4 Kesalahan Orang Tua saat Mengajarkan Uang pada Anak
Sebagai salah satu keterampilan hidup penting yang tak diajarkan secara formal di sekolah, mengajarkan uang pada anak menjadi tidak kalah penting dengan menanamkan disiplin atau mengajarkan tata krama.
Namun, terlepas dari perbedaan gaya manajemen keuangan dan kebiasaan berkomunikasi setiap keluarga, para pakar melihat ada berbagai kesalahan yang sering dilakukan orang tua saat mengajarkan uang pada anak.
Kesalahan Mengajarkan Uang pada Anak
Nah, inilah berbagai kesalahan dalam mengajarkan uang yang perlu dihindari serta cara sebaiknya dilakukan.
1. Menunda Sampai Anak Besar
Foto: freepik.com
Dalam sebuah wawancara dengan cnbc.com, pengusaha sukses Warren Buffett mengungkap salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan orang tua adalah menunggu sampai anak besar atau menginjak usia remaja sebelum mulai mengajarkan tentang uang.
Padahal menurut penelitian berjudul Habit Formation and Learning in Young Children, di usia 3 tahun anak sudah mulai memahami konsep uang dan kemampuan dasar mengelola uang sudah mulai terbentuk di usia 7 tahun.
Tentu saja, mengajarkan uang pada anak sebaiknya dimulai dengan contoh dan bahasa sederhana yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan usia anak ya, Moms.
Baca Juga: Tips Memberikan Uang Saku kepada Anak, Tidak Sembarangan lho Moms!
2. Selalu Membelikan Apa yang Diinginkan Anak
Foto: freepik.com
Memenuhi kebutuhan anak adalah kewajiban setiap orang tua, tapi bukan berarti semua yang anak inginkan harus selalu diberikan.
Apalagi kalau sampai harus berutang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Selama mampu, memang tidak ada yang salah dengan memberikan apapun yang diinginkan anak.
Namun, tanpa disadari kebiasaan bisa ini membuat anak jadi boros dan tidak menyadari kerja keras dibalik setiap barang yang dibeli dan uang yang dikeluarkan.
Akan lebih bijak kalau orang tua mulai mengajarkan anak untuk membuat skala prioritas kebutuhan, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, dan mendorongnya menyisihkan sebagian uang saku untuk bisa membeli barang yang diinginkannya.
3. Tidak Melibatkan Anak dalam Belanja
Foto: freepik.com
Kebanyakan orang tua merasa tidak perlu melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keuangan rumah tangga, karena anak dianggap belum bisa mengerti dan tidak bisa ikut berkontribusi.
Padahal, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keuangan rumah tangga sederhana sangat penting untuk membentuk kebiasaan keuangan anak.
Misalnya saja, dengan mengajak Si Kecil membandingkan produk untuk mencari kualitas terbaik dengan harga lebih hemat saat belanja bulanan, atau mencari fasilitas hotel terbaik dari harga yang sama untuk liburan keluarga.
Baca Juga: Simak Moms! Ini Usia Anak Belajar Keuangan yang Paling Tepat
4. Tidak Memberikan Pemahaman Soal Transaksi Non-Tunai
Foto: freepik.com
Di era cashless saat ini, anak semakin jarang melihat orang tua membeli barang atau jasa dengan menggunakan uang tunai.
Jika tak dijelaskan, Si Kecil bisa saja berpikiran kalau uang tak akan pernah habis dan selalu ada di kartu atau aplikasi smartphone.
Jadi, sesekali usahakan Moms tetap membayar denan uang tunai saat sedang bersama anak, supaya ia tahu kalau uang akan berkurang dan habis setiap kali melakukan pembelian atau pembayaran.
Jelaskan pula kalau uang di tabungan akan berkurang setiap kali Moms dan Dads melakukan transasksi dengan kartu debit ataupun aplikasi smartphone.
Baca Juga: Agar Tidak Boros, Ajari Nilai Uang Pada Anak dengan 3 Cara Ini
Mengajarkan uang pada anak memang tidak mudah, tapi perlu dimulai sejak dini supaya Si Kecil bisa lebih bijak dalam mengelola keuangannya di masa depan.
Bagaimana dengan Moms, apa saja yang sudah dilakukan untuk mengajarkan uang pada anak?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.