4 Kenali Jenis Gangguan Belajar pada Anak, Yuk Cari Tahu!
Saat Si Kecil belum bisa menyebut huruf, sedangkan teman-teman di kelasnya ada yang sudah lancar membaca abjad, Moms mungkin menjadi cemas. Apakah Si Kecil memiliki gangguan belajar anak?
Rebecca Parlakian, direktur program senior di Zero to Three, the National Center for Infants, Toddlers, and Families, mengingatkan orang tua untuk tidak langsung panik saat melihat kemampuan belajar anaknya di belakang anak sebaya.
“Tiap anak mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda,” ujar Parlakian. Perkembangan motorik yang lebih lambat bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan tidak selalu berarti terjadi gangguan belajar anak.
Yang pasti, semakin awal gangguan belajar anak terdeteksi, orang tua dapat lebih cepat mencari bantuan ahli untuk membantu mengatasi masalah tersebut.
Penanganan yang terlalu lambat berisiko mengganggu kemampuan anak dalam bersosialisasi dan belajar saat ia masuk ke sekolah formal.
Baca Juga: Cara Mengenali Gangguan Belajar Pada Balita, Simak di Sini
Jenis Gangguan Belajar pada Anak
Berikut jenis-jenis gangguan belajar anak yang banyak ditemui:
1. Disleksia
Foto: Collaborative Classroom
Menurut International Dyslexia Association, disleksia adalah kondisi neurologis yang disebabkan oleh kabel otak yang berbeda. Tidak ada obat untuk disleksia dan individu dengan kondisi ini harus belajar strategi mengatasinya.
Penelitian menunjukkan bahwa disleksia tidak memiliki hubungan dengan kecerdasan. Individu dengan disleksia tidak lebih dan tidak kurang cerdas dari populasi umum.
Banyak orang menganggap disleksia adalah gangguan visual yang menyebabkan anak membaca huruf secara terbalik. Dikutip dari situs Parents, sesungguhnya disleksia termasuk ke dalam jenis gangguan bahasa.
Orang dengan gangguan disleksia kesulitan menghubungkan antara huruf dan ucapan, serta ejaan dan kata. Menurut Sally Shaywitz, M.D., salah satu direktur Yale Center for Dyslexia and Creativity, sekaligus penulis buku Overcoming Dyslexia, disleksia lebih banyak ditemui pada anak laki-laki.
2. Diskalkulia
Foto: First Discoverers
Gangguan belajar anak ini mempengaruhi kemampuan matematika. Anak dengan gangguan belajar diskalkulia biasanya kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika, seperti aritmatika dasar, pecahan, garis bilangan, serta bilangan positif dan negatif.
Si Kecil juga perlu berusaha ekstra keras untuk memahami konsep waktu dan uang. Tanda-tanda diskalkulia berubah-ubah sesuai dengan usia anak. Pada anak balita, biasanya ditandai dengan kesulitan berhitung. Sementara, anak usia sekolah akan kesulitan.
Baca Juga: 5 Fakta Penyakit Disleksia yang Merupakan Salah Satu Gangguan Belajar
3. Disgrafia
Foto: Learning Lift Off
Beverly H. Moskowitz, D.O.T., CEO dan presiden Real OT Solutions, Inc., mengatakan, disgrafia adalah gangguan dalam menulis. Anak dengan gangguan belajar disgrafia harus berusaha keras untuk bisa menuliskan huruf, kata, dan angka.
Hasil tulisan anak dengan disgrafia biasanya terlihat berantakan dan susah dibaca. Karena kesulitan ini, anak dengan disgrafia biasanya tidak terlalu suka dengan kegiatan menulis atau menggambar.
4. Dispraksia
Foto: Unsplash
Dispraksia adalah gangguan motorik halus, seperti memegang pensil, menggenggam gunting, dan koordinasi tangan-mata. Gangguan belajar anak ini bisa terlihat sejak anak masih bayi, yaitu ditandai dengan Si Kecil yang tidak menirukan tindakan melambai dan menunjuk.
Dispraksia juga bisa mempengaruhi kemampuan motorik kasar, seperti dalam mengendarai sepeda atau berolah raga.
Baca Juga: Ciri-ciri Gangguan Belajar Pada Anak
Nah Moms, itulah beberapa gangguan belajar pada anak. Ketika Si Kecil terlambat memelajari sesuatu, Moms wajib tahu penyebabnya. Bisa jadi, gangguan-gangguan belajar pada anak di atas merupakan salah satu penyebabnya.
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.