07 Agustus 2024

Konferensi Meja Bundar: Latar Belakang, Tujuan, dan Hasilnya

Perundingan diplomatik Indonesia-Belanda

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah konferensi diplomatik yang diadakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949.

Konferensi ini diadakan sebagai upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Konferensi Meja Bundar dihadiri oleh delegasi dari Indonesia dan Belanda, serta mediator dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Konferensi ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia, karena berhasil menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Konferensi ini juga menandai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, yang merupakan tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Ingin mengajarkan pada Si Kecil mengenai Konferensi Meja Bundar? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya Moms!

Baca Juga: Museum Satria Mandala: Sejarah, Koleksi, hingga Harga Tiket

Latar Belakang Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar
Foto: Konferensi Meja Bundar (Smpn12jogja.sch.id)

Konferensi Meja Bundar diadakan pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda.

Konferensi ini dihadiri oleh delegasi dari Indonesia, Belanda, dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) sebagai perwakilan berbagai negara yang dibentuk oleh Belanda di Kepulauan Indonesia.

KMB diadakan sebagai upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Sebelum perundingan tersebut, Indonesia dan Belanda sudah beberapa kali mengupayakan kemerdekaan melalui diplomasi.

Hal ini diwujudkan melalui Perjanjian Linggarjati pada 1946, Perjanjian Renville pada 1948, dan Perjanjian Roem-Royen pada 1949.

Baca Juga: Serba-serbi Lambang Pramuka: Sejarah dan Maknanya!

Latar belakang diadakannya KMB adalah penyelesaian masalah antara Indonesia dan Belanda.

Tentunya tidak terlepas dari peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menekan Belanda untuk memulihkan kembali keadaan di Indonesia dan menyelesaikan konflik secara damai antara kedua belah pihak.

Belanda pernah menjajah wilayah Indonesia selama berpuluh-puluh tahun.

Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda kemudian datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu.

Belanda ingin menguasai wilayah Indonesia sehingga terjadilah rangkaian peperangan dan perundingan.

Pada akhirnya, kesepakatan dicapai melalui perjanjian dalam KMB.

Baca Juga: 10 Negara yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, Sudah Tahu?

Tokoh yang Hadir dalam Konferensi Meja Bundar

Tokoh dalam Konferensi Meja Bundar
Foto: Tokoh dalam Konferensi Meja Bundar (Wikimedia.org)

Berikut beberapa tokoh penting yang hadir dalam Konferensi Meja Bundar (KMB):

  1. Mohammad Hatta sebagai pemimpin delegasi Indonesia.
  2. Mohammad Roem sebagai wakil pimpinan delegasi Indonesia.
  3. Prof. Dr. Soepomo sebagai anggota delegasi Indonesia.
  4. Dr. Johannes Leimena sebagai anggota delegasi Indonesia.
  5. Mr. Ali Sastroamidjojo sebagai anggota delegasi Indonesia.
  6. Mr. Suyono Hadinoto sebagai anggota delegasi Indonesia.
  7. Dr. Sumitro Djojohadikusumo sebagai anggota delegasi Indonesia.
  8. Mr. Abdul Karim Pringgodigdo sebagai anggota delegasi Indonesia.
  9. Kolonel T.B. Simatupang sebagai anggota delegasi Indonesia.
  10. Muwardi sebagai anggota delegasi Indonesia.
  11. Sultan Hamid II dari Pontianak sebagai perwakilan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO).
  12. Johannes Henricus van Maarseven sebagai delegasi Belanda.
  13. Tom Critchley sebagai perwakilan Komisi PBB untuk Indonesia atau United Nations Commission for Indonesia (UNCI).

Kehadiran tokoh-tokoh tersebut sangat penting dalam mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Belanda.

Hal ini terutama mengenai pengakuan kedaulatan Indonesia dan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: 12+ Manfaat Sejarah untuk Kehidupan, Bisa Memberi Inspirasi!

Tujuan Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar
Foto: Konferensi Meja Bundar (Pinterest.com)

Tujuan dari Konferensi Meja Bundar adalah untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda.

Konferensi ini diadakan dengan beberapa tujuan, seperti:

  • Pengakuan Kedaulatan Indonesia

Tujuan utama KMB adalah untuk mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Belanda mengenai pengakuan kedaulatan Indonesia secara resmi.

Setelah bertahun-tahun berjuang melawan kolonialisme Belanda, Indonesia ingin mendapatkan pengakuan internasional sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

  • Penyelesaian Konflik secara Damai

KMB diharapkan dapat menjadi forum untuk menyelesaikan konflik bersenjata antara Indonesia dan Belanda secara damai.

Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta stabilitas dan keamanan di wilayah Indonesia.

  • Pembentukan Negara Indonesia Serikat (RIS)

Salah satu hasil KMB adalah pembentukan Negara Indonesia Serikat (RIS).

Pembentukan RIS ini merupakan upaya untuk mengakomodasi berbagai kepentingan, baik dari pihak Indonesia maupun Belanda, dalam rangka mencapai penyelesaian konflik.

  • Penentuan Status Irian Barat

Masalah Irian Barat menjadi salah satu isu penting dalam KMB.

Kedua belah pihak berusaha untuk mencapai kesepakatan mengenai status wilayah ini, namun pada akhirnya masalah ini ditunda penyelesaiannya.

Proses Konferensi Meja Bundar

Setelah Soekarno dan Hattta menggaungkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ketegangan politik dan militer tak lantas meredam.

Situasi masih terus berkecamuk hingga hampir setengah dekade.

Gerah dengan kondisi yang tak kondusif, perwakilan Indonesia dan Belanda berkumpul di suatu ruangan dengan ditemani perwakilan dari Perwakilan Bangsa-Bangsa (PBB).

Proses perundingan dilakukan dengan mengelilingi sebuah meja besar berbentuk oval di Room of Knights, Ridderzal, Den Haag.

Berangkat dari sini lah, momen penting ini dinamakan Konferensi Meja Bundar.

Delegasi Indonesia diketuai oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta dan mantan Menteri Dalam Negeri Mohamad Roem.

Sementara itu, pemerintahan Belanda diwakili oleh menteri Johannes van Maarseveen, Dirk Stikker selaku Menteri Luar Negeri, dan diplomat Herman van Roijen.

Tak hanya menyita perhatian masyarakat dari negara yang terlihat, jutaan mata internasional pun tak lepas dari perhatiannya terhadap perundingan ini.

Baca Juga: Perjanjian Linggarjati: Isi dan Dampaknya Bagi Indonesia

Di tengah upaya Indonesia yang menyuarakan kedaulatannya, Perdana Menteri Willem Dress terus menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia masih ditentang di lingkungan Belanda.

Delegasi Belanda menuntut agar seluruh utang Hindia Belanda yang mencapai lebih dari lima miliar gulden, harus dialihkan ke Indonesia.

Sementara dari pihak Indonesia sendiri, pernyataan tersebut tentu dirasa tidak adil.

Hal ini mengingat justru Indonesia telah kehilangan banyak nyawa akibat kejahatan perang yang Belanda lakukan.

Oleh karena itulah, Indonesia mendesak agar dilakukannya pemulihan ketertiban dan perdamaian untuk kepentingan Indonesia.

Tahapan persidangan berjalan cukup alot dengan pertahanan masing-masing dari kedua belah pihak.

Pada akhirnya, tercapai sebuah kesepakatan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia.

Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan piagam persetujuan tentang konstitusi RI di Kota Scheveningen, Belanda, pada 29 Oktober 1949.

Upacara penutupan KMB pun dilangsungkan pada tanggal 2 November 1949 di Riderzaal, Den Haag.

Sebagai hasil konferensi, penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 1949 di Istana Dam, Amsterdam.

Konferensi Meja Bundar memiliki dampak yang signifikan bagi Indonesia, termasuk menanggung beban utang luar negeri dan dalam negeri akibat ketentuan hasil konferensi tersebut.

Baca Juga: Pengertian Sejarah, Unsur, dan Manfaat Mempelajarinya

Hasil Kesepakatan Konferensi Meja Bundar

Situasi Konferensi Meja Bundar
Foto: Situasi Konferensi Meja Bundar (Wikipedia.org)

Berikut beberapa poin penting kesepakatan Konferensi Meja Bundar:

  1. Belanda mengakui Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merdeka dan berdaulat.
  2. Penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 di Istana Dam, Amsterdam.
  3. Pembentukan Uni Belanda - RIS secara simbolis yang dipimpin oleh Ratu Belanda.
  4. Penyelesaian status Irian Barat ditangguhkan sampai satu tahun berikutnya.
  5. Belanda harus membayar seluruh utangnya kepada RIS.
  6. Kedaulatan Indonesia tidak dapat dicabut kembali dan bersifat tanpa syarat.
  7. Indonesia menanggung beban utang luar negeri dan dalam negeri akibat ketentuan hasil konferensi tersebut.

Konferensi Meja Bundar memiliki arti penting karena berhasil menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Baca Juga: 10 Contoh Novel Sejarah Indonesia, Penuh Ketegangan!

Dampak Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar (KMB) memiliki dampak yang signifikan bagi Indonesia, baik dampak positif maupun negatif.

Berikut adalah beberapa dampak Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:

Dampak Positif:

  • Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
  • Berhentinya konflik militer antara Indonesia dan Belanda.
  • Indonesia dapat memulai pembangunan besar-besaran.
  • Kapal perang Belanda ditarik dari Indonesia namun tetap diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).
  • Indonesia berhasil menyelesaikan perselisihan dengan Belanda melalui jalur diplomasi.
  • Konferensi Meja Bundar menunjukkan kemampuan diplomasi Indonesia dalam mencapai penyelesaian damai dan menghindari konflik bersenjata yang mungkin terus berlanjut dan merugikan kedua belah pihak.

Dampak Negatif:

  • Indonesia berbentuk serikat yakni Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal ini menyebabkan cita-cita negara demokrasi tidak terlaksana.
  • Indonesia menanggung utang Belanda.
  • Indonesia harus membentuk Uni Indonesia-Belanda.
  • Penyelesaian status Irian Barat ditangguhkan sampai satu tahun berikutnya.

Dampak KMB bagi Indonesia sangat signifikan, karena berhasil menyelesaikan perselisihan dengan Belanda dan menandai akhir dari masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Meskipun ada dampak negatif, namun Indonesia berhasil memanfaatkan hasil dari KMB untuk memulai pembangunan besar-besaran dan memperkuat kedaulatan negara.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Monas, Destinasi Wisata Ikonik di Jakarta

Demikian informasi tentang Konferensi Meja Bundar. Semoga dapat manambah wawasan, ya!

  • https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/660/pengakuan-kedaulatan-republik-indonesia
  • https://sma13smg.sch.id/materi/sejarah-konferensi-meja-bundar/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.