15 Jenis Life Skill yang Bisa Diajarkan pada Anak Sejak Dini
Terdapat berbagai jenis life skill atau keterampilan hidup yang akan menjadi pelajaran berharga bagi anak sepanjang hidupnya.
Tapi kebanyak mereka hanya akan merasakannya saat berada di masa remaja.
Padahal, menanamkan life skill sangat mudah saat mudah ditanamkan sejak anak masih kecil.
Pentingnya Mengajarkan Life Skill pada Anak
Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari anak-anak di dunia teknologi tinggi saat ini, sehingga menjadi terlalu mudah baginya untuk kehilangan life skill yang mudah sekalipun.
Dalam studi oleh perusahaan keamanan AVG Technologies menemukan bahwa meski 58 persen anak usia 3-5 tahun di Amerika dapat menggunakan handphone, tapi kurang dari 15 persen yang dapat membuat sarapan sendiri.
"Saya melihat banyak orang tua melakukan segalanya untuk anak-anak mereka, alih-alih membiarkan mereka berjuang sendiri," kata Tim Elmore, pendiri Growing Leaders, organisasi nirlaba di Atlanta untuk mempromosikan kualitas kepemimpinan pada anak-anak.
Dengan berfokus pada life skill sejak dini, Moms bisa melakukan hal itu. "Kita harus mempersiapkan anak untuk jalan, bukan (jadi) jalan untuk anak."
Yang terpenting, beri tahu anak bahwa mereka dapat datang kepada Moms dengan masalah apa pun. "Ini adalah percakapan yang akan dilakukan berulang kali seiring bertambahnya usia anak-anak," kata dia.
Jenis Life Skill untuk Diajarkan pada Anak
Berikut ini jenis-jenis life skill yang perlu orang tua ajarkan pada anak sejak dini.
1. Membuat Keputusan
Membuat keputusan yang baik termasuk dalam jenis jenis life skill dasar yang harus dimiliki oleh anak, bahkan saat dirinya masih kecil.
Mulailah dengan pilihan menarik seperti es krim cokelat atau vanila, kaus kaki biru atau kaus kaki putih, bermain kereta api atau bermain mobil.
Ketika anak mencapai usia sekolah dasar, dia dapat mulai belajar tentang imbalan dari keputusan yang baik dan konsekuensi dari keputusan yang buruk, seperti yang dikutip dari Pediatrics and Child Health.
2. Kesehatan dan Kebersihan
Anak-anak tidak pernah terlalu muda untuk mulai belajar tentang kesehatan dan kebersihan.
Moms bisa ajak Si Kecil untuk mandi, menyikat gigi, mencuci tangan yang benar, dan mengganti pakaian dalam sendiri sejak dini.
Sambil melakukannya, Moms bisa menjelaskan mengapa kesehatan dan kebersihan selalu menjadi bagian penting dari rutinitas aktivitas anak.
3. Manajemen Waktu
Setiap orang tua tahu betapa pentingnya manajemen waktu.
Tetapi, penting juga bagi anak-anak untuk mulai mempelajarinya.
Salah satunya akan berkaitan dengan pengerjaan tugas di rumah.
Mempelajari jenis jenis life skill yang ini akan membantu anak memiliki rutinitas, sehingga dia dapat melakukan segalanya mulai dari bangun hingga tidur kembali dan berubah menjadi kebiasaan baik.
4. Mempersiapkan Makan
Tentu saja ini bukan tentang makan berat dan banyak, tapi Moms bisa mengajak Si Kecil untuk ikut memasak apa yang akan anak makan nanti.
Misalnya mengupas bawang, memotong sayuran, dan sebagainya.
Moms bisa mulai meningkatkan kesulitan memasak disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
Saat anak menjadi lebih percaya diri di dapur, dia dapat menambahkan keterampilan dalam mempersiapkan persiapan makanan lainnya seperti memasak makanan sederhana di atas kompor dengan pengawasan orang dewasa.
5. Manajemen Keuangan
Saat anak belajar berhitung dan matematika dasar, itu akan menjadi bekal untuk mendapatkan jenis-jenis life skill manajemen keuangan ini.
Pengelolaan uang adalah masalah yang dihadapi banyak orang dewasa.
Mengajari anak tentang uang dan cara mengelolanya akan membantu mempersiapkannya hingga saat anak mendapatkan gaji sendiri.
Ajari anak pengelolaan uang yang efektif, sehingga anak dapat belajar cara menabung dan membelanjakan uang dengan bijak.
6. Membersihkan Rumah
Terkadang, lebih mudah bagi Moms untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendiri.
'Tapi ada kesempatan yang terlewatkan bagi anak tentang cara menjaga kebersihan rumah dan mengurusnya.
Moms bisa mulai memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan usia Si Kecil saat mempelajari cara merapikan tempat tidur, mengosongkan mesin cuci piring, dan membersihkan perabotan.
Atau saat mainan yang berpindah dari kamar ke kamar, mintalah anak-anak untuk membereskan semuanya ke dalam keranjang mainan, sehingga anak dapat mencari mainan sendiri.
7. Sikap saat Belanja
Coba Moms hitung, berapa kali Si Kecil merengek meminta mainan atau makanan saat berada di supermarket, pasar atau mall?
Sebagai orang dewasa, Moms memahami nilai uang dan pentingnya perbandingan saat belanja.
Namun, Moms sering mengabaikan life skill berharga ini pada anak untuk bijak menggunakan uang.
Moms bisa mulai melakuan perjanjian sebelum berbelanja, apa yang boleh dan tidak boleh dibeli, bahkan Moms bisa mengajaknya untuk menghitung pengeluaran sejak dari rumah.
8. Memesan Makanan di Restoran
Banyak orang tua yang memilihkan makanan untuk saat saat berada di restoran demi kemudahan.
Padahal, membiarkan anak memesan ssendiri adalah hal yang menyenangkan dan membangun kepercayaan dirinya.
Banyak restoran memiliki menu gambar pada menu anak-anak, sehingga anak-anak prasekolah dapat memulai dengan melingkari atau mewarnai apa yang ingin dimakan.
Saat kepercayaan diri tumbuh, anak-anak dapat mulai memberi pelayan apa yang diinginkan.
Ingatkan anak untuk bersopan santun dengan mengucapkan tolong dan terima kasih setelah memesan.
9. Mengobati Luka
Untuk memastikan anak tidak panik saat melihat darah, hindari bereaksi berlebihan. Moms bisa mulai mengajarkan cara mengobati luka yang sederhana.
Jika luka atau goresan mengeluarkan darah, tekan dengan kuat pada area tersebut dengan kain bersih sampai berhenti.
Kemudian pegang luka di bawah air mengalir, atau oleskan dengan lembut dengan handuk kertas basah.
Setelah itu, oleskan salep antibiotik dengan kapas dan tutup dengan perban perekat atau kain kasa dan selotip.
Moms bisa mengajarkannya sambil bermain dengan anak, sehinga Si Kecil akan menikmatinya.
10. Membungkus Hadiah
Anak pasti suka mendapatkan atau memberi hadiah, sehingga, mengajarinya untuk membungkus hadiah akan membuatnya lebih memuaskan dan anak akan merasa exited.
Meski terlihat sederhan, jenis-jenis life skill ini juga akan membantu mendorong motorik halusnya.
Anak dapat membantu memotong kertas dan menempelkannya pada selotip.
Sementara anak yang lebih besar dapat menyelesaikan langkah-langkah tambahan seperti melepas label harga, menemukan kotak ukuran yang tepat, dan membungkus kertas di sekeliling hadiah.
11. Memecahkan Masalah
Kemampuan ini membantu anak untuk berpikir secara logis dan kreatif dalam menghadapi tantangan yang mungkin mereka temui.
Baik di sekolah, dalam pergaulan, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan belajar memecahkan masalah, anak menjadi lebih mandiri dan percaya diri saat dihadapkan pada situasi sulit.
Hal ini karena mereka tahu cara menganalisis masalah dan mencari solusi yang sesuai.
Untuk mengajarkan keterampilan ini, orang tua bisa mulai dengan memberikan anak kesempatan menghadapi masalah sederhana dan membimbing mereka dalam proses mencari solusi.
Misalnya, ketika mainan mereka rusak atau mereka berdebat dengan teman, orang tua dapat bertanya, "Apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaikinya?" atau "Bagaimana menurutmu cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini?".
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan melatih anak untuk melihat masalah secara obyektif dan berpikir mengenai berbagai pilihan yang bisa diambil.
Seiring waktu, anak akan belajar menilai setiap solusi dengan lebih matang dan memilih langkah yang paling tepat.
12. Berpikir Kritis
Orang tua dapat mulai mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan mengajak anak berdiskusi mengenai situasi yang mereka hadapi atau cerita yang mereka baca.
Saat anak menceritakan sesuatu, orang tua bisa bertanya, “Mengapa kamu berpikir demikian?” atau “Apakah ada cara lain yang bisa dilakukan?”.
Pertanyaan-pertanyaan terbuka ini merangsang anak untuk berpikir lebih jauh dan mengembangkan cara pandang yang lebih luas terhadap masalah.
Melalui latihan berpikir kritis, anak akan belajar untuk tidak hanya mengikuti opini atau informasi dari orang lain, tetapi juga mengembangkan pandangan dan kesimpulan mereka sendiri.
Mereka menjadi lebih terbuka terhadap ide baru, namun tetap kritis dalam menilai kebenaran dan relevansi informasi.
Keterampilan berpikir kritis ini akan membantu anak menjadi individu yang bijaksana, berpikiran terbuka, dan siap menghadapi berbagai tantangan dan informasi yang semakin kompleks di masa depan.
13. Mengelola Emosi
Mengajarkan anak untuk mengelola emosi adalah jenis life skill penting yang membantu mereka mengatasi stres, frustasi, dan berbagai perasaan lain dengan cara yang sehat dan positif.
Kemampuan ini membantu anak memahami, mengenali, dan mengatur respons emosional mereka sehingga dapat merespons situasi secara lebih bijaksana.
Anak yang mampu mengelola emosi biasanya lebih tenang dalam menghadapi situasi sulit dan lebih mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik, baik dalam pergaulan maupun di lingkungan sekolah.
Moms dan Dads dapat mulai dengan membantu anak mengenali perasaan mereka.
Misalnya, saat anak merasa marah atau sedih, ajak mereka untuk menamai perasaan tersebut: "Kamu sedang marah, ya?" atau "Apakah kamu merasa sedih sekarang?".
Dengan menamai perasaan, anak belajar untuk lebih sadar akan emosinya dan, seiring waktu, akan belajar mencari cara menanganinya, seperti dengan menarik napas dalam-dalam atau mencari kegiatan yang menenangkan.
14. Komunikasi Efektif
Keterampilan komunikasi yang baik memungkinkan anak untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka dengan cara yang dapat dipahami oleh orang lain.
Komunikasi efektif juga mencakup kemampuan mendengarkan aktif, yaitu mendengarkan secara penuh perhatian tanpa menginterupsi.
Hal ini akan membantu anak memahami sudut pandang orang lain dan menjalin hubungan yang lebih harmonis.
Dalam hal ini, Moms dan Dads bisa menjadi teladan dalam komunikasi efektif, misalnya dengan berbicara secara jelas dan mendengarkan anak tanpa interupsi.
Anak akan belajar cara yang tepat dalam berbicara dan mendengarkan dari contoh langsung orang tua.
15. Beradaptasi dengan Lingkungan Baru
Mengajarkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan baru adalah salah satu jenis life skill penting yang akan membantu mereka menghadapi perubahan dan situasi baru dengan lebih percaya diri.
Kemampuan beradaptasi memungkinkan anak untuk merasa nyaman dalam lingkungan yang berbeda, baik itu pindah sekolah, masuk ke kelompok pertemanan baru, atau bahkan berada di tempat asing.
Keterampilan ini membuat anak lebih fleksibel dan siap menghadapi situasi baru yang mungkin menantang.
Baca Juga: Cara Mengembangkan Kemampuan Sosial Anak Usia 1–5 Tahun
Meski terlihat mudah, jenis jenis life skill yang akan diajarkan kepada ini harus dilakukan dengan rutin dan mendapatkan pengawasan dari Moms, ya.
- https://www.verywellfamily.com/teaching-children-life-skills-early-4144959
- https://academic.oup.com/pch/article/9/1/37/2648475?login=false
- https://www.parents.com/parenting/better-parenting/advice/10-life-skills-to-teach-your-child-by-age-10/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.