Bagaimana Cara Mengatasi Kulit Bayi yang Terbakar?
Saat bayi baru lahir, kondisi kulitnya membuat lebih rentan terpapar sinar matahari. Karena itu, penting untuk tetap menjaga kulitnya terlindungi.
Mengutip Skin Cancer Foundation, sebuah penelitian menunjukkan bahwa beberapa bayi di 6 bulan pertama kehidupannya terpapar sinar ultraviolet (UV) yang merusak. Padahal, di masa ini kulit mereka paling rentan.
Jika Si Kecil terlanjur mengalami kulit yang terbakar, penting untuk mulai merawat dan menenangkan kulit setelah Moms sadar, sebagai cara mengatasi kulit bayi terbakar.
Mengatasi Kulit Bayi Terbakar
Mengutip American Academy of Pediatrics, anak-anak perlu dilindungi dari sinar matahari, karena sebagian besar kerusakan akibat sinar matahari terjadi di masa kanak-kanak.
Si Kecil bisa mengalami luka terbakar yang akan membuat kulitnya menjadi merah, hangat, dan menyakitkan. Pada kasus yang parah, dapat menyebabkan lepuh, demam, kedinginan, sakit kepala, dan rasa sakit.
Untuk mengatasi kulit bayi terbakar, berikut ini beberapa cara mengatasi kulit bayi terbakar dan membantu menenangkan kulit bayi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Tepat Melindungi Kulit Bayi dari Sinar Matahari?
1. Kompres Air Dingin
Tanda-tanda terbakar matahari biasanya muncul 6-12 jam setelah terpapar sinar matahari, dengan rasa tidak nyaman terbesar selama 24 jam pertama.
Jika luka bakar Si Kecil berwarna merah, hangat, dan menyakitkan, Moms dapat mengobatinya sendiri dengan memberikan kompres dingin ke area yang terbakar atau mandikan anak dengan air dingin.
2. Menggunakan Pelembap dengan Efek Mendinginkan
Mengutip American Academy of Dermatology, Moms bisa menggunakan pelembap yang mengandung lidah buaya atau kedelai sebagai cara mengatasi kulit bayi terbakar dan membantu menenangkan kulit Si Kecil.
Jangan mengobati sengatan matahari dengan produk "-caine" (seperti benzocaine), karena dapat mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi.
3. Minum Air Putih
Kulit terbakar dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mengatasi kulit bayi terbakar, beri anak air putih atau jus untuk mengganti cairan tubuh.
Menurut studi dari Longdom General Medicine, pengembangan penghalang kulit pada bayi masih dalam proses sampai tahun pertamanya.
Sehingga, meskipun kulit bayi dilaporkan memiliki tingkat air dan penyerapan yang lebih tinggi, tetapi tingkat kehilangan air pada kulit juga diproses lebih cepat.
Minum lebih banyak air untuk membantu mencegah dehidrasi. Hubungi dokter jika Si Kecil tidak buang air kecil secara teratur.
Baca Juga: Phenoxyethanol pada Skincare, Pengganti Paraben yang Aman untuk Kulit Bayi
4. Lindungi Kulit yang Terbakar
Berhati-hatilah untuk melindungi kulit yang terbakar sinar matahari saat proses penyembuhan. Kenakan pakaian yang menutupi kulit Si Kecil saat di luar ruangan.
Perlindungan matahari yang memadai sangat penting bagi anak-anak dan remaja, karena kerusakan akibat sinar matahari bersifat kumulatif.
"Kulit terbakar pada masa kanak-kanak secara signifikan meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari," kata Linda K. Franks, MD, dokter kulit bersertifikat yang berpraktik di New York, mengutip Skin Cancer Foundation.
Mencegah kulit terbakar sinar matahari adalah cara terbaik untuk mengatasi kulit bayi terbakar, dan menghindari kondisi kulit yang menyakitkan dan yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit Si Kecil.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Kandungan Triclosan pada Sabun Antibakteri
5. Periksa ke Dokter
Jika kulit terbakar menyebabkan lecet, demam, kedinginan, sakit kepala, atau perasaan sakit, konsultasi dokter anak. Kulit terbakar yang parah harus diperlakukan seperti luka bakar serius, yang terkadang perlu rawat inap.
Selain itu, jika terdapat lepuhan cenderung berisiko terinfeksi, sehingga membutuhkan perawatan antibiotik sebagai cara mengatasi kulit bayi terbakar.
Terkadang sengatan matahari yang luas atau parah juga dapat menyebabkan dehidrasi dan, dalam beberapa kasus, pingsan/heatstroker. Kasus-kasus seperti ini perlu diperiksa oleh dokter anak.
Nah, itu dia Moms cara mengatasi kulit bayi terbakar yang aman dan disarankan agar kondisinya tidak semakin parah.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.