Kapan Bisa Memberikan Susu Tambahan untuk Bayi ASI?
Sebagai seorang ibu, Moms tentu ingin memenuhi semua nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil agar bisa tumbuh dengan sehat dan kuat. Salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif.
Menyusui sangat penting dan dapat memberikan asupan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan nutrisi yang sesuai untuk bayi. ASI juga memberikan antibodi dan faktor imun lainnya yang membantu melindungi tubuh bayi dari serangan penyakit dan infeksi.
Lalu, apakah perlu memberikan susu tambahan untuk bayi ASI? Kapan waktu yang tepat untuk memberikannya?
Baca Juga: Memperkenalkan Susu Sapi Ke Bayi
Bayi Tidak Memerlukan Susu Tambahan selama Mendapatkan ASI Eksklusif
foto: todaysparent.com
Mengutip who.int, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar bayi disusui secara eksklusif (pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain, termasuk air putih ) selama enam bulan pertama kehidupan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal.
ASI mengandung antibodi yang tidak bisa direkayasa. “Bayi yang disusui memiliki risiko lebih rendah terserang pilek, sinus, dan infeksi telinga,” kata Jim Sears, MD, co-author The Baby Book, sebagaimana dikutip dari Parents.com.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif juga diketahui memiliki risiko mengalami diare dan sembelit yang lebih rendah. Bahkan kemungkinan alergi juga berkurang.
Bayi Dapat Menerima Susu Tambahan dalam Kondisi Tertentu
foto: drbrownsbaby.com
Terkadang susu tambahan untuk bayi ASI mungkin diperlukan karena beberapa alasan medis, antara lain:
- Bayi kecil atau bayi prematur yang tidak mendapatkan cukup nutrisi dari ASI
- Bayi yang lahir dengan kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
- Bayi kuning (terutama jika pengobatan untuk penyakit kuning diperlukan atau jika bayi tidak menyusu dengan baik)
- Penurunan berat badan yang berlebihan, meskipun sudah ditangani dengan peningkatan frekuensi menyusui
- Dehidrasi
Baca Juga: Susu Kedelai Bisa jadi Alternatif Pengganti Susu Sapi untuk Bayi?
Susu Kambing, Susu Almond, dan Susu Kedelai Bukan Alternatif untuk Bayi ASI
foto: newsnetwork.mayoclinic.org
Dikutip dari smartnutrition.ca, Jessica Penner, Ahli Diet Terdaftar dari Winnipeg, Menitoba, menyebutkan bahwa tidak ada satu pun dari susu skim, 1 persen susu, 2 persen susu, susu kedelai, susu kambing, atau susu almond yang sesuai untuk anak di bawah usia 2 tahun (kecuali diarahkan di bawah pengawasan medis atau ahli diet).
Jika bayi tidak disusui atau tidak menyusu eksklusif, maka susu tambahan untuk bayi ASI yang paling direkomendasikan hanya susu formula.
Berikut merupakan beberapa alasan mengapa susu-susu yang telah disebutkan di atas tidak boleh diberikan pada bayi:
- Susu kedelai mengandung kadar lemak dan protein yang rendah
- Susu kambing secara alami mengandung rendah folat. Sehingga jika susu kambing diberikan pada bayi, maka susu kambing tersebut harus terlebih dahulu ditambahi dengan asam folat (folat sintetis)
- Susu almond dan hampir semua alternatif susu lainnya juga mengandung protein, lemak, dan kalori yang rendah
Selain itu, ada beberapa kasus di mana bayi mengalami defisiensi nutrisi ketika mereka diberi susu tambahan yang tidak sesuai dan tanpa pengawasan dokter atau ahli gizi.
Baca Juga: Minum Susu dari Botol Sebabkan Bayi Obesitas?
Jadi, susu tambahan untuk bayi ASI tidak diperlukan. Susu selain ASI baru boleh setelah anak berusia 2 tahun. Khusus untuk susu sapi dapat diberikan setelah bayi berusia 12 bulan, jika tidak memiliki alergi susu sapi ataupun intoleransi laktosa.
Selalu konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi Si Kecil.
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.