Ilmu Tasawuf: Pengertian, Dasar Ilmu, Aliran, dan Ajarannya
Ilmu tasawuf termasuk dalam ajaran agama Islam yang dikembangkan oleh para sufi.
Istilah tasawuf berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata ”tashowwafa – yatashowwafu - tashowwuf” yang mengandung makna (menjadi) berbulu banyak, yakni menjadi ciri seorang sufi atau menyerupainya dengan ciri khas pakaian yang terbuat dari bulu domba atau wol.
Diketahui bahwa ilmu tasawuf ini berasal dari berbagai pengaruh ajaran agama atau filsafat lain hingga pada akhirnya disesuaikan dengan konsep agama Islam.
Baca Juga: 9 Macam Puasa yang Diharamkan dalam Ajaran Islam, Catat!
Pengertian Ilmu Tasawuf dari Ahli
Sebenarnya, ilmu tasawuf memiliki banyak arti yang dikemukakan dari beberapa ahli.
Pengertian ilmu tasawuf menurut berbagai sudut pandang, yakni:
1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Tasawuf adalah mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalwat, riya-dloh, taubah, dan ikhlas.
2. Al-Junaid
Tasawuf artinya kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridai Allah, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat.
Selain itu juga memberikan nasihat kepada semua orang, memegang dengan erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah SAW dalam hal syariat.
3. Syaikh Ibnu Ajibah
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang membawa seseorang agar bisa dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani dan mempermanisnya dengan amal-amal saleh.
Jalan tasawuf yang pertama dengan ilmu, yang kedua amal dan yang terakhirnya adalah karunia Illahi.
4. H. M. Amin Syukur
Tasawuf adalah latihan dengan kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk membersihkan hati, mempertinggi iman dan memperdalam aspek kerohanian.
Ini semua dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga segala perhatiannya hanya tertuju kepada Allah.
Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf yang telah dinyatakan oleh para ahli, beberapa pandangan umum tasawuf dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyucikan diri.
Hal ini dilakukan dengan cara menjauhi pengaruh kehidupan yang bersifat kesenangan duniawi dan akan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah SWT.
Jadi, lebih menekankan pada aspek kerohanian daripada aspek jasmani.
Ini karena para tokoh tasawuf lebih mempercayai keutamaan rohani dibandingkan dengan keutamaan jasad dan lebih percaya dunia spiritual dibandingkan dunia material.
Para tokoh mempercayai bahwa dunia spiritual lebih lebih nyata dibandingkan dengan dunia jasmani, hingga segala yang menjadi tujuan akhir atau yang disebut Allah juga dianggap bersifat spiritual.
Baca Juga: Arti Tasamuh dalam Agama Islam dan Contoh Sikapnya
Sejarah Perkembangan Ilmu Tasawuf
Ada yang meyakini jika ilmu tasawuf muncul sebelum kehadiran Rasulullah. Namun ada pula yang berpendapat sebaliknya.
Yang mempercayai kemunculan ilmu ini sebelum kehadiran Nabi Muhammad, yakni berdasar pada kehidupan masyarakat Irak dan Iran yang menjauhkan diri dari berbagai kemewahan dan kesenangan duniawi.
Sementara yang mempercayai ilmu tasawuf berkembang di zaman Rasulullah berpendapat bahwa ilmu ini muncul ketika terjadi pertikaian antarumat Islam.
Tepatnya, di zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, yang disebabkan oleh faktor politik dan perebutan kekuasaan yang terus berlangsung di masa khalifah sesudah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Kemudian munculah gerakan tasawuf yang saat itu dipelopori oleh Hasan Al-Bashri pada abad ke-2 Hijriyah.
Baca Juga: 13 Hadis dan Ayat Al-Quran tentang Toleransi, Pahami Yuk!
Dasar Ilmu Tasawuf
Sama seperti ajaran dalam agama Islam lainnya, ilmu tasawuf juga dilarang menyimpang dari Alquran.
Berikut dasar-dasar ilmu tasawuf, yakni:
1. Surat Al-Baqarah Ayat 115
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
2. Surat Al-Baqarah Ayat 186
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Baca Juga: 10 Adab Membaca Alquran yang Baik Menurut Islam
3. Surat Qof Ayat 16
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
4. Surat Al-Kahfi Ayat 65
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
Aliran Ilmu Tasawuf dan Bentuk Ajarannya
Adapun macam-macam ilmu tasawuf, di antaranya:
1. Tasawuf Akhlaki (Sunni)
Tasawuf akhlaki adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada teori-teori perilaku akhlak atau budi pekerti.
Dengan metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlak mazmumah (perilaku buruk) dan mewujudkan akhlak mahmudah (perilaku baik).
Dalam pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah.
Oleh karena itu, dalam tasawuf akhlaki mempunyai sistem pembinaan akhlak yang disusun sebagai berikut:
- Takhalli
Merupakan langkah pertama yang yang harus dilakukan oleh seorang sufi. Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku tercela.
Baca Juga: 11+ Keutamaan Membaca Alquran, Salah Satunya Mendapat Kedudukan Tinggi di Surga!
- Tahalli
Upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji.
Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
- Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli.
Kata tajalli bermakna terbukanya hijab sehingga tampak jelas nur ilahi.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya, “Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan,” (QS. Al-A'raf: 143).
2. Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang didasarkan pada gabungan teori-teori tasawuf dan filsafat atau yang bermakna mistik dan metafisis.
Tasawuf ini dikembangkan oleh ahli-ahli sufi sekaligus filsuf.
Baca Juga: 5+ Adab Menasehati Dalam Islam, Perlu Disimak!
3. Tasawuf Syi'i
Tasawuf syi'i beranggapan bahwa manusia dapat meninggal dengan Tuhannya karena memiliki kesamaan esensi dengan Tuhannya.
Menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Taftazani melihat kedekatan atau kesamaan antara tasawuf falsafi dan tasawuf syi'i terkait pandangan hulul atau ketuhanan iman-iman mereka.
Prinsip-Prinsip Ilmu Tasawuf
Tujuan tasawuf adalah membantu seseorang untuk terus berada di jalan Allah SWT.
Tidak berlebihan dengan hal duniawi dan tetap fokus dengan iman dan takwa.
Ahli sufi, Profesor Angha, pada buku The Hidden Angels of Life, mengemukakan beberapa prinsip ilmu tasawuf, seperti:
- Zikr (zikir) untuk memurnikan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Fikr (meditasi) untuk memusatkan diri pada satu titik menuju esensi diri.
- Sahr (bangkit), yakni mendengarkan hati untuk meraih potensi diri yang tersembunyi.
- Shumt (menikmati keheningan) artinya berhenti memikirkan hal yang tidak perlu dan mengalihkan godaan diri untuk berfokus pada Allah.
- Shawm (puasa) mengarahkan manusia untuk melawan godaan hasrat dalam diri, baik itu pikiran, hati, maupun fisik.
- Ju'i (merasa lapar) tidak mengarah pada rasa lapar secara fisik, tapi lapar pada hati dan pikiran. Dalam ilmu tasawuf hal ini mendorong seseorang untuk mencari kebenaran.
- Khidmat (melayani), yakni menyatu dengan kebenaran Allah ketika seseorang telah menemukan jalan bagi dirinya untuk berserah diri kepada Allah.
- Khalwat (bersunyi diri) artinya menjauhi diri dari keramaian dan kemaksiatan agar bisa sepenuhnya fokus kepada Sang Pencipta.
Baca Juga: 5 Hadis tentang Niat dan Keutamaannya dalam Islam, Simak!
Tasawuf yang Tidak Sejalan dengan Ajaran Islam
Dari ketiga pembagian ilmu tasawuf itu, 2 di antara tasawuf (falsafi dan syi'i) tidak dibenarkan dalam Islam karena tidak sejalan dengan fitrah Islam.
Akan tetapi di luar tasawuf falsafi dan syi'i, ada salah satunya yang tumbuh dari asuhan iman, Islam, dan ihsan, yakni tasawuf akhlaki.
Tasawuf ini cenderung berjalan berdasarkan ilmu dan amal yang benar sehingga dapat memperkaya perasaan manusia dengan pengabdian seikhlas-ikhlasnya kepada Allah SWT.
Ilmu tasawuf ini juga mendorong manusia untuk rela mengorbankan hidup dan matinya demi mendapatkan keridaan Allah SWT.
Itulah penjelasan mengenai ilmu tasawuf, mulai dari pengertiannya, d Semoga bermanfaat.
- http://digilib.uinsgd.ac.id/7429/3/BAB%20II.pdf
- http://repository.radenintan.ac.id/1880/3/BAB_2.pdf
- https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-tasawuf/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.