Infeksi Telinga: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Infeksi telinga akan mengganggu aktivitas harian yang Moms lakukan, karena rasa tidak nyaman yang ditimbulkan.
Jika sejumlah keluhan yang muncul dibiarkan begitu saja tanpa penanganan, kehilangan pendengaran permanen jadi salah satu komplikasi yang bisa saja terjadi.
Infeksi telinga mampu memicu gangguan bicara sampai kerusakan otak.
Berikut ini serba serbi infeksi telinga yang perlu Moms ketahui.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Telinga Berdengung Plus Mengenal Penyebabnya
Mengenal Infeksi Telinga Lebih Jauh
Foto: Sakit Telinga (Orami Photo Stocks)
Infeksi telinga adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi menyerang seluruh bagian telinga, seperti:
- Telinga luar, yaitu bagian daun telinga dan saluran yang menuju gendang telinga.
- Telinga tengah, yaitu bagian yang dipisahkan dari telinga luar oleh gendang telinga.
- Telinga bagian dalam, yaitu tempat suara yang diterjemahkan menjadi impuls listrik dan dikirim ke otak.
Jika salah satunya terinfeksi oleh bakteri atau virus, sebagian besar kasus tidak membutuhkan penanganan khusus karena dapat pulih dengan sendirinya.
Langkah penanganan biasanya dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan memantau infeksi yang dialami.
Antibiotik terkadang dibutuhkan untuk mengalami infeksi yang terjadi akibat peradangan dan penumpukan cairan dalam telinga.
Baca juga: 3 Cara Membersihkan Telinga yang Tepat, Cari Tahu Juga Apa yang Harus Dihindari
Perhatikan, Ini Gejala Infeksi Telinga
Ketimbang orang dewasa, anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
Dilansir dari US National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), sebanyak 5 dari 6 anak menderita penyakit ini di ketika usianya menginjak 3 tahun.
Sedangkan pada orang dewasa, hanya ditemukan 20 persen kasus saja, terutama pada perokok aktif dan penderita alergi.
Gejala infeksi telinga pada orang dewasa dan anak-anak akan berbeda. Pada orang dewasa, gejala infeksi anak meliputi:
- Sakit pada telinga. Intensitas rasa sakitnya sendiri akan berbeda-beda pada masing-masing penderita
- Keluarnya cairan yang terasa hangat dari saluran telinga.
- Telinga terasa penuh
- Mual-mual
- Pendengaran yang meredam
Sementara itu, gejala infeksi telinga pada anak ditandai dengan:
- Terus-menerus menarik telinga.
- Kualitas tidur yang buruk
- Demam
- Mudah marah karena kelelahan
- Keluarnya cairan dari telinga
- Kehilangan nafsu makan
- Rasa sakit yang meningkat saat berbaring
Dalam sebagian besar kasus yang terjadi, infeksi telinga tidak memicu munculnya komplikasi jangka panjang.
Meski demikian, jika sejumlah gejala yang muncul tidak segera mendapat perawatan, komplikasi serius pun tidak dapat dihindari.
Beberapa komplikasi serius yang umum dialami anak, seperti menderita gangguan bicara dan pendengaran, serta terhambatnya perkembangan.
Infeksi juga dapat menyebar, hingga memicu robeknya gendang telinga. Oleh karena itu, Moms disarankan untuk memeriksakan diri jika menemukan sejumlah gejalanya.
Baca juga: Fungsi Daun Telinga dan Cara Tepat Merawatnya
Apa yang Menjadi Penyebab Infeksi Telinga?
Foto: Infeksi Telinga (Orami Photo Stocks)
Penyebab infeksi telinga akan tergantung pada jenisnya. Berikut ini jenis infeksi berdasarkan lokasi dan penyebabnya:
1. Otitis Eksterna
Otitis eksterna adalah infeksi yang terjadi pada saluran telinga dan telinga bagian luar. Penyebabnya sendiri adalah infeksi jamur atau bakteri.
2. Otitis Media
Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah.
Penyakit ini dapat terjadi secara akut atau kronis, dan umum dialami oleh anak-anak akibat infeksi virus atau bakteri.
3. Otitis Media Serius
Otitis media serius adalah infeksi yang berkembang akibat penumpukan cairan dan nanah dalam telinga bagian tengah. Penyakit ini disebut juga dengan telinga lem.
4. Myringitis
Myringitis adalah infeksi yang terjadi pada gendang telinga akibat virus atau bakteri. Jika gejala disertai dengan demam, penyebab infeksi sering kali dipicu oleh bakteri.
5. Mastoiditis
Mastoiditis adalah infeksi yang terjadi pada tulang mastoid di belakang telinga. Penyebabnya sendiri adalah otitis media akut yang tidak diatasi secara tuntas.
6. Neuronitis Vestibular
Neuronitis vestibular adalah infeksi yang terjadi pada saraf vestibular, yaitu saraf yang berperan dalam menjaga keseimbangan di telinga bagian dalam.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
7. Herpes Zoster di Telinga
Herpes zoster di telinga adalah infeksi terjadi pada saraf koklea. Penyebabnya sendiri adalah infeksi virus herpes zoster.
Infeksi virus herpes zoster akan memicu pembengkakan hingga kelumpuhan otot wajah.
Selain beberapa kondisi tersebut, infeksi telinga juga dipicu oleh berbagai faktor risiko yang mendasari.
Sejumlah faktor risiko tersebut meliputi anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun, anak yang minum dengan botol, anak yang dititipkan di daycare, serta kualitas udara lingkungan yang buruk.
Baca juga: 9 Cara Merawat Telinga, Jangan Gunakan Cotton Buds!
Bagaimana Langkah Pengobatan Infeksi Telinga?
Seperti pada ulasan sebelumnya, infeksi telinga umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.
Pemberian antibiotik sendiri akan disesuaikan berdasarkan usia dan keparahan gejala yang muncul.
Tujuannya adalah menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Berikut ini beberapa langkah yang umum digunakan untuk mengatasi infeksi telinga:
1. Pendekatan secara Observasi
Pendekatan secara observasi dilakukan dengan memantau gejala selama dua minggu. Gejala biasanya membaik dengan sendirinya.
Dilansir dari American Academy of Family Physicians berikut ini hal-hal yang dilakukan pada metode observasi:
- Anak berusia 6-23 bulan dengan sakit telinga tengah ringan selama kurang dari 48 jam, dengan suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius.
- Anak berusia 24 bulan atau lebih dengan sakit di salah satu atau kedua telinga sekaligus selama kurang dari 48 jam, dengan suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius.
2. Mengatasi Nyeri
Dalam mengatasi nyeri, biasanya dokter akan menyarankan beberapa tindakan yang bertujuan untuk mengatasi nyeri akibat infeksi.
Penanganan dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan pemberian kompres hangat dengan handuk yang sudah direndam air hangat.
Kompres hangat sendiri bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah menuju jaringan yang rusak menjadi lebih lancar.
Kompres hangat juga dapat membantu mengatasi rasa nyeri, sekaligus meredakan pembengkakan di area infeksi.
3. Pemberian Antibiotik
Langkah mengatasi infeksi telinga selanjutnya dilakukan dengan pemberian antibiotik.
Pada dasarnya, infeksi yang tergolong ringan dan dapat pulih dengan sendirinya tidak membutuhkan antibiotik.
Selain terkait keparahan kondisi, pemberian antibiotik diberikan pada infeksi yang dirasa menular, membutuhkan waktu lama untuk sembuh, dan berisiko tinggi menyebabkan komplikasi.
Baca Juga: Cara Menggunakan Tetes Telinga untuk Obati Masalah Telinga
Pencegahan Infeksi Telinga
Foto: Mencuci Tangan (Orami Photo Stocks)
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko infeksi telinga.
Beberapa langkah tersebut dilakukan dengan:
- Mengajarkan anak untuk rajin mencuci tangan. Tujuannya bukan hanya mencegah infeksi telinga saja, tetapi juga penyakit lainnya.
- Mengajarkan anak untuk tidak berbagi peralatan makan atau minum, serta barang pribadi lainnya.
- Hindari paparan asap rokok. Jika Dads adalah perokok aktif, sebaiknya kurangi sekarang juga, ya.
- Jika masih dalam proses mengASIhi, sebaiknya berikan ASI eksklusif pada anak selama 6-24 bulan kehidupan Si Kecil.
Jika sejumlah langkah tersebut tidak dapat mencegah infeksi telinga, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mencegah munculnya komplikasi.
Jangan dianggap sepele, ya, Moms!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ear-infections/symptoms-causes/syc-20351616
- https://www.aafp.org/family-physician/patient-care/clinical-recommendations/all-clinical-recommendations/otitis-media.html
- https://www.aafp.org/family-physician/patient-care/clinical-recommendations/all-clinical-recommendations/otitis-media.html
- https://www.nhs.uk/conditions/ear-infections/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.