6 Fakta dr. Tirta yang Menjadi Relawan untuk COVID-19 di Indonesia
Nama dr. Tirta dikenal oleh publik sebagai salah satu dokter sekaligus relawan yang membantu para petugas medis dalam menangani wabah COVID-19 di Indonesia.
Dokter dengan nama lengkap Tirta Mandira Hudi ini memberikan bantuan APD (Alat Pelindung Diri) ke berbagai rumah sakit. Tak hanya itu, ia juga aktif dalam memberikan edukasi melalui akun Twitternya, @tirta_hudhi.
Ketahui apa saja fakta-fakta tentang dr. Tirta yang telah dirangkum berikut ini.
Fakta dr. Tirta, Dokter Relawan COVID-19
Turun langsung untuk menyemprotkan disinfektan, membagikan APD, hingga mengedukasi, sudah banyak peran dr. Tirta sebagai relawan COVID-19 di Indonesia. Berikut ini beberapa faktanya.
Baca Juga: Sosok dr. Handoko Gunawan, Dokter Spesialis Paru yang Berjuang Rawat Pasien COVID-19
1. Lulusan Fakultas Dokter Universitas Gadjah Mada
Foto: instagram.com/dr.tirta
Diketahui, dr. Tirta merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Pria yang berasal dari Karanganyar, Solo, Jawa Tengah tersebut berkuliah pada tahun 2009 dan lulus di tahun 2013.
Ia dikabarkan sempat ditawarkan beasiswa S2 di luar negeri oleh almarhum Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., tetapi dr. Tirta menolak karena merasa belum siap, dan lebih ingin bekerja di IGD.
2. Memiliki Bisnis dan Pekerjakan Anak Jalanan
Foto: instagram.com/dr.tirta
Selain aktif jadi relawan, dr. Tirta juga punya usaha cuci sepatu, Shoes and Care yang telah memiliki 19 cabang di Indonesia. Bahkan ia menerima pesanan untuk melakukan perawatan sepatu dari luar negeri.
Ia menekuni bisnis ini setelah memutuskan untuk rehat menjadi dokter IGD.
Tak hanya itu, diketahui bila dr. Tirta mempekerjakan anak jalanan sebagai pegawai dari Shoes and Care.
"Gue memutuskan memilih rehat menjadi dokter IGD, dan berjuang demi @shoesandcare untuk anak buah gue yang separuhnya anak jalanan," tulis dr. Tirta pada Twitter-nya.
Baca Juga: 9 Istilah Selama Pandemi COVID-19, Moms Sudah Tahu Semuanya?
3. Terjun Langsung Melakukan Penyemprotan Disinfektan
Foto: instagram.com/dr.tirta
Tidak hanya menyumbang APD ke berbagai fasilitas kesehatan, dr. Tirta juga melakukan penyemprotan disinfektan ke sarana publik. Ia bahkan telah menyemprotkan disinfektan untuk 10 busway dan 22 angkot.
"Why terminal dan angkot? Karena disinilah para pekerja jalanan masih berjuang," tulis dr. Tirta pada unggahan Instagram-nya.
4. Memberikan Edukasi Kepada Polisi
Foto: instagram.com/dr.tirta
Tidak hanya membantu petugas kesehatan, dr. Tirta juga turut memberikan edukasi mencuci tangan kepada polisi, sekaligus membagikan masker. Kegiatannya ini ia unggah di akun Instagram-nya.
"Total 600 masker + tutorial cuci tangan yang benar telah kami bagikan dan lakukan today," tulisnya.
Baca Juga: 3 Artis yang Berdonasi untuk Virus Corona, Berhati Mulia!
5. 'Tumbang' Setelah Menjadi Relawan COVID-19
Foto: instagram.com/dr.tirta
Keterlibatan dr. Tirta menjadi relawan dan sering pergi ke daerah rawan infeksi virus corona, membuat dirinya 'tumbang'. Namun, ia dirawat karena didagnosis mengalami bronkitis kronis.
Ia sempat mendapat status PDP (Pasien Dalam Pengawasan) karena riwayat ke daerah zona merah. Tetapi saat dilakukan tes lebih lanjut, hasilnya adalah bronkitis kronis.
"Minggu: Rapid test kedua kalinya, NEGATIF. Mau dilakukan swab, radang tenggorok sudah ngga ada, cari lendir susah, hasil PCR keluar Selasa. Gejala ngga ada lagi, cuma batuk ringan, demam turun tanpa obat," jelas dr. Tirta melalui Instagram-nya.
Lalu, hasil diagnosis menyebutkan dirinya bronkitis kronis akibat merokok, dan kini statusnya adalah ODP (Orang Dalam Pemantauan).
Baca Juga: Pentingnya Tingkatkan Imunitas Tubuh dari Infeksi Virus Corona Novel (COVID-19), Berikut Tipsnya
6. Tetap Membantu Meskipun Sedang Dirawat
Foto: instagram.com/dr.tirta
Meskipun dr. Tirta sedang dirawat di rumah sakit, hal ini tidak membatasi dirinya untuk tetap memberikan donasi atau bantuan APD. Ia bahkan telah membuat 12.000 pcs pesanan hazmat.
"Akhirnya, dari rumah sakit, saya bisa konsentrasi, dan menemukan supplier hazmat kedua. Tahap 1 kemarin saya pesan 2000 pcs ke orang Semarang, dan deal. Tahap kedua saya pesan 10.000 pcs! Dan ini hazmat standar medis," jelasnya.
Sebagai informasi, hazmat adalah peralatan pelindung pribadi yang terdiri dari pakaian seluruh tubuh tidak tembus pandang, dikenakan sebagai perlindungan terhadap bahan-bahan berbahaya.
Itu dia Moms, fakta tentang dokter sekaligus relawan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia.
Jika Moms merasakan gejala COVID-19 seperti batuk, demam, sesak napas, atau ingin mengetahui informasi yang terpercaya tentang virus COVID-19 di Indonesia, bisa menghubungi Hotline Virus Corona 119 ext. 9.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.