Kenali Ciri-Ciri Anak Tantrum, Penyebab dan Dampaknya
Kenali apa saja yang menjadi ciri-ciri anak tantrum yang bisa membantu Moms mengenali emosi Si Kecil.
Memiliki buah hati dengan emosional yang belum stabil alias tantrum adalah struggle yang dialami oleh hampir semua orang tua.
Temper tantrum pada anak merupakan fenomena umum dan seringkali menimbulkan kesulitan bagi orang tua.
Penyebabnya bisa beragam, mulai dari ketidakmampuan mengelola emosi hingga perubahan lingkungan atau kehidupan sehari-hari.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh anak-anak, tapi juga orang tua yang mengalami peningkatan kadar stres dan kecemasan.
Untuk menghadapi hal tersebut, diperlukan strategi pengelolaan yang efektif.
Orang tua memulai dengan mengidentifikasi penyebab tantrum dan segera mengambil tindakan untuk mengatasinya.
Tetap tenang dan berikan dukungan emosional pada anak Moms.
Penting juga untuk menetapkan batasan secara konsisten dan menjelaskannya dengan jelas.
Dilansir dari Journal of the American Academy of Nurse Practitioners, dorong anak untuk berkomunikasi dan berikan pilihan sederhana untuk membantu mereka merasa mampu mengendalikan situasi.
Hindari penguatan atau imbalan negatif atas tantrum karena dapat memperkuat perilaku negatif.
Dengan kesabaran, dukungan, dan konsistensi, orang tua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi dan perilaku dengan lebih baik.
Hal ini akan membangun hubungan yang kuat dan sehat antara orang tua dan anak, sehingga memungkinkan mereka mengelola tantrum dengan lebih efektif.
Baca Juga: 13 Tips Anak Susah Makan, Bikin Si Kecil Nafsu Makan!
Ciri-ciri Anak Tantrum
Mengenali ciri-ciri anak tantrum merupakan langkah awal untuk mengatasi perilaku tersebut secara efektif.
Berikut ini ciri-ciri khas yang biasa terlihat pada anak yang sedang tantrum.
1. Ekspresi Emosi yang Intens
Ciri-ciri anak tantrum menunjukkan perilaku yang ekstrim, seperti menangis atau berteriak, yang menandakan kemarahan yang berlebihan, seringkali menunjukkan emosi yang intens ekspresi.
2. Perilaku Tak Terkendali
Mereka mungkin tidak bisa mengendalikan perilakunya sendiri.
Untuk melindungi diri dengan menabrak benda atau melemparkan diri ke tanah.
3. Kesulitan Komunikasi
Ciri-ciri anak tantrum mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi.
Moms mungkin tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan Moms dengan jelas, sehingga dapat meningkatkan rasa frustasi dan tingkat emosi.
4. Reaksi Berlebihan
Tantrum seringkali disebabkan oleh faktor tertentu, seperti kelelahan, kelaparan, atau perubahan lingkungan.
Ciri-ciri anak tantrum bisa saja ketika ia bereaksi berlebihan terhadap rangsangan tersebut.
Amukan berulang, Si Kecil yang sering tantrum cenderung mengulanginya secara rutin.
Tantrum dapat terjadi dalam berbagai situasi dan seringkali sulit untuk dihindari.
5. Sulit untuk Tenang
Sulit untuk menenangkan atau menenangkan anak Moms saat sedang tantrum.
Mereka mungkin menolak diajak bicara atau mengalami kesulitan mengendalikan diri.
6. Durasi Lama
Amukan Si Kecil bisa berlangsung lama, kadang menit, atau bahkan bisa berjam-jam.
Hal ini bisa sangat melelahkan bagi orang tua dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Mengenali ciri-ciri tersebut dapat membantu orang tua mengatasi tantrum anaknya dengan lebih efektif.
Dengan lebih memahami perilaku tantrum dan faktor penyebabnya, orang tua dapat mengambil langkah tepat untuk membantu anak mengelola emosinya dengan lebih baik.
Baca Juga: 10 Ciri Masa Kanak-Kanak bagi Anak Laki-laki, Wajib Tahu!
Penyebab Anak Tantrum
Selain mengetahui ciri-ciri anak tantrum, orangtua perlu memahami berbagai penyebab tantrum pada anak.
Berikut ini beberapa penyebab utama yang sering mendasari tantrum pada anak:
1. Ketidakmampuan Mengelola Emosi
Anak yang tidak mampu mengelola emosi seringkali tidak memiliki keterampilan yang memadai.
Saat Moms sedang frustasi, marah, atau kecewa, tantrum seringkali menjadi cara untuk mengekspresikan emosi Moms yang tidak terkendali.
2. Kurangnya Keterampilan Komunikasi
Anak-anak yang tidak mampu berkomunikasi secara efektif cenderung menjadi frustasi ketika mereka tidak mampu mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginannya dengan jelas.
Tantrum bisa menjadi cara untuk mendapatkan perhatian dari orang dewasa.
3. Perubahan Lingkungan
Perubahan mendadak pada lingkungan atau rutinitas sehari-hari anak.
Peristiwa seperti memulai tempat penitipan anak baru, pindah, atau berganti pengasuh dapat menimbulkan stres dan kebingungan pada anak sehingga dapat berujung pada tantrum.
4. Lelah atau Lapar
Si Kecil yang lelah atau lapar cenderung lebih mudah marah dan mudah mengamuk.
Dengan membantu anak menjaga jadwal istirahat yang tepat dan pola makan yang sehat.
Moms dapat mengurangi risiko tantrum akibat kelelahan dan kelaparan.
Pahami bahwa setiap anak mempunyai kepribadian dan kepekaan yang unik, sehingga penyebab tantrum pada setiap anak bisa berbeda-beda.
Dengan memahami penyebabnya, orang tua akan lebih siap dalam menghadapi tantrum dan mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan individu anak.
Baca Juga: 13 Tips Anak Susah Makan, Bikin Si Kecil Nafsu Makan!
Dampak Anak Tantrum
Amukan Si Kecil dapat berdampak serius baik bagi anak maupun orang disekitarnya.
Berikut beberapa dampak umum yang ditimbulkan oleh tantrum pada anak.
1. Stress dan Kecemasan Orang Tua
Tantrum pada anak sering kali disebabkan oleh perkataan orang tua seperti “Saya tidak bisa melakukannya” atau “Saya tidak bisa melakukannya”.
Hal ini dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan orang tua jika mereka merasa seperti itu.
Untuk mengendalikan situasi atau merasa malu di depan orang lain.
2. Gangguan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Tantrum dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti berbelanja di supermarket, mengemudi, dan makan bersama keluarga.
Hal ini dapat menyulitkan orang tua untuk lancar menjalankan tugas sehari-hari.
3. Rasa Malu dan Bingung pada Anak
Anak yang sering tantrum mungkin akan merasa malu atau bingung dengan emosinya.
Mereka mungkin tidak mengerti mengapa mereka bereaksi secara emosional dan cenderung merasa terisolasi dari orang-orang di sekitar mereka.
4. Dampak pada Hubungan Orang Tua-Anak
Amukan yang terus-menerus dapat mempengaruhi hubungan orang tua-anak, menyebabkan frustasi dan kelelahan bagi kedua belah pihak.
Hal ini dapat mengganggu komunikasi dan keintiman dalam hubungan keluarga.
5. Dampaknya Terhadap Kesehatan Anak
Amukan yang sering terjadi dan tidak ditangani dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik anak.
Mereka mungkin juga menderita penurunan kepercayaan diri, kesulitan dalam hubungan sosial, dan masalah tidur dan makan.
Memahami dampak tantrum merupakan langkah penting dalam menangani masalah secara efektif.
Orang tua harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan tantrum dan memberikan dukungan yang dibutuhkan anak untuk mengelola emosinya dengan lebih baik.
Baca Juga: Ini Dampak Melarang Anak Menangis, Jangan Lakukan ya Moms!
Cara Penanganan Anak Tantrum
Menghadapi tantrum anak memerlukan strategi yang efektif untuk membantunya mengelola emosi.
Di bawah ini ada beberapa strategi yang bisa dilakukan orang tua saat menghadapi anak tantrumnya.
1. Tetap Tenang
Saat menghadapi anak tantrum, orang tua harus tetap tenang dan terkendali.
Mengeluh atau marah akan memperburuk keadaan dan menambah stres pada anak Moms.
2. Berikan Dukungan Emosional
Tunjukkan bahwa Moms memahami perasaan anak Moms.
Bicaralah dengan tenang dan berikan dia dukungan emosional yang dia butuhkan.
Peluk atau tepuk punggungnya jika Moms memiliki kesempatan bersama Si Kecil.
3. Tetapkan Batasan yang Jelas
Dilansir dari healthline, konsistenlah saat menetapkan aturan dan batasan yang jelas untuk anak Moms.
Hal ini memungkinkan anak-anak merasa aman dan terlindungi serta memberikan pedoman perilaku yang dapat diterima.
4. Mendorong Komunikasi Si Kecil
Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya secara verbal.
Dengarkan dengan sabar dan pahami perasaan mereka.
5. Beri Si Kecil Pilihan
Berikan anak pilihan sederhana untuk membantu mereka merasa mampu mengendalikan situasi.
Misalnya, beri mereka pilihan tentang apa yang ingin mereka lakukan ketika amarahnya mereda.
6. Hindari Penguatan Negatif
Hindari memberi anak terlalu banyak perhatian atau memberi mereka hadiah sebagai kompensasi atas kemarahannya.
Hal ini memperkuat perilaku negatif tersebut dan kemungkinan besar akan mengulanginya di masa mendatang.
7. Jangan Lupakan Penjelasan Singkat
Jika ada, harap masukkan penjelasan singkat mengapa perilaku mereka tidak dapat diterima.
Hindari percakapan panjang ketika anak Moms sedang emosional.
8. Mempertimbangkan Perubahan Lingkungan
Jika ciri-ciri anak tantrum terjadi di tempat atau situasi tertentu.
Pertimbangkan untuk mengubah lingkungan atau rutinitas sehari-hari agar lebih memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan anak.
Dengan menerapkan strategi ini secara konsisten, orang tua dapat membantu anak mereka mengelola emosi dengan lebih baik serta mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum.
Hal ini juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak, menciptakan lingkungan yang positif dan harmonis di rumah.
Baca Juga: Kenali Toxic Parents dan Bahayanya bagi Tumbuh Kembang Anak
Meskipun tantrum pada anak merupakan hal normal dalam perkembangan anak.
Namun, dapat menjadi tantangan yang membuat stres bagi orang tua.
Dengan memahami penyebab, akibat, dan metode penanggulangan yang efektif, Moms dapat membantu Si Kecil mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi dan perilaku dengan lebih baik.
Itulah beberapa informasi terkait ciri-ciri anak tantrum yang membantu Moms untuk bisa mengasih dan menyayangi Si Kecil.
- https://www.healthline.com/health/temper-tantrums#how-to-respond
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1745-7599.2012.00755.x
- https://journals.lww.com/jrnldbp/Fulltext/2022/09000/Temper_Tantrums_in_Toddlers_and_Preschoolers_.5.aspx
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.