya putih, tubuhnya panjang, tingginya melebihi keledai, dan lebih kecil dari bagal.
Sementara itu, telinganya bergelombang atau bergerigi, kecepatannya seperti kilat, dan memiliki empat kaki. Selain itu, terdapat 1 tanduk di kepalanya.
Peran Buraq dalam Perjalanan Isra' dan Mi'raj
Burak adalah hewan tunggangan ajaib yang membawa Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra' dan Mi'raj. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab.
Peran Burak dalam Isra' dan Mi'raj sangatlah penting, yaitu:
- Mengantar Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
Buraq membawa Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina dalam waktu singkat.
Hal ini menunjukkan bahwa hewan yang satu ini memiliki kecepatan yang luar biasa.
- Mengantar Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha
Setelah dari Masjidil Aqsa, Buraq mengantarkan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, yaitu pohon sidratul muntaha yang menjadi batas tertinggi perjalanan makhluk di alam semesta.
Hal ini menunjukkan bahwa Buraq mampu melewati alam semesta dengan kecepatan yang luar biasa.
- Menemani Nabi Muhammad SAW saat Mi'raj
Buraq menemani Nabi Muhammad SAW saat Mi'raj, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Sidratul Muntaha ke langit ketujuh untuk bertemu Allah SWT.
Hal ini menunjukkan bahwa Burak adalah makhluk yang mulia dan dihormati oleh Allah SWT.
Itulah penjelasan mengenai kendaraan tercepat Rasulullah SAW saat melakukan perjalanan dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Isra Mi'raj.
Yuk, ajarkan kisah ini pada anak untuk menambah wawasan mereka tentang pengetahuan agama.
- http://p2k.um-surabaya.ac.id/eng/2-3045-2942/Al-Buraq_108166_stmikmj_p2k-um-surabaya.html
- https://islam.nu.or.id/post/read/51909/nabi-pergi-mengendarai-buraq?_ga=2.181482663.1275709221.1625482631-387678121.1625055724
- http://sditattaubahbatuajibatam.sch.id/read/49/kisah-isra-miraj-perjalanan-nabi-muhammad-saw-menembus-langit-ke-7
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.