14 Agustus 2024

75 Kosa Kata Bahasa Jawa Krama Sehari-hari dan Artinya

Cari tahu artinya di sini, yuk!

Bahasa Jawa krama, juga dikenal sebagai bahasa Jawa halus adalah salah satu ragam bahasa Jawa yang memiliki tingkat kesopanan dan formalitas yang tinggi.

Bahasa ini digunakan dalam konteks resmi, upacara adat, dan komunikasi formal di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Bahasa Jawa krama memiliki perbedaan signifikan dalam tata bahasa, kosakata, dan struktur kalimatnya jika dibandingkan dengan ragam bahasa Jawa lainnya.

Dalam artikel ini, Moms akan menjelajahi lebih dalam tentang bahasa Jawa krama dengan melihat beberapa contoh kata-kata dan artinya.

Baca Juga: 5 Permainan Tradisional Jawa Tengah dan Cara Memainkannya

Tingkatan Bahasa Jawa

Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan yang mencerminkan kesopanan dan hubungan sosial antara penutur dan lawan bicara.

Tiga tingkatan utama dalam bahasa Jawa adalah Ngoko, Krama, dan Krama Inggil, masing-masing dengan fungsi dan konteks penggunaan yang berbeda.

1. Bahasa Ngoko

Bahasa Ngoko adalah tingkatan yang paling rendah dan digunakan dalam situasi informal. Tingkatan ini mencerminkan kedekatan dan keakraban antara penutur dan lawan bicara.

Ngoko sering digunakan di antara teman dekat atau dalam situasi di mana tidak ada jarak sosial yang signifikan. Contoh kosakata dalam Ngoko termasuk:

  • Cangkem (mulut)
  • Mangan (makan)
  • Turu (tidur)

2. Bahasa Krama

Bahasa Krama adalah tingkatan yang lebih sopan dibandingkan Ngoko. Digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki status sosial lebih tinggi.

Krama menciptakan jarak yang menghormati antara penutur dan lawan bicara. Krama dibagi menjadi dua subkategori:

  • Krama Lugu: Digunakan dalam situasi formal tetapi masih dalam konteks yang tidak terlalu kaku. Contoh: "Sampeyan sampun mendhet sekul?" (Apakah Anda sudah mengambil beras?).
  • Krama Alus: Merupakan bentuk yang lebih halus dan sopan, sering digunakan dalam situasi resmi atau ketika berbicara dengan orang yang sangat dihormati.

3. Bahasa Krama Inggil

Krama Inggil adalah tingkatan tertinggi dalam bahasa Jawa, yang menunjukkan tingkat kesopanan yang paling tinggi.

Ini digunakan dalam konteks yang sangat formal dan menghormati, seperti saat berbicara dengan orang tua, pejabat, atau dalam acara resmi.

Contoh kosakata dalam Krama Inggil termasuk:

  • Kula (saya) untuk menggantikan "aku" dalam Ngoko.
  • Panjenengan (Anda) untuk menggantikan "kowe" dalam Ngoko.

Penggunaan tingkatan bahasa ini sangat penting dalam budaya Jawa, karena mencerminkan tata krama dan penghormatan dalam interaksi sosial.

Memahami dan menggunakan tingkatan yang tepat membantu menjaga hubungan baik dan menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi.

Penggunaan Bahasa Jawa Krama

Ilustrasi Penggunaan Pakaian Adat Jawa Tengah
Foto: Ilustrasi Penggunaan Pakaian Adat Jawa Tengah (Orami Photo Stock)

Penggunaan bahasa Jawa krama sangat bergantung pada konteks dan situasi komunikasi.

Bahasa ini digunakan dalam situasi yang lebih formal dan resmi, terutama dalam budaya Jawa yang menghargai norma sopan santun dan etika.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan Bahasa Jawa Krama:

1. Upacara Adat dan Ritual

Bahasa Jawa krama sering digunakan dalam upacara adat, ritual keagamaan, dan perayaan tradisional seperti pernikahan, khitanan, upacara kematian, dan lain sebagainya.

2. Komunikasi Resmi

Dalam konteks pemerintahan, bahasa Jawa krama digunakan dalam komunikasi resmi, termasuk dalam surat-menyurat, pidato resmi, dan pertemuan formal.

3. Pertemuan dengan Orang yang Lebih Tua

Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, penggunaan bahasa Jawa krama menunjukkan rasa hormat dan kesopanan.

Ini juga berlaku ketika berbicara dengan orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi.

4. Pertemuan dengan Tamu Penting

Saat menerima tamu penting atau tokoh masyarakat, bahasa Jawa krama digunakan untuk menyapa dan berkomunikasi dengan penuh sopan santun.

5. Sastra dan Seni Tradisional

Dalam sastra, seni pertunjukan tradisional, dan karya-karya budaya Jawa lainnya, bahasa Jawa krama digunakan untuk menciptakan atmosfer formal dan khas.

6. Pembacaan dan Pengajaran Sastra Klasik

Bahasa Jawa krama sering digunakan dalam pembacaan dan pengajaran sastra klasik Jawa, seperti kakawin dan kidung, yang memiliki kosakata dan struktur bahasa yang khas.

Baca Juga: 15 Jenis Tarian Tradisional Jawa Tengah untuk Edukasi Anak

7. Situasi Resmi Lainnya

Bahasa Jawa Krama juga digunakan dalam situasi resmi lainnya, seperti peresmian, peluncuran produk, atau pertemuan bisnis formal.


Contoh Kosa Kata Bahasa Jawa Krama

Ilustrasi Menulis
Foto: Ilustrasi Menulis (Pexels.com)

Berikut ini terdapat beberapa kosa kata bahasa Jawa krama sehari-hari yang bisa Moms ketahui beserta artinya.

  1. Panjenengan = Kamu
  2. Kula/dalem = Saya
  3. Setunggal = Satu
  4. Kalih = Dua
  5. Tiga = Tiga
  6. Sekawan = Empat
  7. Gangsal = Lima
  8. Enam = Enam
  9. Pitu = Tujuh
  10. Wolu = Delapan
  11. Sanga = Sembilan
  12. Sedasa = Sepuluh
  13. Mboten = Tidak
  14. Ya = Ya
  15. Menopo = Apa
  16. Pripun = Bagaimana
  17. Sinten = Siapa
  18. Wonten Pudhi = Dimana
  19. Menapa = Kapan
  20. Gerah = Sakit
  21. Kira-Kira = Kira-Kira
  22. Nama = Nama
  23. Matur nuwun = Terima kasih
  24. Semua = Semua
  25. Estri = Perempuan
  26. Sae = Baik
  27. Suami/istri = Suami/istri
  28. Ngapunten = Maaf
  29. Sonten = Sore
  30. Menapa = Kapan
  31. Kala wingi = Kemarin
  32. Piyambakipun = Dia
  33. Inggih = Iya
  34. Kama = (Kamar) Mburi
  35. Enjang = Pagi
  36. Kamar Kecil = (Kamar) Wingking
  37. Mbenjang = Besok
  38. Sami-sami = Sama-sama
  39. Saking = Dari
  40. Meniku = Itu
  41. Ngrasa = Mengetahui
  42. Nutupi = Menutup
  43. Mangan = Makan
  44. Nganti = Menunggu
  45. Mbenjang = Besok
  46. Meniku = Itu
  47. Jaler = Laki-Laki
  48. Estri = Perempuan
  49. Kito = Kami
  50. Sonten = Sore
  51. Nginggil = Atas
  52. Ngandhap = Bawah
  53. Nganjeng = Depan
  54. Mburi = Belakang
  55. Tengen = Kanan
  56. Kiwo = Kiri
  57. Tebih = Jauh
  58. Cerak = Dekat
  59. Mustaka = Kepala
  60. Soca = Mata
  61. Talingan = Telinga
  62. Grana = Hidung
  63. Lathi = Mulut
  64. Lidhah = Lidah
  65. Asta = Tangan
  66. Tumbas = Membeli
  67. Miereng = Mendengar
  68. Nadamel = Membuat
  69. Lenggah = Duduk
  70. Mrisani = Melihat
  71. Jumeneng = Berdiri
  72. Mastani = Menyebut
  73. Klawu = Abu-Abu
  74. Ijem = Hijau
  75. Petak = Putih

Baca Juga: 14 Tradisi Jawa Tengah yang Masih Dilakukan hingga Kini

Perbedaan Bahasa Jawa Krama dan Bahasa Jawa Umum

Surjan Jawa (Orami Photo Stock)
Foto: Surjan Jawa (Orami Photo Stock)

Perbedaan antara bahasa Jawa krama (Krama Inggil) dan bahasa Jawa umum (Bahasa Jawa Ngoko) terutama terletak pada tingkat formalitas, kosakata, serta tata bahasa yang digunakan.

Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Tingkat Formalitas

Bahasa Jawa Krama adalah versi yang lebih formal dan dianggap sebagai bahasa resmi dalam konteks adat, sastra, dan komunikasi formal di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Ini digunakan dalam interaksi dengan orang yang lebih tua, memiliki status sosial yang lebih tinggi, atau dalam situasi resmi seperti upacara adat.

Bahasa Jawa umum digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan lebih santai.

Ini adalah bentuk yang lebih umum digunakan dalam percakapan informal antara teman sebaya atau dalam situasi sehari-hari.

2. Kata Penghormatan

Bahasa Jawa krama menggunakan kata penghormatan yang lebih banyak dalam percakapannya untuk menyapa dan merespon.

Hal ini tergantung pada tingkatan usia, status sosial, dan hubungan antara pembicara.

Ini mencerminkan nilai-nilai sopan santun yang tinggi dalam budaya Jawa.

Bahasa Jawa umum memiliki penggunaan kata penghormatan yang lebih sederhana dan kurang rumit dibandingkan dengan Bahasa Jawa Krama.

3. Kosakata dan Istilah

Bahasa Jawa krama memiliki kosakata yang lebih kaya dan istilah yang berbeda dalam beberapa konteks, terutama dalam bidang sastra, agama, dan adat istiadat.

Ini mencerminkan peran bahasa Jawa krama dalam melestarikan budaya dan tradisi Jawa.

Bahasa Jawa Umum sering menggunakan kata-kata yang lebih sederhana dan umum digunakan dalam situasi sehari-hari.

4. Tata Bahasa

Tata bahasa dan struktur kalimat bahasa Jawa krama bisa lebih rumit dan formal dibandingkan dengan bahasa Jawa umum.

Bahasa Jawa umum memiliki tata bahasa yang lebih sederhana dan terkadang lebih fleksibel dalam penggunaannya.

5. Penyusunan Kalimat

Bahasa Jawa krama sering menggunakan struktur kalimat pasif dan konstruksi yang lebih formal.

Sementara bahasa Jawa umum lebih cenderung menggunakan kalimat aktif dan struktur yang lebih sederhana.

Baca Juga: 12 Ragam Pakaian Adat Yogyakarta yang Anggun Berwibawa

Demikian itulah beberapa contoh kosa kata bahasa Jawa krama sehari-hari serta artinya yang bisa Moms ketahui.

  • https://adjar.grid.id/read/543386898/25-kosakata-bahasa-jawa-krama-alus-sehari-hari-dan-artinya
  • https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/view/4040
  • https://nationalgeographic.grid.id/read/134075659/kenapa-bahasa-jawa-bisa-terbagi-ngoko-krama-madya-dan-krama-inggil?page=all

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.