Cara Atasi Microsleep saat Perjalanan Jauh, Simak Dads!

Daftar isi artikel
Cara atasi microsleep saat perjalanan jauh, khususnya arus balik mudik perlu Dads ketahui.
Arus balik mudik sering kali membuat perjalanan terasa melelahkan, apalagi jika ditempuh dalam waktu lama dan kondisi lalu lintas padat.
Meski hanya terjadi dalam hitungan detik, microsleep bisa berakibat fatal, terutama saat mengemudi.
Oleh karena itu, penting bagi para pemudik untuk mengetahui cara mencegah dan mengatasi microsleep, demi menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain selama perjalanan pulang ke kota.
Apa Itu Microsleep?

Melansir dari Healthline, microsleep adalah kondisi ketika seseorang tertidur sangat singkat tanpa disadari, biasanya hanya beberapa detik.
Meskipun matanya bisa saja masih terbuka dan tampak seperti sedang terjaga, sebenarnya otaknya berhenti sejenak dalam merespons apa pun di sekitarnya.
Microsleep sering terjadi saat seseorang kurang tidur atau sedang melakukan aktivitas yang membosankan dan berulang, seperti menyetir dalam waktu lama.
Menurut Sleep Foundation, ciri-cirinya antara lain mata mulai sayu atau sering berkedip lambat, kepala mengangguk tiba-tiba, pandangan kosong, hingga tubuh tersentak seolah kaget.
Orang yang mengalami microsleep biasanya tidak sadar telah tertidur dan bahkan tidak mengingat apa yang baru saja terjadi.
Secara ilmiah, kondisi ini berkaitan dengan perubahan aktivitas otak dari keadaan sadar ke tahap tidur ringan.
Penyebab Microsleep

Microsleep biasanya disebabkan oleh kurangnya tidur, tapi ada juga beberapa faktor lain yang bisa memicunya. Berikut ini beberapa penyebab utama microsleep:
- Kurang tidur
Ini penyebab paling umum. Tidur yang kurang dari 6 jam per malam, apalagi secara terus-menerus, membuat otak kelelahan dan lebih mudah “mati sesaat” di siang hari. - Monotonnya aktivitas
Tugas yang berulang dan membosankan, seperti menyetir dalam waktu lama, duduk di depan komputer, atau menunggu sesuatu dalam waktu lama bisa memicu microsleep. - Mengemudi jarak jauh tanpa istirahat
Saat berkendara berjam-jam tanpa henti, tubuh dan otak bisa kehilangan fokus, apalagi jika dilakukan di malam hari atau saat energi sudah menurun. - Gangguan tidur
Masalah seperti insomnia, sleep apnea (gangguan napas saat tidur), atau gangguan tidur lainnya bisa membuat tidur tidak berkualitas, sehingga tubuh tetap merasa lelah meski sudah tidur lama. - Konsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa obat, seperti antihistamin, obat penenang, atau obat flu, bisa menyebabkan rasa kantuk yang memicu microsleep. - Kelelahan fisik dan mental
Aktivitas berat tanpa cukup istirahat bisa membuat tubuh terlalu lelah dan sulit menjaga kewaspadaan, yang akhirnya meningkatkan risiko tertidur sesaat.
Cara Atasi Microsleep
Untuk mengatasi microsleep, terutama saat dalam perjalanan jauh seperti arus balik mudik, Dads bisa melakukan beberapa cara berikut agar tetap waspada dan aman:
- Cukup tidur sebelum perjalanan
Ini cara paling penting. Pastikan tidur minimal 7–8 jam sebelum berkendara. Kurang tidur sangat meningkatkan risiko microsleep. - Istirahat setiap 2 jam sekali
Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi dalam waktu lama. Berhentilah sejenak setiap 2 jam untuk meregangkan tubuh, berjalan kaki ringan, atau tidur singkat sekitar 15–20 menit. - Minum kafein secukupnya
Kopi atau teh bisa membantu meningkatkan kewaspadaan. Namun, jangan terlalu mengandalkan kafein, karena efeknya bisa menurun jika tubuh benar-benar butuh istirahat. - Ajak teman ngobrol
Jika tidak sendirian, ngobrol ringan dengan teman di perjalanan bisa membantu mengusir rasa kantuk. Tapi pastikan pembicaraan tetap santai dan tidak mengganggu konsentrasi. - Hindari mengemudi di jam rawan kantuk
Biasanya antara pukul 1–5 pagi dan sore hari sekitar pukul 1–3 siang. Pada jam-jam ini, tubuh cenderung alami penurunan energi dan rentan terkena microsleep. - Perhatikan tanda-tanda tubuh
Jika mata mulai berat, kepala mengangguk, atau kehilangan fokus, segera cari tempat aman untuk berhenti dan istirahat. Jangan abaikan sinyal tubuh.
Mengatasi microsleep bukan soal menunda kantuk, tapi soal menjaga keselamatan.
Lebih baik melambat atau berhenti sejenak, daripada memaksakan diri dan membahayakan nyawa.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.