07 January 2019

Cat Scratch Disease: Bahaya Infeksi Bila Balita Dicakar Kucing

Hati-hati bagi Moms punya kucing dan balita di rumah

Tahukah Moms, kalau interaksi antara balita dan kucing berpotensi menularkan penyakit cat scratch disease?

Persis seperti namanya, cat scratch disease adalah penyakit yang ditularkan melalui goresan cakar kucing yang mengandung bakteri. Penyakit ini lebih sering menimpa mereka yang berusia dibawah 20 tahun.

Meski begitu, balita yang sering berinteraksi dengan kucing akan lebih rentan terkena penyakit ini karena kekebalan tubuhnya belum begitu kuat.

Yuk Moms, baca informasi dibawah ini untuk tahu lebih banyak tentang penyakit cat scratch disease dan melindungi balita dari bahaya cakar kucing.

1. Penyebab Penyakit Cat Scratch Disease

Penyakit cat scratch disease (CSD) adalah masuk kedalam kulit manusia melalui goresan cakar kucing yang mengandung bakteri bartonella henselae.

Bakteri ini berasal dari kutu kucing, kemudian menyebar hingga daerah kaki dan cakar kucing.

Selain melalui cakaran kucing, penyakit ini juga bisa menular melalui gigitan.

Sering berinteraksi dengan kucing, seperti bermain, memandikan, atau tidur bersama juga akan memperbesar resiko terkena penyakit cat scratch disease.

Baca Juga : 7 Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan untuk Anak

2. Gejala Penyakit Cat Scratch Disease

Sebenarnya tidak sulit mengenali gejala penyakit cat scratch disease, apalagi jika Moms tahu letak cakaran atau gigitan kucing.

Saat kulit terluka akibat cakaran atau gigitan, bakteri akan masuk kedalam tubuh dan membuat area tersebut terlihat memerah dan menonjol seperti bentol.

Walau awalnya bentol hanya akan muncul di area sekitar goresan, tidak tertutup kemungkinan kondisi kulit yang sama akan muncul pada area tangan, kaki, atau kepala selama beberapa.

Beberapa minggu setelah balita dicakar kucing, bakteri yang sudah masuk kedalam tubuh akan membentuk kelenjar yang muncul pada beberapa area tubuh, seperti siku, ketiak, selangkangan, dan leher.

Balita yang terkena penyakit cat scratch disease biasanya akan menunjukkan gejala seperti:

  • Pusing dan demam ringan.
  • Nafsu makan hilang.
  • Kulit kasar
  • Tubuh terasa lemas dan gampang lelah.
  • Pada kasus tertentu, muncul gejala lebih parah seperti kejang, infeksi mata, nanah, dan infeksi hati.

Semua gejala tersebut muncul karena penyakit cat scratch disease menggangu beberapa fungsi dan organ tubuh.

Contohnya saja, kelenjar getah bening yang akan membengkak selama 1 sampai 2 minggu sejak terinfeksi dan sistem syaraf pusat yang tertekan.

Baca Juga : 6 Trik Jitu Menghilangkan Bau Tak Sedap Akibat Hewan Peliharaan di Rumah

3. Penanganan Cat Stratch Disease

Bila balita dicakar kucing, gunakan air dan sabun anti bakteri untuk membersihkan area goresan. Moms juga bisa memberikan ibuprofen bila Si Kecil merasa sakit, pusing, atau demam.

Kebanyakan kasus penyakit cat scratch disease hampir tidak pernah menyebabkan luka serius pada tubuh, dan akan hilang dengan sendirinya setelah 2 hingga 4 bulan walau tanpa pengobatan.

Dari kebanyakan kasus, bila balita dicakar kucing dan terkena penyakit cat scratch disease, maka kecil kemungkinan dia akan terkena penyakit yang sama di masa depan.

Untuk lebih amannya, Moms bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih profesional.

Bahaya cakar kucing ternyata tidak bisa disepelekan ya, Moms. Demi kesehatan buah hati, selalu pastikan kucing di rumah sudah divaksinasi serta dijaga kebersihannya.

Baca Juga : Ternyata 3 Hal Ini yang Ingin Dilakukan Hewan Peliharaan Sebelum Meninggal

Nah, apa Moms tahu aktivitas apa saja yang aman dilakukan oleh balita dan binatang peliharaan?

(WA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.