Kisah Nabi Hud, Mampu Menurunkan Hujan di saat Kekeringan
Nabi Hud AS adalah nabi dan rasul keempat yang patut diimani. Bahkan, kisah Nabi Hud juga diabadikan dalam surat Hud, surat ke-11 dalam Al-Qur'an.
Banyak sekali hikmah, pelajaran, dan teladan yang bisa didapatkan dengan mempelajari kisah-kisah para nabi dan rasul.
Selain itu, memahami kisah nabi Hud juga akan menumbuhkan semangat dalam beribadah kepada Allah SWT.
Yuk, simak perjalanan kisah nabi Hud berikut ini, Moms!
Baca Juga: Kisah Nabi Ayub yang Mengajarkan Tentang Arti Kesabaran
Kisah Nabi Hud Lengkap
Nabi Hud Alaihissalam (AS) merupakan salah satu dari 25 nabi utusan Allah SWT yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri.
Nabi Hud berasal dari bangsa Arab, tepatnya suku ‘Ad.
Sejak kecil, Nabi Hud AS dikenal sebagai sosok yang memiliki perilaku sangat terpuji.
Ia memiliki sifat jujur, amanah, berbudi pekerti luhur, bekerja keras, serta sangat bijaksana dan ramah dalam bergaul dengan kawan-kawan di sekelilingnya.
Kisah Nabi Hud dan kaum 'Ad diriwayatkan dalam Al-Qur'an Surat Hud ayat 50-51, yang berbunyi:
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۖ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ
Wa ilā 'ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, in antum illā muftarụn
Artinya:
“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.’” (QS. Hud ayat 50)
يَٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱلَّذِى فَطَرَنِىٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Yā qaumi lā as`alukum 'alaihi ajrā, in ajriya illā 'alallażī faṭaranī, a fa lā ta'qilụn
Artinya:
“Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (Seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Hud ayat 51)
Semasa hidupnya, Nabi Hud AS menempati sebuah daerah yang disebut dengan Al-Ahqaf, tepatnya di sebelah utara Hadramaut, di antara Yaman dan Oman.
Hadramaut adalah sebuah daerah yang sangat indah karena memiliki tanah yang subur.
Baca Juga: Kisah Nabi Daud, Nabi Sekaligus Raja yang Pemberani dan Cerdik
Banyak hasil pertanian yang tumbuh dengan baik dari tanah subur Hadramaut.
Selain diyakini sebagai tanah kelahiran Nabi Hud AS, Hadramaut juga dipercaya menjadi daerah Nabi Saleh AS dilahirkan.
Hadramaut juga menyimpan keistimewaan lain, yaitu terdapat bangunan suci umat Islam yang disebut dengan Qabr Hud (Makam Hud).
Kisah Nabi Hud AS sangat erat kaitannya dengan kaum ‘Ad, yaitu kaum tertua setelah dibinasakannya kaum yang zalim kepada Nabi Nuh AS.
Kaum ‘Ad yang hidup di zaman Nabi Hud dikenal sebagai kaum yang hidup dengan amat nyaman dan sejahtera.
Kehidupan mereka makmur karena dilimpahi dengan ladang pertanian yang terhampar subur nan hijau, hewan ternak yang sehat dan banyak, serta aliran air yang melimpah dan segar.
Selain itu, perawakan tubuh kaum ‘Ad juga diketahui besar dan kuat sehingga sangat menguntungkan mereka dalam bekerja sehari-harinya.
Namun, kenikmatan dan berbagai berkah yang dilimpahkan kepada kaum ‘Ad tidak serta merta membuat mereka bersyukur dan menyembah Allah Ta’ala.
Kaum ‘Ad tidak mengenal Allah Ta’ala sebagai Tuhan mereka, sama seperti yang dilakukan oleh kaum sebelum mereka (kaum Nabi Nuh).
Mereka menyembah patung buatan mereka sendiri dan diberi nama dengan Shamud dan Alhattar.
Baca Juga: Surah Hud Ayat 114, Menjelaskan Salat 5 Waktu Sebagai Penghapus Dosa
Azab yang Menimpa Kaum Nabi Hud
Buntut dari perilaku kaum ‘Ad yang tamak dan sombong serta menentang Nabi Hud AS, Allah memberikan peringatan berupa kekeringan yang panjang.
Musibah kekeringan yang menimpa kaum ‘Ad ini sempat membuat para penduduk merasa resah dan khawatir.
Mereka takut pertanian mereka gagal panen sehingga menyebabkan kelaparan.
Nah, celah tersebut dimanfaatkan oleh Nabi Hud AS untuk meyakinkan kaum ‘Ad agar meninggalkan berhala dan bertaubat dengan menyembah Allah SWT.
Namun, perkataan Nabi Hud benar-benar tidak dihiraukan sama sekali oleh mereka.
Hal ini tertuang dalam Al-Qur'an surat Al-A’raf ayat 70, yang artinya:
“Mereka berkata, ‘Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!’” (QS. Al-A’raf ayat 70)
Akibat dari keras kepalanya kaum ‘Ad yang terus-menerus menentang Nabi Hud AS, Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan mendatangkan gumpalan awan hitam nan pekat.
Kaum ‘Ad justru berseru gembira karena mengira awan tersebut adalah pertanda datangnya hujan yang akan menyelamatkan ladang dan pertanian mereka dari kekeringan.
Namun, di tengah sorak sorai kaum ‘Ad, Nabi Hud AS memberi peringatan bahwa awan hitam yang datang bukanlah pertanda turun hujan.
Justru, ini pertanda buruk akan datangnya azab dari Allah kepada kaum ‘Ad karena telah menyekutukan Allah Ta’ala.
Baca Juga: Kisah dan Doa Nabi Ayyub Saat Sakit, Coba Dibaca Moms!
Kaum ‘Ad tetap tidak mau mempercayai segala perkataan dan meminta bukti atas peringatan Nabi Hud.
Hingga akhirnya, Allah menjatuhkan azab yang menimpa kaum Nabi Hud dengan mendatangkan angin topan secara dahsyat.
Angin topan tersebut langsung merobohkan dan menyapu rumah, bangunan, berhala, ladang, hewan ternak, dan berbagai harta benda lainnya milik kaum ‘Ad.
Angin topan kencang tersebut akhirnya mampu membinasakan kaum ‘Ad beserta berhala-berhala yang mereka sembah.
Saking dahsyatnya, diriwayatkan bahwa angin yang berlangsung selama 8 hari tujuh 7 tersebut telah menghancurkan segalanya seperti serbuk.
Kisah tentang angin topan yang menimpa kaum ‘Ad diceritakan dalam surat Al-Haqqah ayat 6-8, yang artinya:
“Sedangkan Kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin.
Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus;
maka kamu melihat Kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” (QS. Al-Haqqah ayat 6-8).
Beda dengan kaum 'Ad, Nabi Hud dan para pengikutnya justru diselamatkan oleh Allah Ta'ala.
Nabi Hud dan para pengikutnya tetap berdiam di rumah tanpa merasakan sedikitpun bahaya dari angin topan tersebut.
Setelah kejadian yang menimpa kaum ‘Ad, akhirnya Nabi Hud dan para pengikutnya berpindah ke daerah Hadramaut.
Mereka menetap di sana hingga Nabi Hud AS mengembuskan napas terakhirnya.
Baca Juga: Kisah Nabi Harun, Juru Bicara Nabi Musa yang Setia
Mukjizat yang Dimiliki Nabi Hud
Setelah mengetahui kisah Nabi Hud, Moms mungkin sudah menemukan mukjizat dari nabi yang satu ini.
Berikut beragam mukjizat Nabi Hud yang perlu diketahui:
- Menurunkan hujan di saat kekeringan
Kaum Ad saat itu mengalami masa sulit akibat kekeringan yang berkepanjangan, membuat panen gagal dan ternak mati.
Nabi Hud berdoa kepada Allah SWT, memohon hujan. Atas izin Allah SWT, turunlah hujan lebat yang menyelamatkan kaum Ad dari kehausan dan kelaparan.
- Kekebalan terhadap bencana alam
Nabi Hud diuji dengan datangnya badai dan angin topan yang dahsyat. Namun, beliau beserta para pengikutnya yang beriman dihindarkan dari bencana tersebut.
- Umur yang panjang
Nabi Hud dikaruniai umur panjang, yaitu hingga mencapai 130 tahun.
Hal ini memberinya kesempatan untuk berdakwah dalam waktu yang lama dan menyeru kaum Ad untuk kembali kepada Allah SWT.
Kisah Nabi Hud yang Diabadikan dalam Al-Qur'an
Selain dari surat Hud dan Al-Haqqah, kisah dakwah perjalanan Nabi Hud juga terdapat dalam surat Al-Mu’minun ayat 31 hingga ayat 41.
Berikut ini bacaan arti dari 10 ayat tersebut:
“Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum ‘Ad).” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 31).
“Lalu Kami utus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata),
'Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia'.
Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 32).
“Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia.
“(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 33).
“Dan sungguh, jika kamu menaati manusia yang seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 34).
“Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan dari kuburmu?” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 35).
“Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 36).
“(Kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi).” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 37).
“Dia tidak lain hanyalah seorang laki – laki yang mengada – adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 38).
“Dia (Hud) berdoa, “Ya Tuhanku tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 39).
“Dia (Allah) berfirman, “Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 40).
“Lalu, mereka benar – benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang – orang yang zalim.” (Q.S. Al-Mu’minun ayat 41).
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW, Nabi dan Rasul Terakhir Suri Tauladan Umat Islam
Pelajaran dan Nilai-Nilai dari Kisah Nabi Hud
Kisah Nabi Hud dalam Islam mengandung berbagai pelajaran dan nilai-nilai yang dapat diambil untuk menginspirasi dan mengedukasi umat Muslim.
Berikut adalah beberapa pelajaran dan nilai-nilai utama yang dapat dipetik dari kisah Nabi Hud:
- Tauhid dan Ketaatan kepada Allah
Salah satu pesan utama dari kisah Nabi Hud adalah pentingnya tauhid, keyakinan pada kebesaran Allah SWT dan ketaatan kepada-Nya.
Nabi Hud dengan tegas menyeru kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan memurnikan ibadah hanya kepada Allah SWT.
Ini mengajarkan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran tauhid sebagai landasan utama iman dalam Islam.
- Peringatan terhadap Kesombongan dan Kekufuran
Kisah Nabi Hud juga mengandung peringatan yang kuat terhadap perilaku sombong dan kekufuran.
Kaum 'Ad yang hidup dalam kemewahan dan kesombongan menolak untuk mendengarkan peringatan Nabi Hud dan menyembah Allah dengan ikhlas.
Ini mengingatkan kita akan bahaya kesombongan dan pentingnya rendah hati serta menerima petunjuk Allah dengan tulus hati.
- Keadilan dan Toleransi
Nabi Hud adalah contoh dari seorang nabi yang berjuang untuk keadilan dan toleransi dalam masyarakat.
Meskipun menghadapi penolakan dan perlawanan dari kaumnya, Nabi Hud tetap sabar dan berusaha mengajak mereka kembali kepada jalan yang benar dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang.
Ini mengajarkan pentingnya membangun masyarakat yang adil, serta sikap toleransi dalam berdakwah dan berinteraksi dengan sesama.
- Kesabaran dan Keteguhan dalam Menghadapi Tantangan
Nabi Hud mengajarkan pentingnya kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi tantangan dan penolakan dari masyarakat.
Meskipun dihadapkan dengan sikap keras kepala dan penolakan dari kaum 'Ad, beliau tetap bersabar dan konsisten dalam mendakwahkan ajaran yang benar.
Pelajaran ini mengajarkan umat Islam untuk tetap teguh dalam menjalankan ajaran Islam, meskipun dihadapkan dengan berbagai ujian dan cobaan dalam kehidupan.
Itu dia kisah Nabi Hud yang bisa dijadikan teladan bagi umat Islam.
Yuk, ceritakan pada Si Kecil agar ia belajar mencintai para nabi dan rasul, Moms!
- https://www.al-islam.org/stories-prophets/prophet-hud
- https://www.islamreligion.com/articles/2716/story-of-prophet-hud/
- https://taniatours.com/places-to-visit/shrine-of-the-prophet-hud/
- https://www.islamicity.org/3173/the-story-of-prophet-hud/
- https://theislamicinformation.com/stories/full-story-prophet-hud-life-events/
- https://www.gramedia.com/best-seller/kisah-nabi-hud/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.