Golongan Darah Bisa Jelaskan Kesehatan Tubuh Kita

Masih banyak orang yang tidak tahu golongan darahnya sendiri. Padahal, ketika mengetahui golongan darah, kita pun "bisa mengetahui" penyakit yang rentan terjadi.

Sehingga, kita bisa lebih berjaga-jaga dan mulai menerapkan pola hidup sehat guna meminimalisir risiko terkena penyakit tersebut.

Berikut ini penyakit yang mungkin rentan terjadi sesuai dengan golongan darah kita.

1. Penyakit Jantung: Golongan Darah Non-O (Tipe A, B, dan AB)

Foto: thehealthy.com

"Golongan darah berhubungan dengan beberapa penyakit termasuk serangan jantung, stroke, dan trombolisme vena," kata Mary Cushman, M.D., ahli hematologi di University of Vermont.

Faktanya, rata-rata golongan darah non-O memiliki risiko 60-80 persen lebih tinggi daripada orang dengan golongan darah O untuk mengembangkan gumpalan darah yang bisa menyumbat pembuluh.

Menurut sebuah studi dari Harvard School of Public Health, orang dengan golongan darah A, B, atau AB berada pada risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner daripada orang dengan golongan darah O.

Baca Juga: Kok Golongan Darah Anak Beda dengan Orang Tua?

2. Masalah Kesuburan: Golongan Darah O

Foto: thehealthy.com

Sebagaimana dicatat oleh penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Human Reproduction 2011, golongan darah O dua kali lebih mungkin memiliki kadar follicle stimulating hormone (FSH) yang tinggi.

FSH dengan tingkat yang cukup tinggi justru menunjukkan cadangan ovarium yang rendah.

Baca Juga: Yuk Coba Diet Berdasarkan Golongan Darah

3. Kehilangan Memori: Golongan Darah AB

Foto: thehealthy.com

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology pada tahun 2014 menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah AB, 82 persen lebih mungkin kehilangan memorinya yang dapat menyebabkan demensia.

Baca Juga: Diet Golongan Darah, Apa Benar Ampuh? Ini Penjelasannya

4. Diabetes: Golongan Darah A dan B

Foto: thehealthy.com

Orang dengan golongan darah A atau B memiliki risiko hingga 21 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tipe O, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia pada tahun 2015.