Mengenal Gangguan Bipolar: Ciri, Jenis, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
Mungkin Moms sudah tidak asing lagi mendengar kata bipolar bukan?
Namun, tahukah Moms apa sebenarnya gangguan bipolar itu dan bagaimana kita bisa tahu jika mengidap gangguan bipolar?
Mari ketahui serba-serbi tentang penyakit yang menyerang kejiwaan ini, Moms.
Apa Itu Bipolar?
Gangguan bipolar dikenal sebagai salah satu penyakit yang menyerang mental seseorang dan membuatnya dapat merasakan perubahan emosi secara berlebihan.
Dikutip dari World Health Organization, 60 juta orang di dunia mengidap gangguan bipolar.
Tercatat, rata-rata pengidap gangguan bipolar adalah orang dengan umur kurang dari 30 tahun. Sampai sekarang belum ada penelitian resmi yang menyebutkan penyebab gangguan jenis ini.
Gangguan ini memang masih jarang diidap oleh masyarakat Indonesia, namun bukan berarti tidak ada ya, Moms.
Salah satu selebriti Indonesia yang mengidap penyakit ini adalah Marshanda. Ia dikenal memang cukup aktif mengedukasi tentang penyakit bipolar ini.
Selebriti tanah air ini sekaligus bergabung di komunitas Bipolar Disorder Care, lho.
Baca Juga: Mari Perhatikan Kesehatan Mental Anak Sejak Dini dengan 4 Cara Ini
Jenis Bipolar yang Dirasakan
Mengutip Mayo Clinic, ada tanda dan ciri-ciri yang berbeda ketika seseorang mengidap gangguan bipolar.
Tanda-tanda umum itu dikategorikan pada jenis bipolar itu sendiri.
Ada beberapa jenis bipolar dan gangguan mental menyerupainya, termasuk manik atau hipomania dan depresi.
Gejala dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan perilaku yang tidak terduga. Adapun tanda dan ciri-ciri gejala yang dirasakan dari jenisnya, seperti:
1. Episode Manik
Tanda gangguan bipolar dalam fase manik adalah penderita mengalami lonjakan perasaan bahagia secara tiba-tiba.
Biasanya, seseorang akan menjadi sangat bersemangat. Bahkan, jantung berdetak hebat dan memiliki perasaan aneh.
“Pada episode manik, penderita akan merasa sangat enerjik dan berbicara sangat cepat. Penderita merasa tidak butuh tidur dan selalu bersemangat akan banyaknya ide dan pemikiran baru yang tidak ada habisnya,” jelas psikiater, Smitha Bhandari, MD.
Tidak sedikit juga yang mengalami halusinasi seperti memiliki kekuatan super atau memiliki sebuah misi rahasia yang menantang.
Ini membuat para penderita merasa dapat melakukan segalanya dan mengambil risiko buruk dalam hidupnya.
Perubahan mood secara drastis ini juga membuat penderita lebih mudah tersinggung dan marah.
Ini merupakan termasuk ke dalam jenis bipolar tingkat satu. Dalam beberapa kasus, ini dapat memicu gejala gangguan mental yang lebih parah.
Baca Juga: Ternyata, Punya Sahabat Baik untuk Kesehatan Mental
2. Episode Depresi
Berbeda dengan episode manik, di fase ini penderita gangguan bipolar akan mengalami rasa sedih dan terpuruk yang begitu dalam pada waktu yang cukup lama.
Mengutip American Psychiatric Association, depresi membuat penderita gangguan bipolar menjadi tidak bersemangat menjalani hari-hari, pesimis, lemas, dan lesu.
Rasa tidak diperlukan dan tidak memiliki motivasi hidup kerap kali membuat penderita di fase ini memikirkan untuk bunuh diri.
Ciri lainnya pada episode manik, penderita menjadi mudah berhalusinasi dan paranoid.
Meskipun gangguan bipolar dapat terjadi pada semua usia, biasanya penyakit ini didiagnosis pada usia remaja atau awal 20-an.
Gejala dapat bervariasi pada setiap orang serta waktu yang terus berubah.
Ciri-Ciri Bipolar
Berikut tanda-tanda umum seseorang mengalami bipolar, yakni seperti:
1. Perubahan Mood
Pengidap penyakit ini memiliki perasaan bahagia dan sedih yang berlebihan secara bersamaan.
Ini dikenal dengan perubahaan mood yang tak menentu. Bahkan kadang hingga merasakan depresi, lho!
Terkadang pengidap gangguan ini juga berpikir untuk mengakhiri hidupnya sewaktu depresi melandanya.
2. Sulit Konsentrasi
Penderita bipolar memiliki pikiran yang meloncat-loncat dari topik satu ke topik yang lain.
Tanda-tanda lainnya adalah sulit memusatkan perhatian pada satu titik sehingga mudah terganggu dan akhirnya sulit berkonsentrasi.
Sehingga, ciri dari bipolar adalah sulit untuk berfokus pada satu hal, Moms.
3. Perilaku Tidak Wajar
Diketahui juga, orang dengan bipolar memiliki perilaku yang sembrono hingga kadang meresahkan orang lain.
Mereka biasanya melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
Hal ini seperti mempertontonkan adegan mesra di depan publik, menghabiskan uang dengan membeli barang-barang mahal, dan mundur dari pekerjaan secara tiba-tiba.
4. Tidur Tidak Berkualitas
Orang-orang dengan bipolar biasanya hanya akan tidur dalam beberapa jam, kurang dari waktu yang seharusnya.
Namun anehnya, mereka bisa terbangun tanpa merasa lelah sedikitpun.
Penderita penyakit ini biasanya senang begadang atau dibarengi dengan insomnia untuk menyalurkan ide-ide yang ada dalam pikirannya.
Baca Juga: Anuria (Gangguan Kencing): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Penyebab Bipolar Disorder
Bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Ini biasanya meliputi emosi tinggi (mania atau hipomania) dan rendah (depresi).
Penyebab pasti gangguan bipolar tidak diketahui, tetapi beberapa faktor mungkin terlibat, seperti:
1. Gangguan Fungsi Otak
Gangguan bipolar diyakini para peneliti sebagai akibat dari ketidakseimbangan senyawa kimiawi di otak.
Sel yang bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi otak disebut neurotransmiter, dan termasuk noradrenalin, serotonin, dan dopamin.
Ada beberapa bukti bahwa jika ada ketidakseimbangan dalam tingkat 1 atau lebih neurotransmiter, seseorang dapat mengalami beberapa gejala gangguan bipolar.
Misalnya, ada bukti bahwa kondisi mania dapat terjadi ketika kadar noradrenalin terlalu tinggi.
Karenanya, depresi mungkin disebabkan oleh kadar noradrenalin yang menjadi terlalu rendah.
2. Genetik
Gangguan bipolar adalah berkaitan dengan genetika, karena tampaknya ini diturunkan dalam riwayat keluarga.
Anggota keluarga dari seorang penderita bipolar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena gangguan mental ini.
Tetapi tidak ada gen tunggal yang bertanggung jawab atas gangguan bipolar. Sebaliknya, sejumlah faktor genetik dan lingkungan dianggap sebagai pemicu seseorang merasakan ini.
3. Ada Faktor Pemicu
Mengutip National Health Service, keadaan atau situasi yang membuat stres sering kali memicu gejala gangguan bipolar, lho.
Mungkin kita tidak sadari, tapi ini menjadi penyebab gangguan mental ini. Contoh pemicu stres meliputi:
- Kerusakan suatu hubungan
- Pelecehan fisik, seksual, atau emosional
- Kematian anggota keluarga dekat atau orang yang dicintai
- Pengalaman tidak menyenangkan
- Penyakit fisik
- Gangguan tidur
Baca Juga: 4 Penyebab Jerawat di Dahi Meradang dan Cara Mengatasinya
Pengobatan Penyakit Bipolar
Pengobatan bertujuan untuk menstabilkan suasana hati orang yang mengidap penyakit ini dan untuk mengurangi gejalanya.
Tujuannya adalah membantu orang tersebut untuk dapat menikmati hidup jadi lebih berkualitas.
Adapun beberapa langkah dan upaya yang dilakukan, antara lain:
1. Konsumsi Obat
Tentu, cara pengobatan ini dilakukan dari arahan dokter serta diagnosis yang tepat.
Obat-obatan tertentu dapat membantu menstabilkan suasana hati dan mengurangi gejala yang dirasakan.
Biasanya, dokter akan sering meresepkan kombinasi obat seperti:
- Penstabil suasana hati, seperti litium
- Antidepresan
- Antipsikotik (SGA)
- Antikonvulsan, untuk meredakan mania
- Obat untuk membantu tidur atau kecemasan
Beberapa obat memiliki efek samping dan dapat memengaruhi individu secara berbeda.
2. Konseling
Psikoterapi dapat membantu meredakan gejala dan membantu seseorang untuk menangani gangguan bipolar.
Melalui terapi perilaku kognitif dan pendekatan lainnya, individu dapat belajar untuk:
- Kenali dan ambil langkah untuk mengelola pemicu utama, seperti stres.
- Mengidentifikasi gejala dan mengambil langkah untuk mengelolanya.
- Membantu menjaga suasana hati agar tetap stabil.
Langkah-langkah ini dapat membantu seseorang menjaga hubungan positif di rumah dan di tempat kerja.
Untuk anak-anak dan remaja dengan gangguan bipolar, dokter mungkin merekomendasikan terapi keluarga.
Baca Juga: Mengenal Psikosis Postpartum, Kondisi Ibu Baru yang Lebih Berbahaya dari Depresi Pascamelahirkan
3. Gaya Hidup Sehat
Tentunya memiliki gaya hidup sehat dapat membantu menjaga suasana hati yang stabil dalam mengatasi gangguan bipolar.
Minum obat saja tidak cukup untuk mengatasi gangguan mental ini. Adapun tips yang perlu Moms ikuti, seperti:
- Tidak berpikiran negatif atau berprasangka buruk.
- Mengikuti pola makan yang sehat dan bergizi.
- Membentuk pola tidur yang teratur.
- Berolahraga secara teratur.
Beberapa pengobatan alternatif dapat berinteraksi dengan obat yang digunakan untuk gangguan bipolar.
Bahkan dapat memperburuk gejala. Jadi sebaiknya diskusikan dengan dokter dulu ya, Moms.
Baca Juga: Apakah Kepribadian Ganda Bisa Disembuhkan?
Itu dia serba-serbi yang mudah diketahui jika Moms mengidap gangguan bipolar.
Jika Moms merasakan tanda gangguan bipolar di atas, segera konsultasikan keluhan Moms kepada ahli kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jangan mendiagnosis diri sendiri ya, Moms! Karena hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah dan malah bikin pikiran makin semrawut.
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders
- https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/bipolar-disorder/causes/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bipolar-disorder/symptoms-causes/syc-20355955
- https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.