Pengertian Food Estate dengan Kelebihan dan Kekurangan
Program food estate yang digagas Presiden Jokowi bertujuan untuk mengolah jutaan hektare lahan menjadi lumbung pangan Indonesia.
Namun calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut proyek ini sebagai kegagalan, karena merugikan petani dan memicu konflik agraria.
Di sisi lain, cawapres Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa ada bagian dari program ini yang gagal, namun ada juga yang berhasil.
Lantas, apa itu food estate yang kembali disorot? Yuk, cari tahu di bawah ini, Moms.
Baca Juga: Profil 3 Anak Cak Imin, Ada yang Bekerja sebagai Jurnalis
Apa Itu Food Estate?
Food estate adalah program budidaya tanaman skala luas (>25 hektare) dengan pendekatan sistem pertanian industrial berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, modal, dan manajemen modern.
Program ini bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia jangka panjang dengan memberdayakan masyarakat adat atau lokal.
Komoditi prioritas dalam food estate mencakup:
- Padi
- Jagung
- Kedelai
- Ubi kayu
- Ubi jalar
- Kacang tanah
- Sorgum
- Buah-buahan
- Sayur-sayuran
- Sagu
- Kelapa sawit
- Tebu
- Ternak sapi atau ayam.
Lokasi utama program ini meliputi Kabupaten Merauke, Papua, serta beberapa wilayah di Kalimantan dan Maluku, dengan total ratusan ribu hektare lahan yang direncanakan untuk pengembangan.
Kelebihan Food Estate
Food estate memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Peningkatan Produksi Pangan
Food estate meningkatkan produksi pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
2. Penggunaan Teknologi Pertanian Modern
Program ini menerapkan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Seperti, irigasi modern, penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih efektif, serta teknik tanam yang inovatif.
3. Ketahanan Pangan
Food estate memperkuat ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim dan gangguan pasokan global.
4. Pembangunan Infrastruktur
Program ini mendorong pembangunan infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan.
Semua hal tersebut dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi sektor pertanian.
5. Dampak Ekonomi Positif
Food estate menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
6. Pengembangan Wilayah
Program ini membantu pengembangan daerah terpencil dengan meningkatkan akses ke layanan dan infrastruktur.
7. Keberlanjutan dan Praktik Pertanian Berkelanjutan
Food estate mendorong praktik pertanian berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan dan memastikan penggunaan sumber daya secara efisien.
Baca Juga: 3 Manfaat Tanaman Porang dan Cara Budidayanya, Simak yuk!
Kekurangan Food Estate
Ada beberapa kekurangan dan tantangan yang seringkali terjadi, yaitu:
1. Dampak Lingkungan
Pengembangan food estate skala besar dapat menyebabkan deforestasi, degradasi tanah, dan kerusakan ekosistem akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia.
2. Konflik Penggunaan Lahan
Konversi lahan untuk program ini dapat memicu konflik, terutama jika lahan tersebut sebelumnya memiliki kegunaan lain atau merupakan habitat penting.
3. Ketergantungan pada Sumber Daya Air
Proyek ini sangat bergantung pada sumber daya air, yang dapat menimbulkan masalah di daerah dengan ketersediaan air terbatas.
4. Masalah Sosial dan Hak Atas Tanah
Pengembangan program ini dapat menyebabkan penggusuran komunitas lokal dan memicu ketidakstabilan sosial terkait hak atas tanah.
5. Keberlanjutan Jangka Panjang
Intensifikasi pertanian yang tinggi mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang tanpa praktik manajemen sumber daya yang baik.
6. Biaya Tinggi
Implementasi dan pemeliharaan food estate membutuhkan investasi awal dan biaya operasional yang sangat tinggi.
7. Ketergantungan pada Teknologi Impor
Ketergantungan pada teknologi pertanian impor dapat mengurangi inovasi lokal dan adaptasi.
8. Kualitas Nutrisi
Fokus pada produksi skala besar dapat mengarah pada monokultur, yang berpotensi mengurangi keragaman nutrisi dalam suplai pangan.
Baca Juga: 3 Cara Budidaya Rumput Azolla untuk Pertanian dan Peternakan
Alasan Food Estate Disebut Gagal
Berikut beberapa alasan food estate disebut gagal oleh Cak Imin dan Mahfud MD.
1. Merugikan Petani
Food estate dianggap merugikan petani karena tidak memperhatikan kepentingan petani dalam pengembangan proyek.
2. Meninggalkan Masyarakat Adat
Proyek ini juga meninggalkan masyarakat adat dan memicu konflik agraria.
3. Merusak Lingkungan
Food estate telah disebut merusak lingkungan, seperti yang diketahui dari proyek food estate Ketapang, Kalimantan Barat, yang juga tidak menghasilkan kemajuan dan merusak lingkungan.
4. Konflik Agraria
Kegiatan ini juga menyebabkan konflik agraria, seperti yang diketahui dari proyek di Merauke, Papua, yang mengakibatkan konflik agraria.
5. Peningkatan Produktivitas Tanah
Cak Imin mengatakan bahwa produktivitas pangan harus digerakkan secara masif melalui peningkatan tanah-tanah pertanian punya rakyat, diorganisir dengan manajemen bisnis raksasa pangan nasional.
Baca Juga: Profil Didit Hediprasetyo, Anak Prabowo yang Jadi Desainer
Itulah informasi seputar food estate. Bagaimana tanggapan Moms?
- https://indonesiabaik.id/infografis/food-estate
- https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/1110-apa-itu-food-estate
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.