Mengenal Katabolisme, Bagian dari Proses Pencernaan Makanan
Proses metabolisme di dalam tubuh tidak sesimpel yang kita bayangkan. Secara garis besarnya, metabolisme terbagi jadi 2, yakni katabolisme dan anabolisme.
Sekarang kita akan membahas lebih dalam seputar katabolisme ya, Moms.
Pada dasarnya, semua proses metabolisme bertugas mengelola molekul agar bisa melepas dan menangkap energi, termasuk proses katabolisme.
Namun, Moms perlu tahu lebih detail mengenai proses katabolisme agar bisa menjelaskannya bila nanti si Kecil bertanya. Yuk, simak!
Baca Juga: 6 Fungsi Usus Besar dalam Pencernaan Makanan Manusia
Apa Itu Katabolisme?
Foto: Orami Photo Stock
Katabolisme adalah proses memecah atau mencerna makanan menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana agar tubuh bisa menggunakannya sebagai energi.
Molekul-molekul yang dipecah adalah molekul dengan ukuran besar. Katabolisme memecah struktur besar seperti:
- Protein
- Lemak
- Sel atau asam lemak
Melansir dari Cleveland Clinic, proses katabolisme terjadi saat tubuh Moms, Dads, dan si Kecil sedang mencerna makanan.
Salah satu contoh proses katabolisme adalah glikolisis, yakni pemecahan glukosa atau gula di dalam darah.
Lebih rincinya begini, sepotong roti yang kita makan dipecah menjadi nutrisi yang lebih sederhana agar bisa lebih mudah digunakan oleh tubuh.
Dalam hal ini, roti tersebut dipecah menjadi glukosa atau gula darah.
Ketika tubuh tidak memiliki persediaan makanan atau nutrisi sebagai bahan bakar saat beraktivitas, proses katabolisme membantu memecah otot dan lemak menjadi energi.
Itulah mengapa selama proses katabolisme berlangsung, ada energi kimia yang dilepaskan.
Nah, bagian dari energi kimia yang lepas ini disimpan dalam bentuk senyawa yang kaya energi, seperti adenosin trifosfat (ATP).
ATP bertugas untuk menyimpan serta mengantarkan energi kimia di dalam sel (intraselular).
Baca Juga: 10+ Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi dan Sehat, Salah Satunya Mangga!
Seperti Apa Proses Katabolisme?
Foto: Orami Photo Stock
Katabolisme bukanlah suatu proses singkat di dalam sel tubuh. Agar bisa mengetahui cara kerjanya, Moms perlu memahami proses katabolisme.
Pertama-tama, penting untuk dipahami bahwa bagian sel yang berperan besar dalam proses katabolisme adalah mitokondria.
Mitokondria berfungsi dalam menghasilkan energi agar sel-sel tubuh punya tenaga untuk menjalankan tugasnya.
Nah, Moms, katabolisme sendiri adalah suatu rangkaian proses yang terdiri atas 3 tahap utama.
Berikut penjelasan ketiga tahap dalam proses katabolisme.
1. Pencernaan
Pada tahap katabolisme yang pertama, molekul organik kompleks dan besar seperti protein, lipid, dan polisakarida dipecah menjadi komponen yang lebih kecil di luar sel.
Selama tahap ini berlangsung, ada sejumlah kecil energi yang dilepaskan dalam bentuk panas.
Jika molekul kompleks dan besar tadi tidak dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil, tubuh akan kesulitan untuk menyerapnya.
2. Pelepasan Energi
Di tahap kedua, molekul yang sudah berukuran kecil tadi diserap dan diambil oleh sel.
Selanjutnya, molekul yang diserap tersebut diubah menjadi molekul yang lebih kecil, seperti asetil-koenzim A (asetil-KoA), asetat, dan oksaloasetat.
Selama proses tersebut, energi dilepaskan.
3. Penyimpanan Energi
Selama tahap ketiga, molekul yang sudah menjadi lebih kecil sebelumnya dioksidasi menjadi air dan karbon dioksida.
Reaksi ini disebut siklus asam trikarboksilat (atau Krebs).
Pada proses katabolisme bagian ini, asetil dari CoA dilepas menjadi air dan karbon dioksida dalam siklus asam sitrat dan rantai transpor elektron.
Energi yang tersimpan kemudian dilepaskan dengan mengurangi koenzim serta nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) menjadi NADH.
Baca Juga: Rekomendasi Menu Diet Karbo Menurut Dokter Spesialis Gizi, Catat Moms!
Hormon yang Terlibat
Foto: Orami Photo Stock
Tahukah Moms apa fungsi hormon? Hormon bertugas sebagai pembawa pesan untuk memberikan arahan pada organ-organ tubuh agar menjalankan fungsinya.
Hormon juga yang memicu terjadinya metabolisme, termasuk proses katabolisme.
Nah, hormon-hormon terkait katabolisme biasanya aktif saat tubuh sedang berada di bawah tekanan, misalnya ketika sedang melawan sesuatu maupun berlari.
Berikut berbagai hormon pada proses katabolisme:
1. Adrenalin
Adrenalin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Tugasnya mempercepat detak jantung sebagai respons saat Moms, Dads, atau Si Kecil sedang berada dalam kondisi darurat, merasa cemas, dan berlari.
2. Kortisol
Kortisol dikenal sebagai hormon stres yang juga diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon ini baru dilepaskan dalam tubuh saat merasa cemas dan gugup.
Hormon kortisol berpengaruh pada peningkatan kadar gula darah dan tekanan darah.
3. Sitokin
Sitokin adalah sejenis komunikasi antar sel. Pelepasan sitokin bisa disebabkan oleh penggunaan asam amino di dalam tubuh untuk fungsi tertentu.
4. Glukagon
Glukagon dihasilkan oleh pankreas. Hormon ini berfungsi untuk memecah glikogen menjadi glukosa.
Tubuh melepaskan glikogen biasanya saat sedang berkelahi, olahraga, maupun stres.
Moms, setiap tahapan dari proses katabolisme berlangsung di bawah kerja enzim tertentu.
Enzim bekerja pada molekul yang disebut substrat. Sementara molekul yang terbentuk dalam reaksi kimia bernama produk.
Enzim kebanyakan akan berikatan dengan substrat tertentu.
Baca Juga: Simak Deretan Sumber Protein Nabati untuk Tumbuh Kembang Si Kecil
Apakah Katabolisme Berpengaruh pada Berat Badan?
Foto: Orami Photo Stock
Makanan apa pun yang Moms, Dads, dan Si Kecil makan akan selalu melalui proses katabolisme.
Bahkan, energi yang sudah dihasilkan oleh proses katabolisme tidak dipakai saat ini, tetapi bisa disimpan agar dapat dipakai nantinya.
Jika Moms bertanya-tanya apakah proses katabolisme yang selalu berkaitan dengan pencernaan ini bisa berpengaruh pada berat badan, ternyata jawabannya ya, ada pengaruhnya.
Ini karena saat tubuh berada dalam kondisi katabolik di mana proses katabolisme sedang berlangsung.
Tubuh akan memecah atau kehilangan massanya, seperti lemak dan otot.
Dalam proses katabolisme, karbohidrat, protein, serta lemak yang masuk ke dalam tubuh diubah menjadi energi.
Ketika energi tersebut Moms gunakan, otomatis protein dan lemak yang tadinya tersimpan ikut menghilang.
Itu sebabnya, olahraga katabolik mampu membakar banyak glukosa dan lemak menjadi oksigen dan energi. Ada banyak jenis olahraga katabolik, seperti:
- Berlari
- Berenang
- Bersepeda
- HIIT
Dengan kata lain, asupan makanan yang kita makan nantinya akan dikeluarkan kembali dalam bentuk energi.
Prosesnya begini, Moms. Denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan mengalami peningkatan selama latihan katabolik.
Selama berolahraga, tubuh memecah glikogen untuk dijadikan bahan bakar.
Jadi, ketika simpanan karbohidrat habis, hormon kortisol di dalam tubuh akan menggunakan asam amino untuk menghasilkan energi.
Alhasil, olahraga katabolik dapat membantu menjaga agar jantung dan paru-paru tetap sehat.
Bukan hanya itu, Moms juga bisa kehilangan massa tubuh seperti otot dan lemak yang akhirnya berpengaruh pada menurunnya berat badan.
Cara Mengendalikan Proses Katabolisme
Foto: Orami Photo Stock
Secara garis besar, kita bisa memengaruhi hormon yang terlibat dalam proses metabolisme (termasuk katabolisme dan anabolisme) dengan melakukan hal berikut:
- Mengonsumsi sumber protein, lemak, dan karbohidrat
- Menghindari makanan olahan
- Tidur cukup setiap hari
- Kelola stres dengan baik
- Hindari alkohol, merokok, dan narkoba
- Minum banyak air putih agar tubuh terhidrasi optimal
- Olahraga secara teratur
Sudah jauh lebih memahami mengenai proses katabolisme, kan Moms? Selamat menyampaikan informasi baru ini pada Si Kecil!
- https://www.healthline.com/health/catabolism-vs-anabolism
- https://www.britannica.com/science/catabolism
- https://health.clevelandclinic.org/anabolism-vs-catabolism/
- https://www.biologyonline.com/dictionary/catabolism
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.