Siapa Sosok Idham Chalid? Yuk, Cari Tahu Kisahnya Ini Moms!
Dr. (H.C.) K. H. Idham Chalid, lahir pada 27 Agustus 1921 dan meninggal pada 11 Juli 2010
Ia adalah seorang tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia.
Beliau dikenal sebagai tokoh bangsa, tokoh agama, serta tokoh organisasi besar Islam Nahdlatul Ulama (NU)
Di samping itu Ia juga menjadi deklarator sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selama periode 1956 hingga 1984, KH. Idham Chalid menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama, menjadikannya Ketua Tanfidziyah NU terlama dalam sejarah organisasi tersebut.
Sebagai seorang politisi yang berpengaruh, KH. Idham Chalid pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia
Jabatan tersebut berada dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda.
Beliau juga memiliki pengalaman sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dalam kepemimpinannya, KH. Idham Chalid dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk mengemban berbagai jabatan penting
Termasuk Menteri Kesejahteraan Rakyat, Menteri Sosial Ad Interim, dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Prestasi dan jasa-jasa KH. Idham Chalid diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
Sebagai penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa, pada tanggal 19 Desember 2016
Pemerintah memutuskan untuk mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, dengan pecahan Rp. 5.000,-.
Ini menjadi pengakuan yang sangat besar atas peran dan pengabdian KH. Idham Chalid dalam memajukan Indonesia serta mengabdi kepada rakyatnya.
Sebagai seorang tokoh agama, politikus, dan pemimpin organisasi besar, KH. Idham Chalid meninggalkan warisan yang berharga dalam sejarah Indonesia.
Dedikasinya dalam memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan persatuan bangsa tetap diingat dan dihargai oleh banyak orang, serta menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Baca Juga: Sejarah Perang Aceh: Penyebab, Tokoh, Kronologinya
Pengaruh Idham Chalid terhadap Politik Indonesia
Pengaruh Idham Chalid terhadap politik Indonesia yang sangat besar dapat dilihat dari berbagai aspek.
Sebagai ulama dan politisi, Idham Chalid memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan dan pengembangan partai politik di Indonesia
Seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan hasil fusi dari beberapa partai Islam untuk menghadapi dominasi PKI.
Sebagai ulama, Idham Chalid memiliki pengaruh yang besar dalam pengembangan Nahdlatul Ulama (NU)
NU merupakan salah satu organisasi terbesar di Indonesia. Beliau menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Nadhdatul Ulama pada tahun 1956-1984.
Dengan posisi tersebut, Idham Chalid memiliki peran penting dalam mengarahkan dan mengembangkan ideologi dan praktis NU, yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan banyak umat islam di Indonesia.
Sebagai politisi, Idham Chalid aktif dalam berbagai perjuangan politik, mulai dari perang kemerdekaan hingga era demokrasi terpimpin.
Beliau merupakan seorang penggerak pendidikan yang berpengaruh.
Terutama dengan menjabat sebagai pimpinan dalam perguruan islam Darul Ma’arif di Jakarta dan Pendidikan Yatim Darul Qur’an si Cisarua, Bogor.
Idham Chalid juga memiliki pengaruh dalam pemerintahan Indonesia, dengan menjabat sebagai menteri utama bidang kesejahteraan rakyat.
Selain itu, ia pernah menjadi anggota dalam beberapa lembaga kenegaraan seperti DPR, Konstituante, DPA, dan MPR.
Pengaruh Idham Chalid terhadap politik Indonesia tidak hanya terbatas pada era kemerdekaan, tetapi juga pada era demokrasi terpimpin.
Beliau memilih untuk berpartisipasi dalam pemerintah, walaupun ia mendapat kritik dari berbagai pihak.
Sikap itu diambilnya agar kelompok Islam terwakili dalam pemerintahan dan dengan demikian dapat memperjuangkan kepentingan umat Islam.
Terutama untuk mengimbangi kekuatan PKI yang semakin besar.
Dalam pengaruhnya, Idham Chalid memiliki sikap yang konsisten dalam mengemban peran kenegaraan di masa pemerintahan Presiden Soekarno (Orde Lama).
Di masa itu Ia adalah politisi ulung dan negarawan yang bertahan di segala cuaca.
Meminjam ungkapan wartawan senior H. Rosihan Anwar, "Jangan dibilang siapa-siapa dulu, tidak enak sama Pak Harto."
Pengaruh Idham Chalid terhadap politik Indonesia sangat besar
Hal di atas dikarenakan, Ia merupakan ulama yang cukup lama, memimpin organisasi terbesar Islam, NU, dan aktif dalam berbagai perjuangan politik.
Beliau memiliki pengaruh yang signifikan dalam pembentukan dan pengembangan partai politik, pengembangan ideologi dan praktis NU, dan pemerintahan Indonesia.
Baca Juga: Profil Maria Walanda Maramis, Pahlawan Wanita asal Minahasa
Fakta Menarik Idham Chalid
Idham Chalid merupakan ulama yang cukup lama dan menteri Indonesia yang berpengaruh pada masa pemerintahan Sukarno.
Berikut adalah beberapa fakta unik tentang Idham Chalid:
1. Wajahnya ada Pada Uang 5000 Rupiah
Pada 19 Desember 2016, pemerintah Republik Indonesia mengabadikan Dr. (H.C.) K. H. Idham Chalid di pecahan uang kertas rupiah baru, dengan pecahan Rp. 5.000,-.
Langkah ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam membangun dan melayani negara serta rakyatnya.
Ini menjadi salah satu bentuk pengakuan terhadap kontribusi yang berharga dari tokoh tersebut dalam sejarah Indonesia.
2. Lahir di Setui, Kalimantan Selatan
Idham Chalid lahir di Setui, dekat wilayah Kotabaru-bagian tenggara Kalimantan Selatan, pada tanggal 27 Agustus 1922.
3. Pendidikan di Al-Azhar
Beliau merupakan lulusan universitas Al-Azhar yang saat itu terkenal sebagai pusat studi agama Islam.
4. Ketua Tanfidziyah Nadhdatul Ulama
Idham Chalid menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah Nadhdatul Ulama pada tahun 1956-1984.
5. Mengimbau Toleransi, Kesantunan, dan Persatuan
Idham Chalid menjaga toleransi, kesantunan, dan persatuan sangat menonjol dalam strategi politiknya.
6. Pengaruh dalam Pemerintahan
Sebagai politisi, Idham Chalid memiliki pengaruh yang besar dalam pemerintahan Indonesia
Dengan menjabat sebagai menteri utama bidang kesejahteraan rakyat.
Baca Juga: Hukum KB Menurut Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis
7. Penggerak Pendidikan Umat
Sebelum terjun ke dunia politik, Idham Chalid dikenal sebagai penggerak pendidikan umat.
8. Mengimbau Kompromis
Sebagai politisi, Idham Chalid melakukan gerakan yang strategis-kompromis yang oleh sebagian kalangan dinilai pragmatis.
9. Menjaga Islam Tetap Adalah dijalurnya
Sebagai ulama, Idham Chalid menjaga Islam tetap ada dijalurnya dan mengupayakan kestabilan umat di tengah-tengah masyarakat.
10. Pengaruh dalam Pendidikan
Idham Chalid mendirikan perguruan islam Darul Ma’arif di Jakarta pada tahun 1956 dan pada tahun 1960 mendirikan Pendidikan Yatim Darul Qur’an si Cisarua, Bogor.
Baca Juga: Silent Majority: Pengertian, Sejarah, dan Dampak di Politik
11. Pengaruh dalam Partai Politik
Idham Chalid turut mendirikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 5 Januari 1973 dan disebut pernah ditawari untuk mendampingi Soeharto sebagai wakil presidennya, namun tawaran tersebut ditolak.
Menarik bukan, Moms?
Baca Juga: 8 Tokoh Proklamasi dan Perannya yang Inspiratif, Yuk Kenali!
Idham Chalid Dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Idham Chalid memiliki pengaruh yang signifikan dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai ulama dan menteri Indonesia.
Beliau merupakan ulama yang cukup lama, memimpin organisasi terbesar Islam, Nahdlatul Ulama (NU), dan aktif dalam kegiatan keagamaan.
Dua tahun kemudian, ia sudah dipercaya memegang jabatan Sekretaris jenderal PBNU, Jabatan sebagai Ketua NU dipegangnya dari tahun 1956 sampai tahun 1984
Sebelum memasuki NU, Idham Chalid sudah aktif di bidang pendidikan
Pada tahun 1940, ia menjadi guru di Madrasah Pondok Modern Gontor, bekas almamaternya.
Setelah kembali ke daerah kelahirannya di Kalimantan Selatan pada tahun 1944, ia mempin Normal Silam School.
Ia juga menghimpun sejumlah pesantren dengan mendirikan Ittihad Al Ma’ahid Al islamiyyah.
Pada masa Perang kemerdekaan, Idham Chalid berjuang di Kalimantan Selatan.
Mula-mula ia bergabung dengan badan perjuangan Serikat Muslim Indonesia (Sermi), kemudian dengan Sentral Organisasi pemberontak Indonesia Kalimantan (SOPIK).
Bersama dengan Komandan Divisi IV ALRI, Letnan Kolonel Hassan Basri, ia mendirikan Fonds Nasional Indonesia Kalimantan. Ia ikut bergerilya bersama anggota divisi IV ALRI, bahkan diangkat sebagai penasihat.
Idham Chalid mempunyai pengaruh dalam pemerintahan Indonesia, dengan menjabat sebagai menteri utama bidang kesejahteraan rakyat.
Selain itu, ia pernah menjadi anggota dalam beberapa lembaga kenegaraan seperti DPR, Konstituante, DPA, dan MPR.
Sebagai ulama, Idham Chalid merupakan penggerak pendidikan umat dan mengimbau toleransi, kesantunan, dan persatuan.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU sejak tahun 1952 hingga 1984.
Sebagai politisi, Idham Chalid mendirikan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 5 Januari 1973.
Beliau juga menjabat sebagai Presiden PPP pada masa itu.
Pada masa pemerintahan Soeharto, ia juga dikenal sebagai ulama yang menjaga martabat kemanusiaan dan memiliki prinsip kepemimpinan yang signifikan.
Dengan pengaruhnya, Idham Chalid memiliki peran dalam mengembangkan ideologi dan praktis NU, yang mempengaruhi pemikiran dan tindakan banyak umat islam di Indonesia.
- https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Idham_Chalid
- https://ikpni.or.id/pahlawan/idham-chalid/
- https://www.kompas.tv/cerita-ramadan/282832/kiai-dan-mahaguru-politik-orang-nu-itu-bernama-kh-idham-chalid?page=all
- https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Idham_Chalid
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.