14 March 2025

Penyebab Kentut Bayi Bau, Kapan Moms Perlu Waspada?

Jika disertai gejala lain yang cukup serius, perlu waspada Moms!
placeholder
Artikel ditulis oleh Gifari Zakawali
Disunting oleh Aprillia

Kentut bayi bau sebenarnya merupakan kondisi yang normal.

Buang gas alias kentut pasti dilakukan oleh semua orang, mulai dari bayi baru lahir hingga orang dewasa.

Moms mungkin menemukan Si Kecil buang gas dengan suara keras, sementara di lain waktu kentutnya tidak bersuara.

Demikian pula dengan baunya, beberapa bayi mungkin memiliki aroma kentut yang menyengat, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki bau sama sekali.

Sebenarnya apa yang menyebabkan perbedaan kentut bayi bau?

Apakah hal ini selalu menjadi indikator adanya masalah pada pencernaan bayi? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.

Kentut yang Normal pada Bayi

Kentut yang Normal Pada Bayi
Foto: Kentut yang Normal Pada Bayi (Huffpost.com)

Kentut merupakan kondisi yang normal dialami semua orang, termasuk bayi.

Melansir dari Medical News Today, bayi sering mengalami penumpukan gas di perut mereka karena beberapa faktor.

Salah satunya adalah menelan udara saat makan, menangis, atau mengisap dot, yang dapat menyebabkan gas terperangkap dalam sistem pencernaan.

Bau kentut juga beragam pada bayi.

Kentut bayi bau sebenarnya adalah kondisi normal, karena gas kentut memang memiliki bau khas yang diakibatkan gas sianida yang terkandung di dalamnya.

Selama tidak ada gejala serius yang menyertai, Moms dan Dads tak perlu panik saat kentut bayi bau.

Frekuensi Kentut pada Bayi

Laman Healthline menyebutkan, rata-rata bayi mungkin kentut lebih dari 20 kali per hari, yang sedikit lebih tinggi dari frekuensi untuk orang dewasa yang normal, yang mengeluarkan gas sekitar 14-21 kali sehari

Frekuensi kentut yang sering ini bisa diakibatkan karena bayi cenderung lebih banyak menelan udara.

Hal ini dinyatakan Samira Armin, M.D., seorang dokter anak di Texas Children’s Pediatrics di Houston, dilansir dari Parents.

“Sistem pencernaan bayi baru lahir belum sempurna sehingga menghasilkan banyak gas, dan ini normal. Bayi juga menghirup banyak udara saat menyusu dan menangis, yang menghasilkan lebih banyak gas,” ujarnya.

Penyebab Kentut Bayi Bau

Bayi Makan
Foto: Bayi Makan (Orami Photo Stock)

Kentut pada bayi dapat berubah-ubah intensitas baunya tergantung pada beberapa faktor. Termasuk di antaranya adalah berikut ini:

1. Proses Pencernaan

Melansir dari Medical News Today, saat makanan dicerna, usus menghasilkan berbagai gas seperti nitrogen, karbon dioksida, hidrogen, dan metana, yang umumnya tidak berbau.

Namun, jika tubuh bayi memproduksi lebih banyak hidrogen sulfida (gas yang dikenal dengan bau khas telur busuk) kentut bayi bisa menjadi lebih bau dari biasanya.

2. Faktor Makanan

Jika Moms mengonsumsi makanan tinggi belerang, seperti brokoli, kembang kol, dan daging, zat ini bisa ikut masuk ke dalam ASI dan dicerna oleh bayi, seperti dilansir dari The Conversation.

Proses pemecahan makanan ini di usus bayi dapat meningkatkan produksi gas berbau.

Lebih lanjut, Medical News Today menjelaskan bahwa, beberapa bayi memiliki sensitivitas atau intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti laktosa atau gluten.

Jika bayi mengalami intoleransi, pencernaannya bisa terganggu, menyebabkan produksi gas yang lebih bau

3. Alergi Protein Susu

Umumnya, kentut pada bayi yang mengonsumsi susu formula beraroma lebih menyengat dibandingkan bayi yang diberi ASI.

Selain itu, kentut bayi bau juga bisa diakibatkan oleh kondisi alergi terhadap susu sapi.

Dilansir laman What to Expect, hanya ada 3% bayi yang benar-benar memiliki alergi terhadap protein susu sapi. Sedangkan sisanya hanya mengalami intoleransi.

Namun, bayi yang diberikan susu formula bisa memiliki reaksi tertentu terhadap protein susu sapi, termasuk kasein dan whey.

Dua jenis protein susu sapi tersebut banyak ditemukan di sebagian besar susu formula yang ada di pasaran.

Sistem kekebalan tubuh bayi dapat bereaksi negatif terhadap protein susu sapi hingga menyebabkan radang usus bayi.

Selain kentut bayi bau, ciri bayi mengalami radang usus adalah adanya bekas darah atau lendir berserat di popok bayi, sesak napas, diare, ruam, dan refluks asam.

Sebaliknya, bayi yang mendapat ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami alergi susu sapi.

Namun, tetap ada kemungkinan alergi muncul akibat produk olahan susu yang dikonsumsi sang ibu.

Jika Si Kecil menunjukkan tanda adanya intoleransi bahkan hingga alergi protein susu, mungkin Moms dapat mempertimbangkan mengganti merk atau jenis susu dengan susu khusus alergi.

Tentunya, setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak.

4. Sembelit atau Konstipasi

Sembelit atau konstipasi dapat menjadi salah satu penyebab kentut bayi bau.

Kondisi sembelit pada bayi mungkin masih wajar, jika hanya berlangsung beberapa hari.

Ketika Si Kecil terlihat jarang buang air besar namun feses masih tetap lembut dan tidak nampak kering, Moms tidak perlu khawatir.

Hal ini karena feses yang kering merupakan salah satu indikasi bayi yang terkena sembelit.

Meski begitu, feses bayi normalnya memiliki tekstur yang lembut atau terkadang sedikit padat.

5. Aktivitas Bakteri

Melansir dari laman Raising Children, mikrobioma usus bayi berperan besar dalam proses pencernaan.

Bakteri tertentu dalam usus dapat menghasilkan lebih banyak gas berbau saat memecah makanan tertentu, yang membuat kentut bayi lebih menyengat.

6. Indikasi Penyakit atau Infeksi

Jika kentut bayi tiba-tiba menjadi sangat bau dan disertai gejala seperti diare atau perut kembung pada bayi, bisa jadi ada infeksi atau masalah pencernaan lainnya.

Infeksi gastrointestinal dapat mengubah cara makanan dicerna, menyebabkan gas yang lebih berbau akibat bakteri berbahaya di dalam usus.

Cara Mengatasi Kentut Bayi Bau

Sumber Probiotik (Orami Photo Stock)
Foto: Sumber Probiotik (Orami Photo Stock)

Meskipun kentut bayi bau dapat menandakan adanya masalah, namun tak selalu begitu dan tak semua perlu mendapat penanganan.

Namun, Moms tetap bisa melakukan kiat-kiat berikut untuk mengatasi kentut bayi bau atau mengurangi frekuensi kentut yang berlebihan.

1. Teknik Bersendawa

Moms, seringlah membantu bayi bersendawa selama dan setelah menyusui untuk mengurangi udara yang tertelan.

Melansir dari Cleveland Clinic, hal ini dapat mencegah penumpukan gas yang akhirnya menyebabkan kentut berbau.

Dengan bersendawa, gas dapat keluar lebih awal sebelum mencapai usus.

2. Posisi Makan

Pastikan posisi menyusui bayi sudah tepat.

Usahakan kepala bayi lebih tinggi dari perutnya saat makan, karena posisi ini dapat membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan dan mencegah gas berlebih di perutnya.

3. Penyesuaian Pola Makan

Jika Moms menyusui, perhatikan makanan yang dikonsumsi.

Beberapa makanan seperti brokoli atau produk susu dapat menyebabkan produksi gas berlebih pada bayi.

Mengurangi konsumsi makanan tertentu bisa membantu mengatasi bau kentut bayi.

4. Konsumsi Probiotik Bayi

Mengonsumsi probiotik khusus bayi bisa membantu menyeimbangkan bakteri usus, meningkatkan pencernaan, serta mengurangi jumlah gas dan baunya.

Kapan Moms Harus Waspada?

Kentut bayi bau merupakan kondisi yang sangat normal pada bayi. Meski begitu, perhatikan apakah kentut bayi bau disertai beberapa gejala serius lainnya.

Berikut ini gejala yang perlu diwaspadai jika kentu bayi bau menyengat dan terus-terusan seperti melansir Healthline:

  • Demam tinggi
  • Rewel hingga lebih dari 3 jam
  • Tidak buang air besar
  • Feses bercampur darah
  • Terlihat kesakitan saat BAB atau buang angin
  • Munculnya lendir pada feses
  • Perubahan pada tinja bayi, seperti feses berwarna kehijauan maupun pucat keputihan.
  • Sering muntah, meludah berlebihan, atau menolak menyusu, ini bisa menandakan refluks atau masalah pencernaan yang lebih serius.

Jika menemukan lebih dari satu gejala terjadi pada Si Kecil selain kentut bau, pilihan membawa bayi ke dokter anak merupakan langkah yang paling tepat.

Demikian penjelasan medis seputar penyebab kentut bayi bau dan gejala lain yang harus Moms waspadai.

Pada dasarnya, kentut bayi bau merupakan hal yang wajar, selama tidak diikuti dengan kondisi medis lainnya. Semoga informasi ini membantu, ya!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324725
  • https://www.healthline.com/health/baby/baby-farts
  • https://www.parents.com/baby/care/gas/signs-newborn-has-gas/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/321111
  • https://theconversation.com/curious-kids-why-do-some-farts-smell-and-some-dont-and-why-do-some-farts-feel-hot-215064
  • https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-your-baby/milk-allergy-in-infants.aspx
  • https://www.healthline.com/health/baby/baby-farts#causes
  • https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/wind
  • https://health.clevelandclinic.org/how-to-relieve-baby-gas
  • https://www.healthline.com/health/baby/newborn-not-pooping-but-passing-gas

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.