Begini Cara Mengawinkan Ikan Cupang yang Benar, Catat!
Ingin membudidayakan ikan cupang? Maka Moms dan Dads wajib tahu cara mengawinkan ikan cupang.
Mengetahui cara mengawinkan ikan cupang juga penting supaya kelak ikan yang Moms pelihara ini tidak mati atau menjadi sakit-sakitan.
Waktu tepat untuk mengawinkan ikan cupang adalah saat mereka sudah dewasa dan memiliki ciri-ciri khusus.
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa cupang jantan siap kawin. Pertama, ia akan berubah warna menjadi lebih gelap.
Kedua, cupang jantan akan menunjukkan siripnya dan mungkin mencoba mengejar atau menyerang ikan lainnya.
Sementara untuk betina, pada awalnya ia sangat pemalu, dan mungkin menempelkan siripnya erat-erat pada tubuhnya.
Akan tetapi, ia akan sering melakukan pemanasan ke cupang jantan begitu ia mengawasinya di dalam tangki pembiakan.
Selain itu, tanda paling jelas dari betina reseptif atau hamil dan berisi telur adalah munculnya titik putih yang muncul di tabung ovipositornya. Bagian ini terletak di belakang sirip perutnya.
Jika sudah melihat tanda cupang siap kawin ini, maka segera dikondisikan dan siapkan tangki pembiakan.
Selanjutnya, Moms dan Dads perlu mempersiapkan sebuah toples terbagi atau tangki, serta gulungan plastik pembungkus.
Yuk, simak cara mengawinkan ikan cupang selengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Begini Cara Ternak Ikan Cupang yang Benar, Catat Yuk!
Cara Mengawinkan Ikan Cupang
Apabila Moms atau Dads ingin mencoba membiakkan cupang, berikut adalah cara mengawinkan ikan cupang yang benar:
1. Pindahkan Betina ke Akuarium Pembibitan
Cara mengawinkan ikan cupang yang pertama adalah bagi akuarium pembiakan menjadi dua bagian menggunakan pembatas.
Lalu, letakkan kaca di bagian atas akuarium yang terbuka, Moms.
Isi sebuah vas dengan sedikit air dari akuarium pembiakan, lalu letakkan vas tersebut tegak di dasar akuarium. Pastikan ketinggian air di dalam vas sama dengan ketinggian air di akuarium.
Tangkap ikan betina secara hati-hati, lalu pindahkan ke dalam vas atau ke salah satu sisi pembatas di akuarium pembiakan.
Biarkan ikan betina beradaptasi di tempat baru selama 30 menit hingga satu jam.
2. Kenalkan Ikan Jantan pada Betina
Cara mengawinkan ikan cupang selanjutnya adalah tangkap ikan cupang jantan dan tempatkan di sisi berlawanan dari ikan betina di dalam akuarium pembibitan.
Jika Moms menggunakan metode vas, letakkan cupang jantan di bagian utama akuarium.
Pastikan ikan betina dapat melihat jantan, tetapi mereka tidak boleh berinteraksi langsung satu sama lain.
Perhatikan perilaku cupang jantan: warnanya akan menggelap dan ia akan mulai menunjukkan siripnya, yang seringkali melibatkan menabrak-nabrak kaca atau pembatas.
Perilaku ini merupakan tanda ketertarikan pada betina dan dianggap normal dalam proses kawin.
Awalnya, cupang betina mungkin tidak langsung menunjukkan respons terhadap jantan. Namun, ia akan terus mengibaskan siripnya.
Tanda bahwa betina siap untuk berkembang biak termasuk perubahan warnanya menjadi lebih gelap dan munculnya garis vertikal di tengah tubuhnya, bukan horizontal.
Periksa apakah ada bintik telur yang menonjol di belakang sirip perutnya, yang menandakan betina siap untuk proses pembuahan.
Baca Juga: 8 Makanan Ikan Cupang Alami yang Kaya Nutrisi, Jangan Salah Pilih Ya!
3. Ikan Jantan Mulai Membuat Sarang Gelembung
Dalam waktu satu hingga dua jam setelah proses dimulai, cupang jantan akan mulai aktif membangun sarang gelembungnya.
Cupang jantan akan menghabiskan waktu berenang bolak-balik antara sarang dan pembatas atau toples untuk menarik perhatian betina.
Proses pembuatan sarang oleh jantan biasanya membutuhkan waktu sekitar 12 hingga 24 jam, Moms.
Jika Moms menggunakan metode toples, penting untuk memindahkan betina kembali ke akuarium utamanya untuk sementara waktu.
Hal ini karena ruang yang terbatas di toples tidak ideal untuk betina berada dalam jangka waktu yang lama.
Bergantung pada ukuran wadah pembiakan, betina dapat ditempatkan bersama jantan selama dua hingga empat jam.
Setelah itu, betina harus kembali ke akuariumnya sendiri sampai sarang jantan siap.
Penting untuk tidak memberi makan kedua ikan selama proses kawin berlangsung. Ini karena umumnya ikan cupang berpuasa selama fase kawin ini.
4. Bersiap untuk Mulai Mengawinkan
Setelah sarang gelembung jantan siap, inilah waktunya untuk membiarkan cupang jantan dan betina berinteraksi secara langsung.
Jika menggunakan metode toples, kembalikan betina ke dalam toples dan biarkan ia menyesuaikan diri selama 30 menit tambahan.
Sebelum menghilangkan pembatas atau melepaskan betina dari toples, periksa reaksi betina terhadap cupang jantan.
Amati apakah warna betina semakin gelap dan apakah ada pola garis vertikal yang muncul pada tubuhnya.
Perhatikan juga apakah betina menunjukkan perilaku menggoda terhadap jantan.
Jika betina menunjukkan ketertarikan pada jantan dan tanda-tanda kesiapannya, proses bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Namun, jika betina tampak tidak tertarik, menampilkan garis-garis horizontal, atau menjaga siripnya tetap rapat ke tubuh, hentikan prosesnya. Ini menandakan betina belum siap untuk kawin.
Jika betina belum siap, Moms bisa mencoba dengan betina lain atau memberikan istirahat beberapa minggu kepada betina tersebut sebelum mencoba kembali.
5. Lepaskan Betina dalam Akuarium Penangkaran
Moms dapat menghilangkan sekat atau memiringkan toples untuk memindahkan cupang betina ke akuarium bersama jantan.
Betina mungkin akan langsung menuju dan memeriksa sarang gelembung yang dibuat jantan.
Jika betina tidak puas dengan sarang, ia mungkin berenang menjauh atau bahkan menghancurkannya.
Jika ini terjadi, ganti airnya dan coba lagi keesokan harinya. Namun, jika betina menolak sarang untuk kali kedua, ulangi seluruh proses dengan jantan yang berbeda.
Setelah betina ditempatkan di akuarium, jantan biasanya akan berusaha menarik perhatian dengan mengejar betina.
Pantau situasi ini dengan cermat dan pisahkan betina jika ia tampak dalam bahaya karena perilaku agresif jantan.
Jika interaksi antara jantan dan betina tampak aman, tutup bagian atas tangki dengan plastik untuk meningkatkan kelembapan di dalamnya.
Terus awasi interaksi antara dua ikan tersebut, Moms.
Jika betina tidak menunjukkan respons positif, seperti menggoda jantan atau menghindar terus menerus, sebaiknya pisahkan dan coba lagi dengan betina lain.
Baca Juga: 10 Ikan Hias Air Laut yang Perawatannya Gampang, Coba Pelihara Clownfish, Moms!
6. Tarian Kawin
Apabila kondisi memungkinkan, ikan cupang jantan akan aktif mengejar dan berinteraksi dengan betina selama beberapa jam.
Proses ini bertujuan agar betina siap meletakkan telurnya di sarang gelembung yang telah dibuat jantan.
Sangat penting untuk menyediakan tempat persembunyian seperti Java Moss atau Moss Balls di dalam akuarium, karena ini memberi kesempatan bagi betina untuk beristirahat.
Tarian kawin antara cupang jantan dan betina dapat berlangsung dari 2 hingga 12 jam, Moms.
Saat tarian ini berlangsung, mereka akan berenang bersisian dan menunjukkan sirip mereka.
Selama tarian kawin, jantan akan berusaha membalik betina dan melingkar di sekitarnya untuk membuahi telur saat betina melepaskannya.
Moment ini, yang disebut "pelukan pernikahan", bisa berlangsung beberapa menit, dengan keduanya mengapung atau tenggelam bersama ke dasar akuarium.
Cupang betina akan melepaskan sejumlah telur setiap kali dia diremas oleh jantan.
Cupang betina bisa melepaskan 20 hingga 50 telur, dan terkadang hingga 500 telur.
Setelah cupang jantan berhenti berusaha kawin dan mulai mengumpulkan telur ke sarang gelembung, itu menjadi tanda untuk bertindak, Moms.
Jadi, sebaiknya cupang betina dikeluarkan dari akuarium dan dipindahkan kembali ke habitat aslinya.
Betina mungkin terlihat lemah dan compang-camping, dan bahkan mungkin terdapat kerusakan pada siripnya.
Penting untuk memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan perawatan jika diperlukan, namun hindari stres.
Biarkan betina beristirahat dan tunggu sehari sebelum memberikan makanan.
Biarkan cupang jantan di tangki untuk merawat sarangnya.
Tutupi kembali akuarium dengan plastik pembungkus untuk menjaga kelembapan yang membantu perkembangan telur.
Jantan juga akan menutupi telur dengan awan mendung untuk meningkatkan kesempatan pembuahan.
7. Pengawasan Pasca Kawin
Setelah proses kawin selesai dan betina telah dikeluarkan, penting bagi Moms dan Dads untuk memantau sarang gelembung dan telur yang telah ditinggalkan jantan.
Ikan jantan cupang akan bertanggung jawab untuk merawat telur di sarang gelembungnya, seringkali dengan mengambil telur yang jatuh dan meletakkannya kembali ke sarang.
Moms dan Dads harus memantau aktivitas ini untuk memastikan bahwa telur tetap aman dan dalam kondisi baik untuk menetas.
Jika jantan tampak tidak merawat sarang atau telur dengan baik, mungkin perlu intervensi untuk membantu menjaga telur tetap aman dan siap menetas.
Dengan menambahkan langkah pengawasan pasca kawin, Moms dan Dads akan memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang proses pembiakan ikan cupang dari awal hingga akhir.
Ini juga menekankan pentingnya peran ikan jantan dalam proses kawin dan pemeliharaan telur.
Baca Juga: Kenali Ikan Channa, Ikan Gabus Hias yang Sedang Naik Daun!
Itulah cara mengawinkan ikan cupang. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Moms!
- https://japanesefightingfish.org/breeding-betta-fish/
- https://modestfish.com/breeding-betta-fish-guide/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.