30 Mei 2024

10 Penyebab Kucing Muntah Busa, Pecinta Kucing Wajib Tahu!

Kucing muntah busa bisa disebabkan oleh penyakit berbahaya

Kucing muntah busa memang bisa terjadi akibat hal yang wajar.

Kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa mereka muntah saat perut kosong.

Namun, jika kucing muntah busa terlalu sering, ini bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan, lho.

Alasan umumnya, yakni peradangan atau iritasi pada sistem pencernaan.

Kucing muntah busa juga bisa disebabkan oleh adanya penyakit sistemik atau kondisi kesehatan lain yang lebih berbahaya.

Cari tahu selengkapnya lewat ulasan di bawah ini, ya, Moms!

Baca juga: 6 Cara Merawat Kucing yang Harus Diketahui Pecinta Binatang

Penyebab Kucing Muntah Busa

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab kucing muntah busa, antara lain:

1. Gangguan Pencernaan

Sama seperti manusia, perut kucing menghasilkan berbagai cairan lambung dan asam klorida untuk mencerna makanan.

Namun, jika kucing tidak makan atau tidak diberi makan tepat waktu, penumpukan asam dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan kucing muntah busa.

Kucing dengan gangguan pencernaan dapat memuntahkan busa berwarna kuning atau putih.

Jika kucing Moms dan Dads memiliki indikasi gangguan tersebut, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter hewan, ya!

Biasanya, dokter hewan akan menyarankan untuk memberi makan dalam porsi kecil dengan frekuensi lebih sering.

Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi penumpukan asam lambung di dalam tubuh anak bulu (anabul) milik Moms dan Dads.

2. Bola Rambut

Kucing Muntah
Foto: Kucing Muntah (Istockphoto)

Kucing akan menelan bulu-bulunya saat menjilati tubuhnya.

Bulu-bulu ini akan menumpuk dan dimuntahkan dalam bentuk bola rambut.

Jika kucing hanya memuntahkan busa putih dan tidak mengandung unsur bulu, ini bisa menjadi pertanda adanya penumpukan hairball.

Untuk mencegah kondisi tersebut, Moms dan Dads bisa memberikan suplemen makanan yang dijual bebas, baik dalam bentuk kunyah atau gel.

Disarankan juga menyikat gigi kucing secara teratur guna membantu menghilangkan bulu yang masih berada di dalam mulut anabul.

3. Radang Perut

Kucing muntah bulu juga bisa menjadi indikasi radang perut.

Ketika gangguan ini terjadi, kucing mungkin akan muntah busa putih yang disertai dengan sedikit darah.

Kucing juga akan menunjukkan penurunan nafsu makan, lesu, atau dehidrasi alias kekurangan cairan.

Dehidrasi pada kucing ditandai dengan kulit menjadi tidak elastis, terlihat terengah-engah, dan penurunan frekuensi buang air kecil.

4. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

Sindrom iritasi usus atau penyakit radang usus juga bisa menjadi salah satu penyebab muntah busa yang paling umum pada kucing.

Kucing yang menderita IBS juga dapat mengalami diare dan/atau dekompensasi kordis.

Kondisi tersebut terjadi ketika jantung anabul mengalami kegagalan untuk memompa darah guna menghantarkan nutrisi dan oksigen ke sel maupun jaringan dalam tubuhnya.

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Ciri, Harga, dan Cara Merawat Kucing Persia

5. Pankreatitis

Kucing Muntah Busa
Foto: Kucing Muntah Busa (Istockphoto)

Kucing dapat menderita pankreatitis, seperti halnya anjing dan manusia. Kondisi ini dapat terjadi secara akut atau kronis.

Pankreatitis juga bisa terjadi secara bersamaan dengan penyakit lain, seperti gangguan pencernaan, penyakit hati, dan/atau diabetes.

Selain muntah busa, tanda-tanda kucing yang menderita pankreatitis, yakni lesu, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, dan penurunan berat badan.

Selain itu, mereka juga mengalami penurunan suhu tubuh, penyakit kuning, demam, dan sakit perut.

Jika pankreatitis adalah penyebab kucing muntah bulu, ini dapat diatasi dengan terapi cairan dan penggunaan obat-obatan.

Tentu saja, terapi tersebut hanya bisa dilakukan apabila Moms dan Dads membawa anabul ke dokter hewan atau vet.


6. Insufisiensi Hati

Kucing yang menderita penyakit hati dapat menunjukkan berbagai gejala yang tidak spesifik.

Beberapa gejala tersebut, termasuk muntah, kurang nafsu makan, penurunan berat badan, serta menguningnya kulit dan sklera (bagian putih mata).

Penyakit hati pada kucing tidak dapat disembuhkan.

Langkah perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mengelola gejala yang muncul.

Dengan demikian, kualitas hidup anabul bisa dipertahankan agar tetap optimal.

7. Diabetes

Gejala utama diabetes kucing sama seperti pada anjing dan manusia.

Gejala tersebut, misalnya peningkatan frekuensi minum dan buang air kecil, penurunan berat badan, dan dehidrasi.

Jika kucing tiba-tiba menunjukkan peningkatan minum dan buang air kecil, segera periksakan mereka ke dokter hewan, ya, Moms.

Langkah perawatan akan tergantung pada tingkat keparahan diabetes pada anabul.

Terapi yang mungkin dilakukan, yaitu memberikan insulin atau perubahan pola makan.

Baca juga: 8 Fakta Kucing Oren yang Terkenal Galak seperti Preman

8. Insufisiensi Ginjal

Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah kondisi yang sangat umum pada kucing berusia tua.

Gejalanya termasuk peningkatan minum, perubahan frekuensi buang air kecil, dan kehilangan nafsu makan.

Kucing juga akan mengalami dehidrasi, penurunan suasana hati, bulu yang terlihat kusam, dan badan lemas.

Mirip dengan penyakit hati, kondisi ini tidak dapat disembuhkan. Namun, gejalanya dapat dikelola guna mempertahankan kualitas hidup anabul.

Jika kucing menunjukkan tanda-tanda berupa perubahan frekuensi buang air kecil, segera bawa anabul berobat ke vet, ya, Moms!

9. Hipertiroidisme

Tiroid yang terlalu aktif adalah penyakit yang umum terjadi pada kucing berusia tua.

Gejalanya, yakni muntah dan penurunan berat badan meski mengalami peningkatan nafsu makan dan minum.

Ada pun tanda lainnya, yakni diare, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan banyak mengeong atau meracau.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk membantu mengelola kondisi tersebut, yakni prosedur pemeriksaan darah guna memastikan kondisi kelenjar.

Jika kucing memang mengalami hipertiroid, langkah pengobatan yang dilakukan tergantung dari intensitas keparahan penyakit dan berat badan anabul.

10. Parasit

Kucing Muntah
Foto: Kucing Muntah (Istockphoto)

Terkadang, kucing muntah busa yang terjadi bersamaan dengan diare adalah indikasi adanya infeksi parasit.

Langkah mengatasinya dilakukan dengan cara memeriksa sampel tinja dan meresepkan obat cacing untuk anabul.

Tindakan tersebut hanya bisa dilakukan apabila Moms membawa kucing kesayangan ke dokter hewan atau vet.

Baca Juga: Tak Perlu Panik, Simak Ciri-ciri Kucing Hamil dan Cara Persiapan Kelahiran Bayi Kucing

Demikian penjelasan mengenai berbagai penyebab kucing muntah busa dan langkah pengobatannya.

Jika anabul Moms dan Dads mengalaminya, jangan tunda untuk segera memeriksakannya ke dokter hewan atau vet, ya!

Langkah perawatan yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan serta mencegah perburukan gejala yang mungkin saja terjadi pada anabul.

Semoga kucing kesayangan bisa segera pulih, ya, Moms!

  • https://www.thesprucepets.com/what-to-do-if-your-cat-is-vomiting-white-foam-4768695
  • https://www.thedodo.com/dodowell/cat-throwing-up-white-foam
  • https://resources.bestfriends.org/article/cat-vomiting-types-causes-and-treatments

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.