4 Cara Mengajarkan Balita Mengendalikan Sifat Impulsif
Siapa nih, Moms yang sering mengelus dada akibat sifat impulsif balita?
Mulai dari yang kadarnya ringan seperti merebut barang, sampai yang berbahaya seperti berlari ke tengah jalan, mungkin sudah pernah dialami oleh setiap orang tua.
Menurut Child Mind Institute, kemampuan balita untuk mengendalikan diri memang baru akan berkembang secara bertahap setelah ia menginjak usia 3 tahun.
Tapi ada baiknya kalau Moms mengajarkan balita untuk mengendalikan sifat impulsif sejak sedini mungkin.
Menurut peneliti neuroscience Sandra Aamodt dan Sam Wang dalam buku Welcome to Your Child’s Brain, kemampuan mengendalikan diri ternyata dua kali lebih penting ketimbang kecerdasan dalam mencapai prestasi akademis.
Ini karena anak yang bisa mengendalikan sifat impulsif cenderung tidak terburu-buru menuliskan jawaban soal, lebih mampu berpikir kritis, serta tidak mudah frustasi dalam menyelesaikan masalah.
Hal yang tidak kalah penting, kemampuan mengendalikan sifat impulsif akan membuat balita tumbuh menjadi orang dengan risiko lebih rendah untuk terlibat dalam aktivitas yang negatif dan merugikan.
Nah, berikut adalah beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mengajarkan balita mengendalikan sifat impulsifnya:
Ajarkan Mengenal Emosi dan Perasaannya
Balita cenderung akan bertindak impulsif saat ia merasa frustasi karena tidak mengenal emosi kuat yang sedang dirasakannya.
Sebagai contoh, balita melemparkan barang dan mainan karena ia tidak tahu kalau yang dirasakannya adalah rasa amarah, atau balita mungkin menangis dan menolak makan karena tidak tahu kalau ia sedang merasa sedih.
Karena itulah, hal pertama yang perlu Moms lakukan untuk membantu balita mengendalikan sifat impulsif adalah mengajarkannya mengenali perasaan.
Baca Juga: Jika Anak Suka Berebut Mainan dengan Teman, Lakukan 7 Tindakan Ini!
Perkuat Aturan Rumah
Sudahkah menjelaskan alasan dibalik penerapan aturan rumah serta konsekuensi negatif yang akan terjadi bila dilanggar?
Meski masih kecil, pemahaman akan aturan serta konsekuensi yang jelas akan membuat balita lebih baik dalam membawa diri serta mengendalikan sifat impulsif.
Misalnya, sebelum berkunjung ke rumah kerabat Moms bisa menjelaskan bahwa ia harus meminta izin pada pemilik rumah bila ingin bermain dengan barang yang ada di sana, karena itu bukan miliknya dan Moms harus mengganti bila terjadi kerusakan.
Terapkan Penundaan Gratifikasi
Hasil dari rangkaian studi Stanford Marshmallow Experiment menunjukkan bahwa balita yang mampu mengendalikan sifat impulsif tumbuh menjadi orang dewasa dengan kualitas hidup, prestasi akademis, dan kesehatan yang lebih baik ketimbang balita yang tidak bisa menahan diri.
Untuk melatih balita mengendalikan sifat impulsif dan membuat pilihan dengan bijak, Moms juga bisa menerapkan penundaan gratifikasi di rumah.
Caranya cukup mudah, Moms bisa memberikan bintang untuk setiap perilaku baik balita.
Si Kecil kemudian bisa mengumpulkannya untuk mendapatkan hadiah tertentu, seperti es krim untuk 5 bintang, membeli mainan untuk 10 bintang, pergi ke taman hiburan untuk 20 bintang, dan seterusnya.
Baca Juga: Suara Si Kecil Terlalu Besar? Begini Caranya Mengajarkan Balita Mengendalikan Volume Suaranya
Minta untuk Mengulangi Arahan Moms
Apa Moms sering merasa kalau aturan maupun arahan yang Moms berikan dianggap angin lalu oleh Si Kecil?
Hal tersebut terjadi karena sifat balita yang impulsif, aktif, dan mudah teralihkan perhatiannya.
Sebenarnya sifat impulsif balita bisa dikendalikan, dengan memintanya mengulangi dengan benar arahan atau aturan yang Moms berikan sebelum ia bertindak atau pergi melakukan sesuatu.
Moms juga harus memberikan contoh nyata dari perilaku mengendalikan sifat impulsif dalam interaksi keseharian, seperti merespon dengan penuh pertimbangan ketimbang sekedar bereaksi.
Jadi penasaran, apa saja sih yang biasanya dilakukan Si Kecil karena dorongan impulsif? Ceritakan di kolom komentar ya, Moms!
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.