Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih, Kaya Pesan Moral
Ada banyak judul cerita menarik yang bisa Moms bacakan untuk anak, salah satunya adalah dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih yang berasal dari tanah Sumatera Barat.
Dongeng ini berkisah tentang kakak beradik tiri yang memiliki karakter berbeda.
Di akhir cerita, keduanya mendapatkan balasan atas setiap perbuatannya masing-masing.
Penasaran, seperti apa isi dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih? Mari bacakan untuk anak sebagai pengantar tidur, Moms.
Baca Juga: 20 Dongeng Anak Terpopuler, Seru, dan Tersirat Pesan Moral
Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih
Sambil mengingat kembali kisah Bawang Merah Bawang Putih yang pernah Moms dengan saat kecil dulu, yuk bacakan dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih di bawah ini.
Alkisah pada zaman dahulu, Bawang Putih hanya memiliki sorang ayah karena ibunya telah meninggal.
Karena selalu bepergian, ayah Bawang Putih merasa kasihan hingga akhirnya kembali menikah agar Bawang Putih memiliki teman saat berada di rumah.
Bawang Merah adalah saudara tiri yang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda.
Bawang Putih adalah anak yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati.
Sementara itu, Bawang Merah merupakan anak yang malas, hidup glamor, selalu membanggakan dan mudah iri pada orang lain.
Kepribadian Bawang Merah yang buruk bertambah karena ibunya yang selalu memanjakannya.
Ibunya selalu memberinya semua yang dia inginkan.
Sedangkan Bawang Putih tidak dianggap sama sekali, bahkan selalu melakukan semua pekerjaan di rumah.
Mulai dari mencuci, memasak, hingga membersihkan rumah, dan semua pekerjaan dilakukan sendiri.
Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri.
Namun saat membutuhkan sesuatu, mereka dengan mudahnya meminta bantuan Bawang Putih.
Meski begitu, Bawang Putih tidak pernah mengeluh akan nasib yang harus dia hadapi.
Dia selalu melayani ibu tiri dan saudara perempuannya dengan gembira.
Dia pun selalu bahagia menunggu ayahnya pulang dari pekerjaannya.
Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju ibu dan saudara perempuannya di sungai.
Bawang Putih tidak menyadarinya ketika sepotong kain milik ibunya hanyut oleh sungai.
Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak dapat ditemukan, dia akan disalahkan.
Bukan hanya itu, dia berpikir pasti dirinya akan dihukum dan diusir dari rumah.
Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai.
Dia mengangkat semua batu dan ranting, serta berharap kain tersebut mengait di sana.
Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang pakaian ibunya yang hanyut oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu.
Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua.
Anehnya, ada seorang perempuan yang sangat tua di dalam gua.
Bawang Putih bertanya pada perempuan tua itu jika dia tahu keberadaan kain milik ibunya.
Perempuan itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih.
Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu perempuan tua itu.
Bawang Putih yang terbiasa bekerja keras dapat memenuhi permintaan tersebut.
Setelah sore, Bawang Putih menyelesaikan tugasnya dan mengucapkan selamat tinggal kepada perempuan tua itu.
Perempuan itu menyerahkan kain itu padanya.
Karena kebaikannya, perempuan tua itu menawarkannya hadiah berupa labu, yang kecil dan besar.
Karena Bawang Putih tidak serakah, maka dia memilih labu yang berukuran lebih kecil.
Setelah itu Bawang Putih kembali ke rumah.
Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih datang terlambat.
Dia pun menceritakan apa yang terjadi.
Ibu tirinya masih marah karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil, jadi ibunya membanting labu itu ke tanah.
“Prakk!” kemudian labunya pecah.
Semua orang kaget dengan suaranya, tapi lebih kaget lagi saat melihat apa yang keluar dari labu tersebut.
Bukan potongan buah labu yang berserakan, tapi ada perhiasan emas yang indah dan berkilauan di dalamnya.
Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut tapi juga senang.
Seketika, mereka merebut labu dan perhiasan tersebut dari Bawang Putih.
Mereka berpikir kalau mereka sangat kaya karena melihat perhiasan yang begitu banyak tersebut.
Tapi karena keserakahannya, mereka malah berteriak pada Bawang Putih dan membentak kenapa Bawang Putih tidak mengambil labu yang lebih besar.
Dalam pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang lebih besar diambil, mereka pasti mendapatkan lebih banyak lagi perhiasan.
Setelah mengetahui cerita tentang bagaimana Bawang Putih mendapatkan labu tersebut, Bawang Merah mengikuti langkah-langkahnya.
Dia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat perempuan tua itu tinggal.
Namun, tidak seperti Bawang Putih yang menuruti permintaan perempuan tua itu, Bawang Merah menolak perintah untuk bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan perempuan tua itu untuk memberinya labu yang lebih besar saat itu juga.
Meski begitu, perempuan tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang besar untuk Bawang Merah.
Dengan senang hati, Bawang Merah membawa labu yang diberikan oleh perempuan tua itu, sambil membayangkan berapa banyak perhiasan yang akan ia dapatkan.
Sekembalinya ke rumah, sang Ibu menyambut putri kesayangannya.
Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah, tetapi alih-alih perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu tersebut.
Keduanya kaget bukan kepalang.
Dan melihat hal tersebut, Bawang Merah dan Ibunya akhirnya menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini adalah salah dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.
Pesan Moral Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih
Selain membacakan dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih, beri tahu juga Si Kecil mengenai pesan moral yang ada di dalam ceritanya, yuk, Moms.
Berikut ini pesan moral dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih yang bisa menjadi inspirasi.
1. Kebaikan dan Kesabaran Berbuah Manis
Meski Bawang Putih sering diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh ibu tirinya dan Bawang Merah, ia tetap mempertahankan sikap baiknya.
Dia melakukan semua pekerjaan rumah dengan tekun dan ikhlas tanpa mengeluh, bahkan saat harus mencari kain yang hanyut di sungai.
Kesabaran Bawang Putih dalam mencari kain itu akhirnya membuahkan hasil ketika dia bertemu dengan perempuan tua yang memberinya kain tersebut, sebagai balasan atas bantuan yang telah diberikan.
Akhirnya, labu yang diberikan perempuan tua itu berisi perhiasan emas yang indah, sebagai hadiah atas kesabaran dan kebaikan Bawang Putih.
Pesan moral ini mengajarkan kita untuk tetap teguh pada nilai-nilai baik, seperti kesabaran, kebaikan, dan ketulusan dalam menjalani kehidupan.
Karena pada akhirnya, tindakan-tindakan baik tersebut akan membawa hasil yang memuaskan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Nusantara Berbagai Daerah
2. Bahaya Keserakahan dan Sikap Sombong
Sikap sombong dan keserakahan dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih sangat jelas tergambar melalui karakter Bawang Merah dan ibunya.
Mereka selalu ingin memiliki lebih banyak dan lebih besar, tanpa mempertimbangkan akibat dari sikap serakah dan sombong mereka.
Hal ini terlihat dari sikap Bawang Merah yang mengikuti jejak Bawang Putih dengan sikap tidak baik, yaitu sombong dan memerintah perempuan tua untuk memberinya labu besar.
Mereka menganggap bahwa jika Bawang Putih mendapat perhiasan dari labu kecil, maka labu yang lebih besar pasti akan berisi lebih banyak perhiasan.
Namun, hasilnya justru berbeda. Labu besar yang ia dapatkan malah berisi ular berbisa yang menakutkan.
Pesan moral lainnya dari dongeng Bawang Merang dan Bawang Putih ini adalah bahwa keserakahan dan sikap sombong bisa membawa dampak yang buruk dan tidak diinginkan.
Mereka yang terlalu serakah akan kehilangan penghargaan terhadap kebaikan, serta bisa menarik masalah atau kesulitan yang sebaliknya dapat dihindari dengan bersikap lebih baik.
3. Pentingnya Menghargai Kebaikan Orang Lain
Perempuan tua dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih memberikan hadiah kepada Bawang Putih karena bersikap baik dan memiliki kemauan untuk membantunya.
Hal ini mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati bantuan serta kebaikan yang diberikan oleh orang lain.
Menghargai kebaikan orang lain dapat membangun hubungan yang positif dan harmonis.
Baca Juga: 12 Dongeng Pendek dengan Pesan Moral yang Baik untuk Anak
4. Perlunya Belajar dari Kesalahan
Dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih, Bawang Merah dan ibunya melakukan kesalahan dengan sikap serakah dan sombong mereka terhadap kebaikan Bawang Putih.
Mereka menilai bahwa mendapatkan lebih banyak hadiah dari labu besar adalah lebih baik daripada labu yang kecil.
Hal ini mereka lakukan tanpa memperhitungkan dampak negatif dari sikap mereka yang tidak baik.
Akibatnya, mereka mengalami konsekuensi yang tidak menyenangkan, sehingga mendapatkan labu besar yang berisi ular berbisa.
Dari peristiwa tersebut, Bawang Merah dan ibunya pun tersadar bahwa sikap sombong serta serakahnya adalah malapetaka.
Bawang Merah dan sang ibu lalu meminta maaf kepada Bawang Putih karena telah memperlakukannya perilaku buruk.
Mereka pun belajar untuk bersikap lebih baik lagi pada Bawang Putih sehingga hubungan keluarganya menjadi harmonis.
5. Bijak dalam Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Saat Bawang Merah dan ibunya menyadari kesalahannya setelah mengalami konsekuensi dari sikap mereka yang tidak baik, mereka meminta maaf kepada Bawang Putih.
Bawang Putih, dengan hati yang besar, mampu memaafkan mereka meskipun mereka telah menyakiti dan merugikannya.
Dia tidak membalas dendam atau menunjukkan sikap yang memperburuk situasi.
Tindakannya ini menunjukkan ketulusan hati dan kebesaran dalam menghadapi konflik dan kesalahan orang lain.
Pesan moralnya adalah bahwa memaafkan orang lain adalah tindakan yang bijaksana.
Dengan memaafkan, kita tidak hanya memberikan kesempatan bagi orang lain untuk memperbaiki diri, tetapi juga membebaskan diri sendiri dari beban perasaan negatif seperti dendam dan kebencian.
Ini membantu menciptakan lingkungan yang penuh dengan kedamaian dan pengertian.
6. Pentingnya Bersikap Jujur dan Berhati Tulus dalam Kehidupan
Dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih mengajarkan bahwa kejujuran dan ketulusan selalu membawa kebaikan, sementara sifat serakah dan licik justru membawa kesulitan.
Sebab di cerita ini, Bawang Putih yang jujur dan tulus selalu menerima perlakuan tidak adil dari Bawang Merah dan ibu tirinya, namun pada akhirnya, kebaikan hatinya dibalas dengan rezeki dan kebahagiaan.
Sebaliknya, Bawang Merah yang tamak dan iri hati harus menghadapi konsekuensi dari perbuatannya sendiri.
Dongeng ini mengajarkan bahwa meskipun ketulusan dan kejujuran mungkin tidak selalu dihargai secara langsung, pada akhirnya, kebaikan hati akan membawa berkah dalam kehidupan.
7. Jangan Bersikap Iri
Dalam dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih, sosok Bawang Merah selalu merasa iri terhadap Bawang Putih karena kebaikan hati dan ketekunan yang dimiliki saudaranya.
Keirian ini mendorongnya untuk bersikap serakah dan memperlakukan Bawang Putih dengan buruk, berharap bahwa ia bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan dengan cara licik.
Namun, pada akhirnya, sikap iri dan serakah ini membawa Bawang Merah pada kesulitan dan penderitaan, sementara Bawang Putih yang sabar dan tulus justru mendapatkan kebahagiaan.
Cerita ini mengajarkan bahwa sifat iri tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri, karena kebahagiaan sejati tidak bisa diperoleh melalui cara-cara yang tidak baik.
Baca Juga: Cerita Dongeng Panjang tentang Hewan untuk Pengantar Tidur
Demikian dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih serta pesan moralnya yang bisa Moms ceritakan pada Si Kecil.
Semoga pesan-pesan kebaikan dalam cerita dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih bisa menginspirasi, ya!
- https://dongengceritarakyat.com/dongeng-cerita-bawang-putih-bawang-merah/
- https://www.google.co.id/books/edition/Dongeng_Nusantara_Favorit_Bawang_Merah_d/oK6KDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=dongeng+bawang+merah+bawang+putih&pg=PA1&printsec=frontcover
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.