Keluarga Berencana (KB): Tujuan, Manfaat, dan Metodenya
KB atau Keluarga Berencana merupakan program dari pemerintah dengan upaya membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
Dalam program ini, jumlah anak yang disarankan dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua.
Ini dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Tentunya, program Keluarga Berencana yang diinisiasi oleh pemerintah ini memiliki tujuan khusus. Yuk, cari tahu juga manfaatnya.
Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keunggulan, dan Prosedur Pemasangan hingga Biayanya
Tujuan Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Ini dilakukan dengan mengendalikan angka kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Selain itu, terdapat tujuan khusus dari program Keluarga Berencana, yaitu:
- Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
- Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
- Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penundaan kelahiran.
- Mengurangi risiko kematian ibu.
Baca Juga: 10 Jenis KB untuk Menunda Kehamilan, dari Kondom, Implan, IUD, Pil, hingga Suntik
Manfaat Metode Keluarga Berencana (KB)
Penggunaan alat kontrasepsi yang dianjurkan dalam program Keluarga Berencana dapat memberikan sejumlah manfaat, yakni:
1. Mengurangi Nyeri Haid
Nyeri haid sudah menjadi hal umum yang dirasakan oleh para perempuan ketika sedang haid atau menstruasi.
Melansir dari Healthline, sekitar 31% wanita yang menggunakan pil KB, menyebutkan bahwa nyeri haid sebagai salah satu alasan mereka terus meminum alat kontrasep tersebut.
Penggunaan alat kontrasepsi dapat mencegah ovulasi. Sehingga, ketika tubuh tidak berovulasi (pelepasan sel telur ke rahim), rahim tidak akan mengalami kontraksi menyakitkan yang menyebabkan kram selama ovulasi.
2. Mencegah Timbulnya Jerawat
Perubahan hormon sering kali menjadi pemicu utama timbulnya jerawat.
Itu sebabnya jerawat biasanya paling parah selama masa remaja. Dengan meminimalkan perubahan hormon ini, penggunaan alat kontrasepsi dapat membantu menjinakkan jerawat hormonal.
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron (dikenal sebagai pil kombinasi) adalah obat jerawat paling efektif.
3. Mengurangi Risiko Menderita Kanker Rahim
Penggunaan alat kontrasepsi juga memiliki beberapa manfaat jangka panjang.
Mengutip dari American Family Physician, wanita yang menggunakan pil KB kombinasi memiliki kemungkinan 50% lebih kecil untuk terkena kanker rahim.
Efek ini dapat bertahan hingga 20 tahun setelah berhenti minum pil.
Selain itu, berdasarkan penelitian di American Journal of Obstetrics & Gynecology, mengungkap bahwa penggunaan alat kontrasepsi oral dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Baca Juga: 7 Alat Kontrasepsi Wanita yang Efektif Menunda Kehamilan, Pilih yang Paling Nyaman, Moms!
4. Mengurangi Risiko Kematian Ibu dan Bayi
Program Keluarga Berencana sering memberikan edukasi tentang pentingnya perawatan prenatal yang memadai selama kehamilan.
Hal ini membantu ibu hamil mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk memantau kesehatan mereka dan mendeteksi dini masalah yang mungkin timbul.
Melalui program Keluarga Berencana, perempuan juga dapat menjalani pemeriksaan medis yang membantu mengidentifikasi kehamilan berisiko tinggi.
Dengan demikian, perempuan dapat menerima perawatan yang sesuai dan mengurangi risiko komplikasi yang dapat mengancam nyawa ibu dan bayi.
5. Menghindari Kehamilan yang Tidak Diinginkan
KB menyediakan berbagai metode kontrasepsi yang aman dan efektif, seperti pil kontrasepsi, IUD (alat kontrasepsi dalam rahim), suntik KB, dan lainnya.
Penggunaan metode kontrasepsi yang tepat dapat membantu perempuan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi risiko kehamilan berisiko tinggi.
Program Keluarga Berencana juga memungkinkan perempuan merencanakan jarak antara kehamilan yang ideal.
Ini memberi tubuh waktu untuk pulih setelah kehamilan sebelumnya dan mengurangi risiko komplikasi yang terkait dengan kehamilan yang terlalu dekat secara berturut-turut.
6. Menjaga Kesehatan Reproduksi
Program Keluarga Berencana seringkali menawarkan akses ke layanan kesehatan reproduksi, termasuk pemeriksaan rutin dan tes kesehatan reproduksi untuk masyarakat.
Ini membantu mendeteksi dini masalah kesehatan reproduksi dan mengambil langkah-langkah pencegahan atau pengobatan yang diperlukan.
Selain itu, program Keluarga Berencana (KB) sering menyertakan edukasi tentang seks yang aman dan penggunaan kondom, sehingga membantu melindungi individu dari risiko PMS dan infeksi lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi.
7. Meningkatkan Kualitas Hidup Keluarga
Manfaat lain diadakannya program Keluarga Berencana (KB) di lingkungan masyarakat, yakni dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Dengan jumlah anak yang terencana, keluarga dapat lebih mudah memastikan bahwa anak-anak mendapatkan gizi yang cukup dan perawatan kesehatan yang baik.
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat berjalan secara optimal.
Perencanaan kehamilan dan jumlah anak melalui KB juga dapat membantu para orang tua untuk memberikan perhatian dan pengasuhan yang lebih baik kepada setiap anak.
Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional dan psikologis anak.
Baca Juga: 17 Cara Berhubungan agar Tidak Hamil, Tetap Nikmat dan Aman!
Jenis-jenis KB
Terdapat beberapa jenis alat kontrasepsi KB yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Simak selengkapnya berikut ini.
1. Alat Kontrasepsi Oral (Pil KB)
Pil kontrasepsi oral merupakan jenis kontrasepsi yang paling sering digunakan oleh kebanyakan wanita.
Terdapat beberapa jenis pil yang bisa dipilih, jadi penting untuk Moms menemukan jenis yang tepat.
Pil KB ada yang hanya mengandung satu hormon saja, yaitu hormon progestin, dan ada juga pil kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin
Perlu diingat bahwa pil ini harus dikonsumsi tepat waktu untuk keefektifan yang baik.
Jadwal minum pil ini harus disinkronkan dengan siklus menstruasi Moms agar efektif dalam mencegah kehamilan.
2. IUD (KB Spiral atau AKDR)
IUD atau Intrauterine Devices, seperti namanya, adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah sperma dan sel telur menyatu.
Penggunaan alat kontrasepsi ini dapat bertahan selama 3 hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya.
Terdapat dua jenis IUD, yaitu:
- Copper-T
Ini adalah perangkat berbahan tembaga berbentuk T kecil yang ditempatkan di dalam rahim melalui serviks.
- IUD Hormonal
Jenis satu ini bekerja dengan cara melepas hormon progestin sedikit demi sedikit setiap hari selama penggunaannya.
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, ini juga digunakan untuk mengatasi perdarahan berat selama haid karena kondisi seperti endometriosis, PCOD/PCOS, dan fibroid rahim.
3. KB Implan
KB implan adalah alat kontrasepsi berbentuk batang yang fleksibel memiliki ukuran sepanjang 4 inci, yang ditanam di lengan atas oleh dokter.
KB Implan bekerja dengan melepaskan progesteron ke dalam aliran darah, menghentikan ovulasi dan mengentalkan lendir di sekitar serviks.
4. KB Suntik
Jenis KB lain yang juga cukup umum adalah KB suntik. Satu suntikan efektif hingga 3 bulan.
Suntikan ini mengandung hormon buatan manusia yang meniru progesteron atau kombinasi estrogen dan progesteron.
Ini akan menghentikan ovulasi serta mengentalkan penutup lendir di sekitar serviks, sehingga sulit bagi sperma untuk sampai ke rahim.
Baca Juga: Mengenal 7 Jenis KB yang Tidak Bikin Gemuk Badan!
5. Spermisida
Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti gel yang dan diaplikasikan di dalam vagina 30 menit sebelum berhubungan seksual.
Alat kontrasepsi ini biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma yang terbuat dari karet dan dipasangkan di mulut rahim, sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan semakin rendah.
Namun, spermisida perlu digunakan setiap kali berhubungan seksual.
Itu artinya, Moms dan Dads yang ingin berhubungan seks beberapa kali dalam satu malam, harus mengaplikasikan spermisida secara berulang setiap hendak berhubungan badan.
6. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang digunakan pria ketika ingin berhubungan intim sekaligus mencegah kehamilan.
Alat kontrasepsi ini berbentuk kantung atau balon yang tipis dan longgar befungsi untuk mencegah kehamilan.
Moms dan Dads dapat membeli kondom tanpa resep dokter, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Poin plus lainnya yakni kondom tidak mempengaruhi hormon tubuh seperti beberapa metode kontrasepsi lainnya.
Selain efektif mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, alat kontrasepsi ini juga dapat sangat efektif dalam mencegah PMS, termasuk virus herpes simpleks (HSV) dan virus imunodefisiensi manusia (HIV).
7. KB Kalender
KB kalender adalah cara untuk mengatur kapan pasangan suami istri berhubungan seks agar tidak hamil.
Proses KB kalender biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Pemantauan Siklus
Moms dan Dads perlu memantau siklus menstruasi selama beberapa bulan untuk mengidentifikasi pola berhubungan dalam waktu yang tepat.
Setelah menstruasi, biasanya akan ada waktu di mana wanita lebih mungkin untuk hamil. Ini biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus.
- Menghitung Hari Subur
Berdasarkan data siklus menstruasi yang telah dikumpulkan, pasangan dapat menghitung perkiraan hari-hari subur, yaitu hari-hari di sekitar ovulasi.
Waktu subur adalah saat di mana sel telur bisa bertemu dengan sperma dan menyebabkan kehamilan.
Kita bisa menggunakan hitungan sederhana untuk mengira-ngira kapan waktu subur ini terjadi, yakni dengan menghitung sekitar 14 hari setelah hari pertama menstruasi dimulai.
Misalnya, jika siklus menstruasi adalah 28 hari, maka hari ke-14 dianggap sebagai hari subur.
- Menghindari Hubungan Seksual di Hari Subur
Untuk mencegah kehamilan, Moms dan Dads harus mencoba menghindari berhubungan seksual selama beberapa hari sebelum dan setelah hari subur.
Hal ini dilakukan karena pada saat masa subur, kemungkinan untuk terjadinya kehamilan sangatlah tinggi sehingga perlu dihindari.
8. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan pada pria untuk mencegah sperma masuk ke ejakulat, sehingga menghalangi kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Dalam prosedur vasektomi, saluran sperma (vas deferens) yang membawa sperma dari testis ke saluran ejakulasi akan dipotong atau diikat.
Jadi, sperma tidak dapat mencapai organ reproduksi pria.
Walaupun ejakulasi terjadi, sperma tidak bisa mencapai tempat di dalam tubuh wanita yang bisa membuatnya hamil.
Tenang saja, Dads, vasektomi tidak mempengaruhi produksi hormon atau kehidupan seksual pria.
Dads masih akan mengalami orgasme dan ejakulasi, hanya saja cairan yang keluar saat ejakulasi tidaklagi mengandung sperma.
Baca Juga: Postinor (Pil KB Darurat): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Demikian informasi mengenai KB sebagai gerakan penundaan kehamilan. Apakah Moms sudah menerapkannya? Jenis KB apa yang Moms gunakan?
- https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2010/0801/p288.html
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28188769/
- https://www.health.qld.gov.au/news-events/news/types-contraception-women-condoms-pill-iud-ring-implant-injection-diaphragm
- https://www.healthline.com/health/birth-control-benefits
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.