Keluarga (Family)

Dalam membangun dan membina sebuah keluarga, Moms dan Dads akan menemukan beberapa problem. Moms mungkin sedang mencari artikel masalah dalam keluarga.

Keluarga tentunya menjadi pengaruh besar dalam perkembangan dan pola asuh anak.

Apalagi perkembangan anak juga perlu diperhatikan secara menyeluruh. Termasuk perkembangan sosial-emosional.

Karena itu, Moms dan Dads perlu pahami apa saja faktor yang memengaruhi emosi anak, terutama bila terjadi masalah dalam keluarga.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kondisi emosional anak. Oleh sebab itu, agar dapat membangun kepribadian dan karakter baik hingga anak dewasa nanti, simak dulu apa saja faktor tersebut.

Faktor yang Memengaruhi Emosi Anak

Berikut ini faktor-faktor yang dapat memengaruhi emosi anak. Yuk, simak selengkapnya!

1. Sikap dan Temperamen Anak

Para pakar sepakat bahwa sikap dan temperamen yang ditunjukkan anak sebenarnya adalah wujud dari ekspresi dirinya.

Apa yang dimaksud dengan sikap disini adalah hasil evaluasi anak terhadap orang, objek, atau peristiwa yang sedang, sudah, atau akan terjadi di hadapannya.

Moms mungkin merasa Si Kecil tidak begitu tahu karena ia masih kecil. Tetapi, tahukah Moms bahwa anak bisa saja bersikap seperti orang dewasa saat dihadapkan pada suatu masalah dalam keluarga.

Karena itu, penting untuk membiasakan Si Kecil merasakan emosinya.

Malti dari UTM's Laboratory for Social-Emotional Development, mengatakan bahwa rasa kecewa atau emosi akan membantu anak menahan diri dari agresi dan perilaku antisosial lainnya.

Oleh karenanya, penerimaan terhadap rasa kecewa adalah emosi yang penting untuk dimiliki, karena akan membuat anak untuk berpikir tindakan selanjutnya.

Di sisi lain, temperamen merupakan gaya dan cara khas seorang anak dalam berperilaku dan menanggapi suatu hal. Temperamen setiap anak juga berbeda, ada yang pasif, aktif, bahkan agresif.

Nah, ketika dihadapkan dengan masalah dalam keluarga, sudah menjadi tugas bagi Moms dan Dads dalam perkembangan anak untuk menuntun mereka menuntun sikap dan temperamennya, sehingga ia berkembang menjadi karakter dan kepribadian yang positif.

Jadi, mumpung masih dalam masa perkembangan karakter, jangan segan menasihati serta meluruskan sifat dan temperamen anak yang kurang pantas ya, Moms.

2. Tingkat Aktivitas Sosial Anak

Faktor yang memengaruhi emosi anak berikutnya ialah tingkat aktivitas sosial Si Kecil.

Anak yang jarang bersosialisasi cenderung memiliki sifat pendiam, sedangkan anak yang tingkat aktivitas sosialnya tinggi biasanya memiliki karakter supel dan aktif.

Tinggi atau rendahnya tingkat aktivitas sosial anak sebenarnya bukan masalah, selama tidak mencapai titik ekstrem seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit bersosialisasi.

Alasannya, karena aktivitas sosial yang terlalu tinggi akan membuat mental anak cepat lelah, sedangkan aktivitas sosial yang terlalu rendah akan membuatnya merasa kesepian dan tidak penting bagi orang lain.

Supaya perkembangan sosial emosional anak tetap optimal, Moms perlu terus memantau tingkat aktivitas sosial anak dan melakukan intervensi jika perlu.

3. Contoh dan Panutan dari Moms dan Dads, dan Orang di Sekitarnya

Sebagai bagian dari perkembangan emosi anak, Si Kecil akan banyak meniru dan bereksperimen dengan berbagai perilaku untuk tahu mana yang dapat diterima dengan baik secara sosial.

Hal ini juga termasuk ketika ia melihat bagaimana orang tuanya menghadapi persoalan dan masalah dalam keluarga.

Ini juga yang menjadi faktor yang memengaruhi emosi anak.

Karenanya, untuk Si Kecil yang masih banyak melakukan imitasi dalam proses pembentukan karakter dan pencarian jati diri, pengaruh Moms dan Dads, serta orang lain yang ada di sekitarnya sangatlah besar.

Si Kecil akan melihat contoh dan panutan dari setiap individu yang ada di sekitarnya, untuk belajar cara bersosialisasi, membuat keputusan, berperilaku, dan masih banyak lagi.

Untuk membentuk perilaku, pola pikir, dan karakter yang positif, Moms dan semua orang yang ada di sekitar anak perlu terus memberikan contoh sikap dan perilaku yang positif untuk dijadikan panutan.

Jadi, jangan hanya fokus pada perkembangan fisik dan kecerdasan saja ya, Moms.

Penting dicatat juga, bahwa perkembangan sosial emosional anak di masa sekolah akan ikut menentukan kesuksesan dan kebahagiaan anak di masa depan.

4. Emosi Anak Dipengaruhi Faktor Keluarga

Hal ini sudah menjadi hal yang pasti, bahwa faktor yang memengaruhi emosi anak lainnya tentu saja berasal dari keluarga.

Moms perlu tahu, bahwa keluarga adalah lingkungan pertama yang akan dikenali anak.

Melalui keluarga, anak harus belajar tentang cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Inilah kemampuan yang diperoleh anak melalui kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang di lingkungan mereka.

Baik orang tua, saudara kandung, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.

Namun, tidak semua keluarga memiliki kondisi yang ideal.

Ada beberapa masalah dalam keluarga yang kurang baik, seperti adanya orang tua yang mengalami gangguan mental, penyalahgunaan zat oleh orang tua, penahanan orang tua, orang tua menganggur, kekerasan keluarga dan kemiskinan, dan sebagainya.

Kondisi ini bisa memengaruhi cara anak dalam berinteraksi maupun bereaksi.

Misalnya, jika orang tua melakukan kekerasan, anak-anak juga akan mengadopsi hal yang sama.

Sementara bila Moms dan Dads terlalu memanjakan anak-anak, ada kemungkinan mereka menjadi tidak disiplin dan keras kepala.

Sebaliknya, jika orang tua cenderung tidak menunjukkan kasih sayang, Si Kecil justru dapat tumbuh menjadi sosok yang introver dan penurut.

Intinya, hubungan dalam keluarga, lingkungan, dan cara dalam mengekspresikan emosi akan mempengaruhi perkembangan emosional seorang anak.

Jika orang tua memiliki stabilitas dalam perilaku dan mengekspresikan perasaan secara seimbang, anak-anak juga akan mengikutinya.

5. Kondisi Dalam Diri Anak

Selain faktor dari luar, seperti keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal, kondisi dalam diri Si Kecil juga bisa menjadi faktor yang memengaruhi emosi anak.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah temperamen anak, keterlambatan perkembangan, dan masalah kesehatan yang serius. Apalagi jika terjadi masalah dalam keluarga, dan anak cenderung tidak mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Tahukah Moms bahwa anak-anak yang memiliki kesehatan yang baik dapat mengontrol emosi mereka dengan lebih baik.

Sedangkan mereka yang mengalami masalah kesehatan biasanya banyak menunjukkan sifat lekas marah, kegembiraan, dan emosi lain yang tidak stabil.

Itu dia penjelasan mengenai hal-hal yang bisa mempengaruhi emosi Si Kecil, terutama bila terjadi masalah dalam keluarga.

Apakah Moms mengetahui faktor lain yang memengaruhi perkembangan emosi anak?

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.